Pagi harinya, Agathon yang tak tidur dengan nyenyak pun langsung buru-buru beranjak keluar. Dan mendapati istrinya sedang sibuk menata makanan yang sepertinya beli itu.
"Pagi!" sapa Alyn ceria seakan kejadian kemarin bukanlah sesuatu hal yang penting.
"Umm.. Say--"
"Sstt. Makan dulu yuk." Alyn menuntun Agathon duduk di meja pantry dan menghidangkan pancake blueberry tersebut pada Agathon.
"Sayang, aku minta maaf." ucap Agathon serius.
Alyn tidak menjawab, tapi hanya senyuman manis yang dia berikan pada Agathon.
"Jangan di bahas, ini masih pagi." Alyn tersenyum lagi.
Seperti biasanya, Alyn menyiapkan makanan, membersihkan rumah dan menyiapkan segala kebutuhan Agathon sampai dia keluar dari pintu dengan ciuman di dahi. Semuanya Alyn tersenyum seakan-akan kemarin bukanlah hal penting.
Tapi sayang, Alyn tetaplah Alyn. Wanita pendendam dan penuh dengan kebencian dalam dirinya. Karena ketika pintu tertutup, wajah datar dan smirk kejam pun keluar.
Kamu sudah memberikan hadiah mu? tanya Alyn di dalam pada Maggie.
Maggie tidak menjawab, dia hanya bersandar dan mengangguk. Sungguh, jika Maggie memberikan ijin pada Alyn secara penuh, mungkin Agathon tidak akan hidup sampai sekarang.
Tapi yang terjadi biarlah terjadi. Sekarang waktunya ke part akhir dalam rencana gelap Alyn.
Penyelesaian.
****
Agathon pov.
"Wajah lo acak-acakan banget dude!" ledek Luke dengan suara menyebalkannya.
Memang berkas-berkas yang menumpuk ini cukup melelahkan, tetapi yang membuat ku terlihat frustasi adalah tingkahku tadi malam. Sungguh, itu hanya sikap kemanusiaan! Clara tidak punya orang tua lagi dan Luke serta Devon pastilah tidak ingin menolongnya. Tapi melihat Maggie sampai hati melukai dirinya demi menahanku, aku benar-benar bisa gila.
Aku menyesal karena mementingkan kemanusiaan ku dari pada mendengarkan perkataan Maggie. Sungguh! Persetan jika Clara meninggal pun aku akan tetap tinggal jika Maggie meminta. Bahkan sampai dia meragukan rasa cintaku membuat perasaan ku makin down.
Aku benci ketika melihat dia tersenyum tadi pagi. Aku benar-benar benci jika dia kembali memendamnya sendirian lagi. Apa gunanya aku sebagai suami jika dia selalu memendamnya sendirian?
Dengan kesal aku pun mengacak-acak rambutku gemas. Pusing dengan segala nya.
"Shit! Dia gak ngangat lagi!" terdengar suara geraman Devon sambil membanting handphone nya pada meja.
"Kenapa lu?" tanya Luke bingung.
"Cewe gua gak ngangat! Jadi geregetan gua."
"Tumben lo care." tanya Luke penasaran.
Aku diam memperhatikan, penasaran juga.
Devon diam tidak menjawab tetapi melonggarkan dasi nya dan terlihat tersiksa.
"Mampus! Karma!" tawa Luke membahana dan sangat senang ketika melihat Devon menderita.
"Sialan lo! Gua sumpahin tunangan lo di rebut orang! Doa orang yang teraniaya biasanya terkabulkan!" geram Devon kesal.
"Weits! Enak aja, yang ngambil gua buat bangkrut terus masukin penjara." kata Luke dengan wajah senang walau intonasi serius.
Berapa lama kamu terjebak dalam gua Clara? Sampai-sampai tidak sadar bahwa Devon sudah bertobat dan Luke menggandeng perempuan?
KAMU SEDANG MEMBACA
One Last Chance
RomantikSeorang wanita bernama Nesya Maggie Andora yang tidak pernah merasakan rasanya punya pacar pun seperti di pertemukan dengan seseorang yang sangat amat sempurna sebagai teman baru mereka. Pindahan langsung dari luar negri dengan minim bahasa indonesi...