27. Feel Me At Movie

13.4K 1.3K 178
                                    

Sayangku yang sebagian cantik... Ya deh yg ganteng juga! :D Entah hrus brapa kali gue minta maaf krena kesibukan gue. Gue skrg lg ada projek musik nih. Minta doa. Sebenernya obsesi gue bukan nulis doang, dari dlu tuh (malah curhat) pengen jdi musisi. Dan skrg udh ktmu produser smoga lancar.

Oya yg mau liat cover2 gue, boleh dicek di Google/Youtube cari aja Indah Muchtar (sok famous bgt gue) ya skalian promosi. Hheheheh.

Capcus ke cerita!

Yg lagi merah berbahagia, yg punya ade pinjem pampers/perlaknya, yg ga merah dan ga pnya adek, klian bisa stand by di wc. :D

Harry menuntunku untuk keluar dari Enzo-nya. Dengan sangat sopan dan romantis, Harry menawarkan tangannya untuk kupeluk.

Semoga saja Harry tak bisa membaca perasaanku yang sedang semrawut ini.

Aku melangkahkan kakiku pada sebuah bioskop. Terlihat sepi malam ini. Entah sudah berapa tahun aku tidak menginjakkan kakiku ke bioskop. Ya ampun Alexa. Malang sekali dia tak pernah ke bioskop.

Kami melihat-lihat judul film yang akan kami tonton. Aku melirik pada Harry yang serius memerhatikan judul film yang terpampang.

"Tidak ada yang seru." Harry mengangkat kedua bahunya kesal. Ya, aku setuju.

"Lalu bagaimana?"

"Kita pilih saja studio satu. Biasanya yang jadi nomor satu itu yang sedang ramai dibicarakan." Oh Harry Sok Tahu Styles kembali.

"Kau dapat teori dari mana?" tanyaku geli.

"Hanya tebakan. Sudahlah, nanti juga di dalam tidak akan nonton. Kita bercinta saja ya?" goda Harry membuat kupu-kupu di perutku berterbangan. Aku mencubit lengan kekarnya dengan sebal. Sial! Jangan dulu basah!

Kami berjalan menuju kasir. Harry memesan tempat dan sepertinya ada sesuatu yang salah di layar.

"Kursi di belakang sudah penuh Tuan." Matilah aku! Bagaimana bisa aku tidak berciuman nanti di sana?

Harry terlihat menimbang-nimbang dan aku mulai gelisah. Tidak bisakah kita ke studio lain yang kursi belakangnya masih ada?

Ngomong-ngomong ke mana para pengunjung? Apa hanya ada kami?

"Baiklah." Aku melempar tatapan membunuh pada Harry. Kenapa Harry tidak mengerti jika ajakan kotornya tadi membuatku gatal?

"Dua tiket di C3 dan C4." Oh hebat!

"Terimakasih." Harry membayar dan menerima tiketnya. Aku sempat memutar kedua bola mataku, tapi sepertinya dia tidak melihatnya.

Kami melangkah menuju studio yang terasa sangat dingin. Sekali lagi, ke mana orang-orang?

"Kenapa kau terlihat kesal Sayang?" Sayang Sayang! Makan saja Sayangmu itu. Sebagai wanita umumnya, aku hanya menggelengkan kepalaku sambil berkerucut bibir kesal.

Harry menertawaiku! Sialan! Jangan bilang jika dia baru saja membaca pikiranku!

Harry tidak lagi menghiraukan tingkahku yang kuakui kekanak-kanakan. Kami masuk ke dalam studio setelah seorang pelayan menyambut kami dengan sopan. Jangan paksa aku tersenyum karena aku sedang tidak semangat sekarang.

Tunggu!

Ke mana orang-orang?

Kali ini aku serius.

Aku mendongak pada Harry Styles yang kebetulan sedang memerhatikanku dengan tampan. Demi Tuhan terlalu tampan untuk manusia.

"Mungkin kita salah masuk." Kataku kaku. Tiba-tiba saja Harry mendekatkan wajahnya ke wajahku membuatku gemetar seperti anak perawan.

(TERBIT) Alter Ego 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang