"Ryan" ucapku terkejut.
Dia langsung duduk dan menghapus air mataku.
"Kau masih sama seperti dulu Fa" ucapnya. Aku hanya terpaku akibat perlakuannya.
"Sejak kapan kau kembali ke Jakarta? Kenapa tidak mengabariku? jadi aku bisa menjemputmu di bandara! Terus apa kabar orang tua mu? Dan juga Keyna?" Tanyaku beruntun. Kesedihanku sirna seketika saat bertemu dengan nya.
"Wow! Satu-satu oke. Pertama aku baru pulang beberapa hari lalu. Kedua aku tidak ada kontakmu. Ketiga kabar orang tua ku baik-baik saja dan Keyna sebentar lagi dia kesini" jawabnya satu persatu
"Benarkah keyna juga ikut kesini?" Tanyaku antusias.
Jawabnya dengan menganggukkan kepalanya.
"Kak Ryan!" Ujar seseorang dari jauh. Itu Kayna aku sangat hafal dengan suaranya.
"Kayna" panggilku.
"Kak Fanya, ya ampun apa kabar kak?" Ujar Kayna memelukku.
"Mata kakak kenapa kok rada bengakak gitu abis nangis ya? Apa kak Ryan yang buat kak nangis? Kalau 'iya' akan aku beri dia pelajaran" Tanya Kayna heran sambil mengepal tangannya.
"Enak saja kak yang buat kak fanya menangis, dia sudah menangis sebelum kakak sampai disini" ujarnya membela diri.
"Kenapa kak Fanya nangis di taman gini. Ada apa kak?" ucap Kayna terlihat cemas.
"Aku akan cerita tapi tidak di sini" ujarku.
"Baiklah ayo kita pergi untuk mendengar dongeng" ucap Ryan..
~~~~
POV Damian
PLAKK!!!..
Dia menamparku.
"Dengar ya!! Aku bukan wanita murahan yang seenaknya kau jamah. Jika bukan karena orang tuaku aku tidak bakalan menikah dengan orang sepertimu" ucapnya lalu pergi.
"Damian apa yang terjadi? kenapa Refanya seperti itu?" Tanya ibu.
"Hanya masalah kecil" ucapku berlalu meninggalkan ibu.
Ternyata aku salah memperlalukannya seperti itu. Aku hanya ingin melihat reaksinya apa ia sama dengan wanita yang lain.
Aku berkendara melewati sebuah taman dan disana aku melihat ia sedang menangis. Baru saja aku ingin menghampirinya ada seseorang yang lebih dulu.
Lalu aku urungkan niatku dan melihat mereka yang sangat akrab. Siapa pria itu?. datang seseorang wanita memeluk Fanya. Tak lama kemudian mereka pergi.
Tanpa pikir panjang aku mengikuti mereka sampai ke sebuah lestoran.
Aku terus mengikutinya dan duduk tak jauh dari meja mereka agar aku bisa mendengar pembicaraannya.
Aku mendengar semua cerita panjang lebar dari mulut Fanya. Aku cukup tertegun dengan ceritanya. Jadi aku bisa mengetahui dari sudut pandang Fanya bagaimana sikapku di matanya.
"Kurang ajar. Berani-beraninya dia memperlakukan kau seperti itu" ucap pria itu dengan menahan amarah setelah Fanya mencerita kan semuanya.
"Kami akan selalu ada di sampingmu kak" ucap wanita itu sambil mengelus pundak Fanya.
Aku harus meminta maaf padanya. Ternyata Fanya tak seperti yangku kira. Aku pun berdiri dan menghampirinya."Fa, aku kesini untuk minta maaf padamu. Ternyata aku salah menilaimu. Maafkan aku." Ujarku bertekuk lutut yang membuat nya terkejut.
"Jadi ini pria yang kau ceritakan itu. Cih.. dia tak lebih dari seorang bajingan yang ingin menghancurkanmu lalu meninggalkanmu begitu saja" ujar pria tersebut. Yang membuatku naik darah.
"Hey! Aku kesini tidak mencari masalah tetapi aku datang untuk minta maaf kepada Fanya. Apa itu salah" ucapku. Sedikit kesal pada pria ini. Lalu ia mencoba memukulku.
"Sudah cukup. Lebih baik kau pergi dari sini. Atau aku yang pergi" ujar Fanya padaku.
"Aku mohon Fanya maaf kan aku" ucapku.
"Kau dengar Fanya ingin kau pergi" ujar pria itu. Lama-lama aku muak dengan sikap pria ini.
"Diam kau!!" Ucapku sambil menunjuknya. Lalu aku menyadari Fanya pergi. Aku pun mengejarnya.
"Fanya tunggu!!" Ujarku terus meneriakinya sambil mengejarnya yang sudah keluar dari lestoran tersebut
Ia menyeberangi jalan untuk mendapatkan taxi yang baru saja menurunkan penumpang. Aku terus mengejarnya.
"Fanya"
BRAAAKKK..
*****
Aduh siapa yang ketabrak tu..
Jangan lupa vote dan commentnya ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Back
RomancePOV Refanya sudah cukup kalian tak menganggapku sekarang kalian ingin menjualku pada om-om gila. POV Damian aku cukup terkejut dan binggung. Apa maksudnya 'om-om' ? hey usiaku baru 25 tahun dan 'membeli'. apa dia merasa di jual?. ini hanya perjodoha...