1

17.8K 304 7
                                    

   Hi, my name is Cara Delevingne. Banyak orang menganggap aku belasteran, ya tapi hal itu memang benar. Aku belasteran Amerika-Indonesia. Ya, that's why kalo lagi ngomong bahasa nya random plus campur campur.

-

Aku melihat jam nakas telah menunjukkan pukul 05.21 pagi. What? Aku harus cepat cepat bersiap untuk sekolah. Why? Curious? Aku sudah mendudukki bangku 3 SMA. Tak terasa, minggu depan aku sudah harus UN aja.

Mommy ku memutuskan untuk pindah ke Indonesia karena daddy punya banyak pekerjaan di sini. Kalo mau ketemu keluarga dad harus bolak balik naik pesawat. Pasti daddy capek kan? Yah, jadi mommy ku ada inisiatif untuk pindah ke Indonesia. Tepatnya di Jakarta.

"Cara, wake up it's 5 am. You're gonna be late if you're not gonna be hurry up!" Teriak Mommy dari lantai bawah. Aku beranjak dari kasur dengan malas.

"Yeah mommy," Jawabku dan langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan menuju ke sekolah.

-

Setelah siap untuk berangkat, aku langsung mengambil kunci mobil ku lalu menancap gas.

Setelah beberapa saat, akhirnya aku sampai juga di sekolah, aku langsung memarkirkan mobil ku di parkiran dan langsung melangkahkan kaki ku menuju ke kelas.

Aku melihat kertas pengumuman di mading sekolah, bahwa beberapa anak yang akan dipilih memasuki jadwal UN lebih dulu. Yakni hari ini, semoga saja tidak ada aku.

----------------------------------------------
1.Shawn Mendes
2.Cara Delevingne
3.Jeremy
4.Christine Elizabeth
5.Jack Mckliney
6.Kylie

Test dilakukan pada tanggal 6 Oktober. Di kelas 3-D
----------------------------------------------

Okay, ternyata do'a ku gak terkabulkan. Justru mesti UN hari ini. Okay stay calm Cara! aku akan belajar selagi ada waktu luang. Aku segera masuk ke kelas karena waktuku hanya 3 menit untuk menuju kelas. Bahkan menuju kelasku saja butuh waktu 5 menitan karena kelas yg letaknya cukup jauh.

Aku memasukki kelas dan memgambil tempat duduk sesuai di nomor ujian yang telah ditentukan.

"Hey si blasteran dateng tuh," bisikan itu terdengar si kupingku. Huh? Kenapa aku selalu di panggil 'blasteran'? Padahal namaku Cara Delevingne.

Maybe kalian bakal mikir aku itu terlalu baper denger mereka yang manggil manggil aku 'blasteran'. Tapi aku cuman kesel, setiap kali aku dateng aku pasti dibilang blasteran.

"What?" Tantangku pada Christine Elizabeth, karena aku sudah tidak tahan dengan ocehan tak berguna nya itu.

"Yaudah kali, gak usah baper. Gue cuman panggil lo blasteran. Apa masalahnya?" Jawabnya santai dengan muka tak bersalah. Aku yang terbawa emosi sudah mengepal tanganku dan wajahku sudah merah padam menahan amarah.

"Lo pikir gue ga tersinggung?" Ujarku kesal sambil menahan amarah ku yang akan meledak ledak.

"Huh? Nantangin?" Tanyanya. Sebelum aku merespon ucapannya dia sudah menjambak rambutku. Dasar perempuan, hanya bisa bertengkar dengan cara menjambak satu sama lain. Tidak bisakkah dengan otot?

Aku langsung melepaskan jambakan nya dengan cara mencekal pergelangan tangannya kuat agar lemas dan melepaskannya. Kemudian aku mengepal tangan ku dan mendaratkan tepat di pipinya. Dia terlihat kesakitan.

Sedangkan anak laki dan perempuan lain nya terobsesi dengan merekam semua ini. Sial! Aku bisa dipanggil keruang guru. Dasar perempuan sialan! Dia yang membuat ku bertindak seperti ini!

Tiba-tiba dua teman ku yaitu Claire dan Eva menghampiriku dan menahan tubuhku yang masih ingin menghajar wanita sialan itu.

"Hey, apa yang kau lakukan? Sebaiknya kita pergi," Bisik Claire dan memegang pundak ku. Akupun mengikuti nasihat mereka dan berjalan menuju ke luar kelas sementara.

"HEY!" Teriak seorang perempuan dari belakang. Aku langsung mengalihkan pandangan ku kebelakang. Rupanya si perempuan sialan itu lagi. Mukanya memerah dan terlihat sedikit darah mengalir di bibirnya.

"Apa? Kau ingin aku mendaratkan kepalan keras ku lagi di muka sialan mu itu?" Tanyaku sekaligus menantang penuh perasaan kesal.

Sedangkan orang disekitarku memandang penuh tanda tanya. Mungkin Cara Delevingne yang biasanya tak mencari masalah, justru sekarang terlihat seperti jagoan. Tapi, tak kupungkiri hal itu.

"ARGHHH!" Teriaknya dan langsung berlari kearahku dan mengepalkan tangannya. Aku menahan hantaman nya. Dia tak berkutik, dia hanya bisa mendorong untuk meraih keinginannya.

"Jangan melawanku, Ms. Elizabeth," Bisikku sambil menahan kepalan tangannya yang akan menghantamku, yang membuatnya semakin merah padam.

"HEY APA-APAAN INI?!" Teriak Mr. Andy. Dia guru fisika ku. Shit! Aku tak bisa membiarkan guru melihat kejadian ini begitu saja!

-
Edited.

Crazy Feeling (EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang