pernikahan

11.3K 319 0
                                    

Author POV

"Jeng mana mempelai wanitanya?" Tanya mbak Dian tukang rias.

"Oh tunggu sebentar. Kayna bangun kan kakak kamu dan suruh dia mandi karna tukang riasnya sudah datang dan akan segera ke kamarnya" ucap mama Karina pada Kayna yang langsung menuju kamar kakak nya.

"Kak Fanya bangun" ucap Kayna sambil mengguncangkan tubuh Fanya. Yang di bangun kan tak bergeming sedikit pun. Kayna akhirnya mengambil segelas air dan mencimpratkan ke wajah Fanya.

"aaaarrrggghhh.... kamu apa-apaan sih Kayna. Ganggu aja" ucap fanya lalu menutup wajahnya dengan bantal.

"Kak Fanya ihh... tukang rias pengantin kakak tu udah dateng dan mama nyuruh kakak untuk cepat mandi" ucap Kayna sambil menarik bantal yang menutup wajah sang kakak.

"Hah astaga!!!" Ucap Fanya dan berlari ke kamar mandi. Kayna hanya tertawa melihat tingkah kakaknya tersebut.

~~~~

"Kayna bisa tolong bikin kan kakak teh ya" ucap fanya sambil di rias.

"Sip" Kayna pun pergi.

Setelah beberapa menit kemudian Kayna datang membawa teh tersebut dan memberikan kepada kakaknya. Fanya pun meminumnya.

"Kakak" panggil Kayna.

Jeprettt....

"Ihh kamu mah kak belum juga selesai di dandan udah foto-foto aja" ucap Fanya.

"Tapi bagus ini kak" ucap Kayna menunjukkan hasil fotonya.

Setelah semua selesai mama Karina masuk dan menyuruh kami untuk segera turun. Fanya pun keluar dengan di dampinggi Kayna dan mama Karina. Fanya pun terkesan karena cepat sekali orang mendekorasi rumahnya karena tadi malam tidak ada tanda-tanda ada nya pernikahan di rumah ini.

Damian POV

Aku cukup terpana melihat ia turun dan duduk di sampingku.

Hee'emm..

Papa Rayhandoko berdehem sambil memandangku seolah-olah mengatakan 'sudah cukup memandangnya seperti itu' aku pun langsung menghadap penghulu yang akan menikahi kami.

Setelah ijab qobul nya berlangsung dengan hikmat. Fanya pun mengambil tangan ku dan menciumnya. Aku juga mencium dahinya.

~~~~~~

Setelah semua berjalan dengan lancar kami pun bersiap untuk acara resepsi di sebuah hotel ternama.

Setelah berjam-jam menyambut tamu yang tak kunjung habis. Aku merasakan wanita yang telah menjadi istriku ini seperti terlihat gelisah.

"Ada apa hemm" ucapku memeluk pundaknya. Dia kelihatan cantik mengunakan gaun yang pernah ia pilih sebelumnya. Aku pun mengingat kejadian di mana aku pertama kali menciumnya. Aku pun lalu melihat bibirnya yang menggoda iman.

"Hak sepatuku terlalu tinggi dan aku mulai tidak nyaman memakainya. Sepertinya kaki ku lecet" ucapnya terlihat meringis.

"Lepas saja kalau begitu" saranku. Yah benarkan dari pada ia terlihat kesakitan seperti itu.

"Eh tapi sepatu ini ada talinya jadi aku tak bisa melepaskannya jika masih memakai gaun ini" ucapnya. Kasihan sekali dia.

"Sini biar aku yang buka" aku pun berlutut dan membuka sepatu yang menjerat kakinya. Aku juga mendengar teriakan dan blitzz camera yang mengabadikan moment ini.

"Sekarang lebih enakan" ucapku sambil berdiri dan melihat wajah istriku yang memerah bagaikan kepiting yang di rebus.

"Ya-aa.. te-terimakasih" ucapnya terbata-bata" aku pun hanya tersenyum melihatnya.

Love Me BackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang