POV Damian
Setelah aku menjelaskan padanya tentang masa laluku tiba-tiba ia keluar dari mobil. Aku pun memanggilnya tetapi ia tak memperdulikan aku, dengan cepat aku mengejarnya.
Aku melihatnya masuk dan mengunci diri di dalam kamar dan membuatku khawatir.
Baru saja aku ingin mengetuk pintunya aku mendengar suaranya.
"Kenapa aku sangat bodoh!! dia mungkin hanya manfaatin aku untuk pelampiasanya selama ini. Dia juga di desak oleh orang tuanya dan dia juga tak pernah mengatakan bahwa dia menyukai dan mencintaiku"
JLEEEPP..
Kata-kata itu cukup menohok dan menusuk hatiku. Aku pikir ia bisa menyimpulkan dari sikap ku padanya ternyata aku tetap harus mengatakannya. Sebaiknya aku akan biarkan ia tenang dulu dan apa saja wanita ular itu katakan padanya.
Aku pun memutuskan untuk tidur di ruang televisi untuk malam ini sembari memikirkan perkataannya tadi. Lalu ponselku berbunyi.
Siapa yang menelfon malam-malam begini. Oh ternyata secretaris ku.
"Hallo"
"Pak Damian, kantor cabang yang ada di Paris mengalami kendala. Jadi bapak harus secepatnya datang untuk menghandle" ucapnya.
"Baiklah kamu atur saja jadwalku"
"Bapak harus berangkat malam ini juga"
"Malam ini!!?"
"Iya pak. Saya sudah menyiapkan semuanya"
"Baiklah"
Aku baru ingat bahwa kamarku ada kunci cadangan. Aku pun masuk dan melihat Fanya sedang tidur dengan mata yang sembab.
"Maafkan aku" ucapku pelan di telinganya dan mengecup keningnya.
"Aku pergi dulu" dan mengusap kepalanya.
Lalu aku pun langsung bergegas keluar dan mengendarai mobilku untuk ke bandara.
POV REFANYA
Aku menggeliatkan badanku dan melihat ke arah jendela yang sudah terang menandakan ini sudah pagi. Aku pun bergegas bangun lalu pergi ke kamar mandi.
Setelah aku merasa segar kembali aku teringat kejadian tadi malam lalu aku menyadari aku mengunci pintu kamar kami.
"Jadi Damian tidur di mana?" Aku pun bergegas keluar tapi tak menemukannya dimana-mana. Pintu kamar juga tak terkunci.
Hingga sore hari aku tak mendapat kabar tentang Damian. Akhirnya aku menelfonnya. Tapi nomornya tidak aktif. Lalu aku memutuskan untuk menelfon ibu.
"Hallo ibu"
"Ya ada apa nak?"
"Apakah damian ada di sana bu?"
"Damian? Ngk ada. Kenapa tidak telfon dia saja"
"Handphone nya ngak aktif bu"
"Nanti ibu hubungi kamu kalau ada kabar darinya"
"Baiklah bu. Aku akan pergi ke kantornya saja"
"Nanti hubungi ibu ya"
"Iya bu"
~~~~~
"Permisi. Apa pak Damian ada di ruangannya" tanyaku pada karyawan yang ada di sana.
"Pak Damian sedang ada di luar negeri bu" jawabnya.
"Di luar negeri??" Kenapa ia tak mengabariku. Ah.. aku akan telfon ibu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Back
RomancePOV Refanya sudah cukup kalian tak menganggapku sekarang kalian ingin menjualku pada om-om gila. POV Damian aku cukup terkejut dan binggung. Apa maksudnya 'om-om' ? hey usiaku baru 25 tahun dan 'membeli'. apa dia merasa di jual?. ini hanya perjodoha...