POV Damian
Aku sedang menatap langit-langit kamar sambil memikirkan seseorang yang mungkin juga memikirkanku. tak terasa cukup lama aku meninggalkannya tanpa memberinya kabar mengenaiku sekarang ini. Bukan tidak ingin tetapi aku terlalu takut untuk kehilangannya.
FLASH BACK
Setelah beberapa minggu aku meninggalkan istriku di Indonesia. Aku pun bergegas untuk segera kembali menemuinya.
Apakah dia merindukanku?
Sedang apa dia sekarang?
Tak sabar lagi untuk bertemu dengannya dan memeluk erat dirinya. Ku percepat kendaraanku untuk sampai kebandara. Tanpa sadar...Brakkkk..!!!
Sebuah mobil menabrak mobilku dari arah samping membuat mobilku terseret jauh hingga aku merasakan kakiku terjepit setelah itu aku tak merasakan apapun lagi.
FLASH BACK OFF
Aku takut dia tak bisa menerima keadaanku pada saat itu. Hingga aku memutuskan untuk tinggal lebih lama sambil menjalankan terapi akibat kecelakaan yang menimpaku. Setelah dokter memfonis sedikit kemungkinan untuk bisa berjalan dengan normal. Tetapi aku tak patah semangat demi Refanya dan dukungan keluargaku. Akhirnya mukjizat dari Tuhan aku bisa kembali normal setelah hampir 3 bulan aku menjalani terapi di sini. Sengaja aku menyuruh semua orang agar tidak memberi tahu keluarga Refanya maupun Refanya apa yang terjadi padaku yang jelas mereka hanya tau aku sedang mengurus pekerjaan disini.
Setelah 2 hari yang lalu dokter menyatakan aku baik-baik saja aku mengistirahatkan diri dan tak melakukan apapun agar mentalku juga siap untuk bertemu Refanya nantinya karena aku sudah menjadwalkan kepulanganku.
Ku ambil ponsel di atas nakas dan menelfon seseorang yang ada di dalam pikiranku tadi.
"Hallo"
aku terdiam sejenak menetralkan denyut jantungku yang merasakan kerinduan yang pelan-pelan terobati hanya dengan suaranya.
"Maaf kan aku karena tak mengabarimu, membuatmu mencemaskanku, maafkan aku karena tak mengerti akan perasaanmu, maafkan aku..." kata-kata ku terhenti mendengar isakan kecil dari ujung sana.
"Telah membuatmu menangis. Aku mencintaimu. Aku menyayangimu" sambungku dan tanpa terasa aku juga meneteskan air mata.
"...."
"Fa..."
"Pranggg!!..." seperti suara kaca yang pecah terdengar.
"Refanya.." tut tut tut..
Panggilan terputus seketika.Apa yang terjadi!!. Aku pun segera menghubungi ibu.
"Hallo bu. Tolong ibu cek keadaan refanya sekarang. Damian takut terjadi apa-apa padanya karena tadi sambungan telfon Ian terputus setelah dengar bunyi pecahan kaca bu" ucapku cepat dan menggebu-gebu.
"Iya iya ibu akan ke rumahnya" ucap ibu dengan nada panik lalu sambungan terputus.
Ya Tuhan jaga istriku. Lindungilah dia.
Aku pun mempercepat kepulanganku dengan penerbangan pertama esok hari nya.
POV REFANYA FLASH BACK
Aku merasakan ada gelagat aneh dari diriku setelah 2 bulan kepergian Damian dan aku baru menyadarinya setelah 2 bulan berlalu aku tak kunjung datang bulan setelah kepergiannya. Aku sempat shock tetapi dengan cepat aku menenangkan diriku dan segera membeli tespeck lalu hasilnya.
POSITIF!!!!
Ya tuhan.. aku mengandung janin di rahimku. Aku sedih dan bahagia bersamaan. Sedihnya karena Damian tak disini dan kalian pasti tau akan senang yang ku rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Back
Lãng mạnPOV Refanya sudah cukup kalian tak menganggapku sekarang kalian ingin menjualku pada om-om gila. POV Damian aku cukup terkejut dan binggung. Apa maksudnya 'om-om' ? hey usiaku baru 25 tahun dan 'membeli'. apa dia merasa di jual?. ini hanya perjodoha...