31. Just Imagine

8.8K 1.2K 242
                                    

Biarlah 500 votes tinggal mimpi :')

"Zayn Malik."

Ariana melirik dengan senyuman sumringahnya kepada lelaki itu. Kerlingan matanya menyiratkan harapan dan kebahagiaan yang begitu menggebu. Desiran napasnya bisa kurasa sangat dominan di dalam ruangan ini. Senyumnya merekah dan rona wajahnya terlihat intens.

Tunggu!!!

Apa dia bilang Zayn Malik?!!!

Saat jantungku terasa nyaris copot, lelaki berwajah timur itu melangkah dengan derap pasti melalui beberapa orang yang ada di dalam ruangan. Waktu terasa berhenti saat Zayn mendongak dan menatap ke arah kami dengan mata cokelatnya yang baru kusadari begitu menyala setelah pertemuan ini.

Senyum khasnya menyapa kami. Aku, khususnya yang sangat terkejut.

"Selamat malam, hadirin yang terhormat." Matanya mengabsen satu per satu dari kami. Dan alisnya mengerenyit saat menatapku dengan mataku yang membesar.

"Terimakasih telah hadir. Kami..." tangannya merujuk pada diri Zayn dan Ariana yang berdiri di sebelahnya. "akan mengumumkan berita yang sangat besar." Lanjutnya.

Tangan Zayn terlingkar di pinggang Ariana membuat tenggorokanku kering. Ariana tersenyum dan mulutnya kembali terbuka.

"Kami akan segera menikah dalam waktu dekat!"

MENIKAH?!!!

Aku memelototi diriku sendiri. Tapi nampaknya aku memelototi Devan juga sehingga membuatnya terkejat.

"Apa-apaan sih kau ini?" ucap Devan geram.

"Kau tidak dengar Devan? Mereka akan menikah!!!" Teriakku tertahan merasa gusar dengan berita ini. Tapi... rasanya teriakanku terlalu keras.

Kini semua mata tertuju padaku.

"Ada yang salah Brit?" Zayn menatapku dengan aneh. Sangat tajam hingga aku terasa tertusuk. Bahkan tusukan itu kini mengeroyokku, menodongku dengan pertanyaan mereka.

Aku melirik Devan meminta pembelaan. Tapi Devan malah mendelik ke arahku.

"Bikin malu saja." Bisiknya kesal. Aku mengepal tanganku dan berdiri dari kursiku.

"Maaf... aku harus pergi." Aku menundukkan kepalaku minta maaf sekaligus berpamitan atas permintaan pergi tak sopan ini.

Tanpa memerhatikan pandangan yang lain, aku berjalan dengan cepat. Sangat cepat hingga nyaris berlari. Baiklah ralat, sekarang aku berlari.

Aku terus melangkah keluar. Sampai ke pintu.

Ya betul, hanya sampai pintu. Karena aku sendiri lupa jika aku kemari menumpang mobil Devan. Ya Tuhan!!!

Aku mendengar suara langkah dari belakangku. Aku tersenyum, pasti itu Devan.

"Britney!!!"

Oh tidak itu perempuan. Aku menoleh dan menemukan Ariana menghampiriku membuatku mengerenyit heran.

"Britney!" Napasnya tersengal saat ada di hadapanku. "Kenapa kau cepat sekali?"

"Mana Devan?" tanyaku langsung.

"Tadi dia mengejarmu, namun..." napasnya benar-benar habis, "aku mencegahnya. Aku perlu bicara denganmu." Katanya membuatku melemas. Pasti dia mau bertanya kenapa aku tiba-tiba pergi.

"Apa?"

"Kau menyukai Zayn?"

"APA?"

"Kau menyukai Zayn?" Bodoh! Maksudku bukan "apa" itu.

(TERBIT) Alter Ego 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang