kenyataan 2

8.4K 305 2
                                    

Setelah beberapa hari kemudian Refanya menghubungiku dia ingin pergi bersamaku ke Jepang. Kabar itu sangat mengembirakan bagi ku akhirnya dia meninggalkan pria itu. Sekarang aku sedang memperhatikannya mengemas barang yang akan di bawanya.

"Kau sudah siap?" Ucapku bersandar di ambang pintu kamarnya sambil melipat tangan di dada.

"Yes, i ready" ucapnya semangat. Ini lah yang aku ingin lihat dari Refanya.

"Kau tak pernah berubah masih seperti anak kecil yang di ajak liburan oleh ayahnya" ucapku mengejeknya.

"Kau tau lah ayah ku tidak pernah mengajakku seperti ini. Sudah lah ayo kita berangkat" ucapnya menarik lengan ku. Ya ampun dia sangat antusias sekali.

"keyna kau siap?" Tanyanya pada keyna yang sedang duduk di sofa.

"Ya, aku sudah siap dari tadi" ucapnya.

"Kau itu tak bangunkan aku tadi. Untung saja aku tak ke siangan" omelnya pada Kayna.

"Habisnya siapa suruh tidur seperti orang mati" ucap Kayna.

Saat Fanya membuka pintu rumah. Ku lihat ada pria itu.

"Damian" ucap Fanya. Mau apa dia kesini.

"Kamu kira segampang itu mau pergi. cicin tunangan ini saja masih melingkar di jari manis kamu" ucapnya sambil meraih tangan Fanya. kenapa Fanya tak melepas cicin itu. Apa dia menyukai pria ini.

"Itu masalah gampang tinggal lepas, sudah selesai" Fanya menarik tangannya dan ingin melepas cicin itu tapi belum sempat dia melepasnya pria itu meraih tangannya lagi dan menyeretnya menuju mobil.

"Ahh.. sakit Damian lepas" jerit Fanya. Beraninya dia menyakiti Fanya. Aku berlari menghampirinya.

"HEY! apa yang kau lakukan. Refanya akan pergi bersamaku tidak denganmu" cegahku sambil menarik lengan pria itu.

"apa urusanmu? Dia ini calon istriku. Masuk sekarang" ucap pria itu pada ku lalu beralih pada Fanya. Baru juga calon.

"Memangnya dia mau menjadi istri mu. kalau dia mau dia pasti tak memaksaku untuk membawanya pergi" u

BUKKK!!!

Tiba-tiba pria itu memukul ku hingga tersungkur lalu ia masuk ke mobil dan meninggalkan ku yang sedang di bantu berdiri oleh kayna. Lihat saja nanti Refanya akan ku rebut kembali darimu.

Tak lama kemudian orangtua refanya datang menemuiku dan kayna.

"Nak kami ingin berbicara padamu. Kami harap kalian bisa mengerti" ucap om Rayhan.

"Kalian sudah besar jadi tanten akan memberi tahu kalian yang sebenarnya. Tapi kami lakukan ini demi kebaikanmu nak, Kami sayang pada kalian, kami tak ingin kalian meninggalkan kami, maka dari itu kami bersepakat menitipkan kalian pada adik mama agar kalian mendapat kasih sayang yang tak bisa kami berikan karena kalian masih kecil untuk menanggung semuanya. Mama dan papa menitipkan adik mu yang satu lagi pada nenek"

Aku binggung dengan ucapan yang tante Karina.

"Jadi maksud kalian aku dan Kayna itu anak kalian? Begitu"

"Iya nak. Itu benar. Maaf kan kami" ucap om Rayhan.

"Dan kalian bilang adik ku satu lagi?" Tanyaku binggung dengan semua ini.

"Kalian 3 bersaudara dan Refanya adalah adik mu. Ibu akan jelaskan semuanya agar kalian mengerti" jawab tante Karina yang bagaikan di sambar petir di siang bolong. Kulihat Kayna menangis dan ingin pergi tapi belum sempat ia berdiri kutarik ia ke dalam pelukanku.

"Tenanglah kita dengar sama-sama penjelas mama" ucapku menenangkan Kayna.

"Papa mu berbisnis dengan seseorang yang ternyata istrinya mengalami gangguan jiwa karena anaknya meninggal saat usia 1 tahun dan kami tak mengetahui itu. Kami ingin membatalkan kerjasama ini tapi papa mu terikat oleh perjanjian yang mereka buat dan setengah perusahaan papamu juga di pegang oleh orang itu akhirnya dia meminta jaminan dengan atas nama perusahaan harus memberikan anak kami padanya. Kau tau mama tak akan melakukan itu lalu papa mu memutuskan untuk merelakan perusahaannya di ambil alih tapi orang itu tak menyerah sedikitpun hingga ia meninggal karena kecelakaan mobil 5 tahun lalu bersama istrinya saat mengejar kami. Dari situ papa ingin membangun bisnis baru jadi papa dan mama harus berpindah-pindah kesana kemari jadi mama tak mungkin mengorbankan anak-anak mama karena kalian adalah harta yang paling indah" ucap mama meneteskan air mata. Kalian sudah berkorban demi kami.

"Sekarang kami akan menjemput adikmu di rumah Damian. Kalian tunggu di sini" ucap papa yang langsung pergi setelah menenangkan mama.

~~~~

Aku mendengar suara Fanya di luar dan tak lama kemudian pintu kamar terbuka. Ternyata papa yang menyuruhku keluar bersama Kayna yang sudah lebih tenang.

Aku bersama papa berjalan menuju kamar yang dulunya di tempati oleh Fanya. Sesampai di depan pintu aku mendengar suara yang sangat gembira karena dia mempunyai saudara. Dan menanyai keberadaan saudaranya tersebut. Akhirnya papa membuka pintu.

"Mereka ada di sini" ucap papa di ambang pintu. Langsung saja Fanya menoleh ke arah kami.

"Kalian!!" Ucapnya seperti tak percaya.

"Ma beneran kak Ryan dan Kayna itu saudara kandungku" tanya Fanya pada mama dan mama hanya mengaguk menjawabnya.

Fanya pun menghampiri kami dan kami pun saling berpelukan lalu aku juga mengajak papa dan mama untuk bergabung.

"Akhirnya keluarga kita kembali seperti dulu" ucap papa.

Yah... dulu aku mencintai Fanya sekarang masih sama tapi rasa cinta seorang kakak kepada adiknya.

"Tapi tunggu dulu. Kan aku sama Ryan eh maksudku kak Ryan umurnya sama?" Tanya Fanya pada mama. Kenapa aku tak memikirkan sampai situ yah. Bener kata Fanya.

" mama terpaksa mengubah tahun lahir kamu biar kamu amam tinggal bersama nenekmu. Orang itu hanya ingin anak perempuan dari kami dan kau berbeda 1 tahun dari kakak mu. Jadi kami memalsukan aktamu jadi kau hanya dia anggap setahun lebih muda" jawab mama yang bikin aku ingin tertawa dengan kata terakhirnya.

"Hey! Kalian menertawa kan ku. Gara-gara usiaku di tuakan 1 tahun heh" ucap Fanya sinis ke arahku. Hahahahaha aku tak bisa menahannya lagi.

"Seharusnya kalian kasihan padaku karena di sini aku yang paling sengsara" ucap Fanya lagi sambil cemberut. Tuh kan dia lucu banget.

"Kasihan sekali adik ku ini" ucapku pada Fanya sambil mencubit kedua pipinya dengan gemas dan semua pun tertawa.

Kring...kring...kring...

Bunyi telfon siapa itu? Mengganggu saja.

"Maaf aku harus mengangkat telfonnya" ucap Fanya membelakangi kami.

"Hallo. Ada apa Damian?" Ucap Fanya menjawab telfon tersebut. Hah dari pria itu lagi.

"Mama kenapa di ambil ponselku?" Ucap Fanya saat mama mengambil ponselnya.

"Kan sudah mama bilang kamu tidak boleh berkomunikasi dengan Damian selama seminggu ini" ucap mama mewanti-wanti. Memangnya ada apa ini!!!???

"Kak Fanya lagi di pingit ya ma" ucap Kayna. Yang bikin aku melongo. Di pinggit. Berarti dia akan menikah dengan pria itu. Siapa namanya Dam.. damian yah.

"Iya kakak mu lagi di pingit dan kalian harus mengawasinya" ucap mama.

Berarti Damian itu akan menjadi adik iparku. Aku pun tersenyum simpul. Kesempatan untuk menjailinya. Karena dia sudah mencium adikku sebelum menikah. Baiklah permainan di mulai.

******

Sorry kalau typo di mana-mana

Vote dan commentnya yang banyak ya!!

Love Me BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang