Chapter 28 : This is My Way to Fight Your Love

2.1K 94 15
                                    

Nesya Pov.

"Ah...  Elliot ... mmm ... ashh ... ah ah ... " desahan-desahan erotis terus aku keluarkan dan bergema di kamar putih yang sunyi ini. Sengaja aku menggerakkan ringan tanganku di bahu Agathon, naik dan turun. Terus seperti itu dan dengan ritme yang cukup 'menggoda'.

Agathon akhirnya mulai menunjukkan reaksi, entah apa yang ada di mimpinya yang pasti aku yakin itu jorok. Dan tak lama, dia seperti sadar dan bangun, bahkan langsung terduduk , menatap kiri dan kanan seperti mencariku. Dan ketika menemukanku, dia menatapku dengan tatapan kaget. Sedangkan aku sendiri hanya tersenyum cerah mengalahkan sinar matahari pagi.

"Morning." sapaku ceria tanpa bersalah. Agathon terlihat seperti kehilangan kata-kata, bingung dan yah, lainnya.

"Ayo sarapan, nanti terlambat!" aku menarik-narik tangan Agathon, tetapi sang empunya tetap bergeming. Dia masih bingung untuk menyikapi yang telah terjadi.

"Tadi cuman mimpi?" gumam Agathon bingung.

"Ah ah Elliot mmm ah?" ucapku dengan nada cepat dan menggoda. Walau di tahan, akhirnya terukir sebuah senyum jahil di bibirku. Agathon langsung mengkerutkan kening.

"Kenapa bisa mirip banget?" tanya Agathon, mungkin dia masih bingung.

"Oh, tentu saja. Aku berperan penting dalam membangunkan dirimu dengan metode 'desahan'." jawabku acuh. Entah apa yang sedang ada di pikiran Agathon, yang pasti dia mungkin sudah sadar dengan kejahilanku. Karena itu dia menatapku tajam dan kesal.

"Ayo sarapan." ucapku sok genit dengan wajah di buat se genit mungkin dan tanpa memperdulikan tatapan kesal Agathon.

"Maggie!" kata Agathon frustasi.

"Ya?"

"Kamu harus tanggung jawab. Adikku bangun karena desahanmu itu!!" geram Agathon sambil mengacak-acak rambutnya kesal karena di bangunkan dengan cara 'tidak wajar'. Aku terpaksa nyengir kuda, emang gak tau kenapa pengen banget nge jahilin Agathon hari ini.

"Aku harus gimana dong?" tanya ku sok polos dengan wajah di paksakan imut.

"Tidurkan lagi!" perintah Agathon terselubung. Dasar laki-laki.

"Adek Agathon, tidur ya, cup ... cup.." kataku tanpa sedikitpun menyentuh Agathon termasuk 'adik'nya.

"Tetap tidak mau tidur Maggie." goda Agathon dan ini sinyal mengerikan.

"Bawa dirimu ke kamar mandi dan mandi air dingin. Itu cara manjur buat menidurkan 'adik' mu itu." jawabku acuh dan melenggang pergi. "Oh, jangan lama-lama ya nidurinnya, kita sarapan bareng." kataku sebelum meninggalkan Agathon yang kesal karena cara membangunkanku yang unik.

*****

====

WARNING! TYPO BERTEBARAN!

HARAP TINGGALKAN JEJAK ANDA

JANGAN MENGIKUTI ATAU REMAKE TANPA SE IJIN AUTHOR.

====

******

Bunyi dentingan oven menyadarkanku yang sedang asik membuat jus apel tersadar. Beruntungnya, bunyi pertanda makanan yang di oven sudah matang bersamaan dengan halusnya apel dalam blender. Mematikan blender sekaligus mematikan oven dan mengeluarkan baked potato.

Aku rasa itu bisa jadi breakfast yang paling cepat dan praktis sekarang.

"Kamu bilang udah jadi." suara bariton itu terdengar kesal. Aku menoleh sebentar untuk memperhatikan wajahnya yang di tekuk, mungkin dia masih sebal dengan perihal 'cara membangunkan'.

One Last ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang