Warning 15++
POV Refanya
Sesampainya aku di rumah mama. Aku langsung menuju kamar yang dulu aku tempati dan mengurung diriku disana. Aku lelah dengan semuanya.
Tok.. tok... tok...
"Refanya, ayo nak turun. Makan dulu jangan tidur" ucap mama.
"Refanya..." ucapnya lagi.
Aku pun mulai bangkit dari kasur ku. Setelah itu aku menyalakan lampu kamar lalu turun dan melihat semua sudah berkumpul di meja makan. Aku pun berdiri di belakang kursi yang masih kosong dan meneliti apa yang terhidang di atas meja. Tetapi aku tak nafsu untuk makan apa yang tersaji saat ini karena aku hanya menginginkan buah semangka. Astaga apa ini yang dinamakan ngidam.
"Kakak duduk sini" ucap adik ku tercinta. Siapa lagi kalau bukan Keyna tetapi aku tidak menuruti permitaannya malah aku mendekati kakak ku yang bakalan jadi pesuruhku hahaha..
"Kak Ryan aku ingin buah semangka sekarang" ucapku memelas padanya. Dia menautkan alisnya sambil memandangku.
"Aku mohon.." sambil mengelus perut yang tak mencurigakan kalau aku sedang berbadan dua.
"Baiklah" ucapnya tersenyum dan mengacak-acak rambutku sambil berdiri dan hendak pergi.
"Ada apa kak. Kakak mau kemana?" Tanya Keyna.
"Kamu mau kemana nak? Makan dulu baru pergi" ucap mama pada kakak Ryan.
"Aku ada tugas negara ma cuma sebentar kok" ucapnya cekikikan sambil berlalu.
"Hmm.. kamu ini seperti angkatan bersenjata aja" mama hanya mengeleng geleng kepala.
Aku pun menuju ruang TV dan duduk di sofa merah maroon sambil menatap kosong televisi yang menyala itu. Yah.. seperti hidup ku yg semakin hari semakin kosong. Aku pun memejamkan mata, mengenang apa yang aku jalani selama ini...
~~~~~~
Aku melihatnya meringkuk tanpa selimut di ruang televisi. Astaga kenapa dia tiduran disana aku pun mengambil selimut dan memakaikannya lalu ia menahan tangan ku.
"Jangan tinggalkan aku!!" Apa dia mengigau.
"Aku mohon tetaplah di sisiku" ia menarikku lagi hingga sekarang aku berada di dalam pelukannya dan sekarang aku menyadarinya bahwa ia mengigau karena suhu badannya sangat panas. Ini akibat ia tidur di lantai porselen beralaskan karpet tipis.
"Damian" aku menyentuh pipi nya dan berusaha membangunkannya. Tapi ia tak kunjung bangun. Aku pun berusaha melepaskan pelukannya.
"Damian, bangun lah" ia membuka matanya dengan tampang sendu.
"Aku mencintaimu!, aku sayang sama kamu!, aku ngak mungkin ninggalin kamu!, aku...."
"Kamu makin parah mengigaunya"
"Refanya bangun!!!!" Kenapa dia berteriak.
"Refanya!!!!" .....
~~~~
"Refanya!!!!" Selain berteriak orang ini juga mengguncang tubuhku.
Aku terkejut dan terbangun dari tidurku dan ternyata itu semua hanya mimpi. Mimpi indah untuk diakhiri.
"Ini semangka yang kamu pinta" kak Ryan menyodorkan potongan semangka kemulutku.
"Setelah itu pergilah tidur di kamarmu, kakak ngak mau kamu sakit dengan kondisi seperti ini" Iya iya.. dia bukan suami ku tapi dia kakak ku setidaknya berprilaku lembut dengan ku. aku hanya mengangguk patuh dengan senyum jutek. Setelah itu aku berjalan menuju kamarku dimana kasur empuk kesayangan ku telah melambai-lambai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Back
RomancePOV Refanya sudah cukup kalian tak menganggapku sekarang kalian ingin menjualku pada om-om gila. POV Damian aku cukup terkejut dan binggung. Apa maksudnya 'om-om' ? hey usiaku baru 25 tahun dan 'membeli'. apa dia merasa di jual?. ini hanya perjodoha...