Hai semua! Gue lagi sibuk bersiin debu dan jaring laba-laba di novel Alter Ego Book 2 nih. Ada yg mau bantuin? *ngeles lo kak. Kita ngambek nih!
Ya ya maafin gue readers sekalian. Sebenernya gw ga terlalu sibuk sih akhir2 ini. Cuman enek aja gtu liat huruf2. Jangankan ngetik oke, baca translate di film aja males bgt. Chapter ini jga maksain sih, tp ga semales kmren2. Kalian gamau kan baca cerita abal?
Oh ya kalian punya ksibukan apa skrg slain kepoin the boys yg ga bisa dikepoin lg? Klo gue sih lg ska nnton One Piece. Ga beda jauh kan ganti Direction sama Piece? Hheh.
Cuus ah!!!
"Alexa sakit. Suhu tubuhnya hampir 40 derajat celcius." Jelas Niall yang tentu saja membuatku melotot. Aku baru sadar jika Niall memakai clemek di tubuhnya dengan sangat lucu. Tapi saat ini bukan waktunya untuk memikirkan hal itu, aku harus menemui Alexa dan sujud di depannya karena tidak becus menjaganya.
"Ya Tuhan!" Aku segera berlari ke atas, tetapi sebelum itu terjadi, Niall menarik tanganku.
"Aku tahu kau khawatir. Tapi Alexa baik-baik saja. Dia sedang tidur." Ucap Niall baik-baik.
"Kenapa? Aku juga tidak akan berisik dan mengganggunya." Sewotku tak bisa menahan rasa khawatirku pada Al.
"Tapi Alexa baru saja terlelap. Belum tibra." Katanya kekeuh.
"Aku ibunya. Aku berhak melihatnya, oke?" aku menarik tanganku yang genggamannya mulai longgar. Bergegas aku melangkahkan kakiku ke atas.
Dengan perlahan aku membuka kamar Alexa yang sudah gelap. Aku tersenyum bangga saat menyadari Alexa sudah bisa tidur dengan lampu yang mati. Anakku sudah besar. Aku menutup pintu dan melangkah menuju ranjang Al. Bersimpuh di sampingnya dan mengusap kepalanya yang dihiasi kain kompres.
Maafkan ibumu yang tak berguna ini Sayang. Andai kau tahu jika hidupku ini semrawut, kau pasti akan paham dengan situasiku. Tapi kau hanya seorang anak kecil yang tak bisa kupinta pengertiannya untuk meminta banyak perhatian dariku.
Aku yang salah sedari awal.
Aku maniak seks yang Tuhan beri nyawa hingga sejauh ini. Semua masalah ini aku yang ciptakan! Beban hidupku semua adalah ulahku. Aku tak pernah mengeluh apalagi menanyakan pada Tuhan cobaan apa lagi yang akan kuhadapi setelah ini. Karena... karena memang ini buah yang harus kumakan akibat kebengalanku.
Tidak bisakah aku menjaga kesucian dan harga diriku sebagai wanita hanya untuk suamiku nanti? Dan jawabannya adalah aku bisa! Hanya saja kenyataan yang kuterima dari Zac bukan seperti itu kisahnya. Bukan seperti kisah-kisah dalam novel yang perjalanan cintanya menikmati kemanisan hidup karena seorang gadis baik bersama-sama dengan pangeran hingga akhir hayat mereka.
Kalau saja aku tidak teledor, mungkin Alexa tidak akan dulu hadir dan ikut campur dalam bobroknya hidupku. Ia takkan kecipratan penderitaanku. Seharusnya Alexa hadir setelah aku menikah baik itu dengan Harry atau pun dengan Niall.
Niall.
Aku bicara kasar padanya tadi. Aku harus minta maaf padanya.
Aku menarik selimut Al lebih tinggi dan mencium keningnya singkat. Tubuhnya memang panas tapi aku yakin berkat Niall kondisi Al akan segera membaik.
Aku turun dan menghampiri Niall yang sedang berdiri di hadapan perapian dengan kepalanya yang mendongak memperhatikan foto kami bertiga.
Aku melihat ngeri pada Niall yang masih mengenakan kemeja kerjanya. Ia pasti sangat lelah belum sama sekali istirahat.
Aku memutuskan untuk turun dan mengobrol dengannya sebentar. Kendati sudah larut, aku yakin Niall tidak akan bisa tidur melihat tingkahnya yang satu ini. Lagi, dia membutuhkan prakata dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
(TERBIT) Alter Ego 2
FanfictionI love you Brittany... I love you Alexa... I fucking hate you Harrold...