Aku terbangun dari tidurku dan melihat jam nakas sudah menujukkan pukul 15.23. Ah? Lama juga ya aku tidur. Aku melihat wajah tampan suamiku yang sedang tertidur nyenyak, aku mencuri kecupan di pipinya dan melarikan diri. Aku memutuskan untuk mandi supaya badanku terasa lebih segar.
Setelah ritual mandi ku selesai, Zach sudah mengenakan pakaiannya. Dia sudah baring di kasur sambil memainkan ipadnya.
"Mandi sana." suruhku. Dia malah asik memainkan ipadnya. Selingkuh? Aku bisa berani banting ipad dia sampe pecah kalo bisa aku bakar.
"Ngapain kamu? Ngeliatin foto cewek ya?" Tanyaku curiga.
Eh, lagi pula, aku 'kan tidak ada rasa apa - apa'?
"Ih apaan sih hon. Aku lagi buka web bisnis pekerjaanku. Di website ini bisa ambil cuti kalau gak sempat bilang hon, " jelasnya namun ada sedikit kecurigaan di lubuk hatiku.
"Yaudah kalo gitu, mandi sana." suruhku lalu dia menuju kamar mandi dan meninggalkan ipadnya.
Aku membuka ipadnya, syukrlah tak menggunakan pass. Aku melihat gallery dan menemukan sangat banyak foto Zach bersama wanita. Siapa dia?! Aku memutuskan untuk menaruh ipad itu lagi ketika medengar ada suara Zach ingin keluar.
Zach sudah keluar dari kamar mandi seperti biasa dia hanya mengenakan kaus biasa dan celana pendek. Aku mengambil telpon hotel dan memesan makanan karena aku cukup lapar.
"Hallo mbak mau pesen makanan dianterin ke kamar 1305," ucapku
"Oke mbak. Mau pesan apa?"
"Tenderloin steak nya pake mashed potato ya 1 porsi," ucapku menekankan 1 porsi.
"Baik mbak. Ditunggu 15 menitan ya,"
"Iya."
Aku langsung menaruh kembali telpon hotel tersebut. Aku memperhatikan Zach yang asik memandangku.
"Apa liat-liat?" Tanyaku ketus.
"Gak kenapa napa. Ketus amat mbak." Ucapnya aku tak menghiraukan perkataanya. Aku berjalan acuh menuju kamar mandi untuk menggantung handuk.
"Mbak kamar 1305 ini pesanannya ya saya taruh didepan ya?" Tanya pembawa makanan dari luar sontak aku menahan Zach yang ingin mengambilkannya.
"Gausah biar aku aja," ucapku ketus.
Aku menikmati steak dan mashed potato ini dengan lahap. Zach hanya memperhatikanku makan dengan nyerocos.
"Hati-hati ntar keselek," dia memberikan sebotol air mineral namun aku menghiraukannya.
"Ngapain peduli? Sanah peduli aja sama cewek-cewek di gallery kamu itu." ucapku ketus dan meninggalkan piring tak bersisa makanan itu.
Aku meminum segelas air putih yang sudah ku isi sendiri lalu merabahkan tubuhku untuk tidur. Karena aku sudah muak dengannya.
Zach bergabung dalam kasur. Dia menghadapku tapi aku membelakangi nya.
"Gak baik ngebelakangin suami." Ucapnya sambil memeluk tubuhku dari belakang. Aku merinding, semua bulu kuduk ku berdiri.
"Apaan sihh sana balik aja ke Jakarta terus kamu peluk tuh cewek di gallery kamu," ketusku. Dia malah tertawa terbahak bahak.
"Astaga, itu tuh sodara aku sayangg... Dia habis dari Seattle sama Mommy hon." Jelasnya. Jadi? Aduh, memalukan.
Hey, tapi bisa saja kan dia bohong?
"Coba buktiin," Aku masih tidak percaya dengannya. Dia mengambil telpon nya dan menelpon kontak 'Sarah'.
"Hallo Sarah nih istri gue gak percya kalo lo sodara gue nih ngomong aja." dia memberikan telponnya kepadaku.
"Hallo?"
"Hai menantu Zach! Aku bukan siapa-siapanya Zach Cara sayang. Aku cuman sodaranya dulu kita memang dekat tapi karena udah ada yang ambil jadi kita pisahh haha," jelasnya
"Oh? Maafkan aku."
"Iya-iya yasudah aku harus mengakhiri percakapan. Bye," ucapnya
"Bye."
Aku memgembalikan telpon nya. Aku langsung tidur lagi di ranjang dan di peluk Zach dari belakang.
-
Pagi yang cerah aku menatap jam yang sudah menunjukkan pukul 07.34. Waktunya mandi Setelah ritual madiku selesai aku mengeringkan rambutku dengan hairdryer yang ada di kamar mandi.
Tiba-tiba Zach datang dengan muka basah dan rambutnya. Dia hanya mengenakan celana pendek tanpa baju yang menutupi perut kokohnya Sambil menatapku.
"Kenapa?" Tanyaku aku menaikkan alisku.
"Gak papa kok hon," dia menghampiriku lalu membawaku ke gendongannya.
"Eh eh turunin.. Mau ngapainn?" Tanyaku memberontak.
"Gak ngapa-ngapain kok. Cuman mau gendong kamu sekalian mau main," Ucapnya.
"Ma...main..?" Tanyaku mencurigakannya. Jangan bilang dia ketagihan. Dia menurunkanku di tengah ruangan lalu dia meninggalkanku.
Aku menuju kaca hotel dan melihat-lihat pemandangan sekitar. Aku merasakan Zach berdiri di belakangku tangannya mulai menyingkirkan rambutku lalu mencium, menggigit kecil, dan menjilat tengkukku menciptakan kissmark disana.
"Aghh.." Desahku. Dia membawaku ke meja lalu menyuruhku duduk disana dia berada dihadapanku sekarang tangan kirinya mengangkat kaki kanan ku dan tangan kanannya ada di pinggangku lalu mencium bibirku.
Dia memangut bibir bawahku lalu menghisap kuat. "I don't know why, I miss you, I love you," bisiknya dengan suara serak bergairahnya.
"Why? I'm not even going anywhere." balasku dan sudah mengalungkan tanganku pada lehernya. Dia menjelajah leherku disana asik menggigit kecil sekaligus menjilat dan menghisap disana.
"I love you hubby," ucapku dengan mafas terengah engah "me too wifey," balasnya. Dia melepaskan aksinya dan menurunkan ku di lantai.
"Last kiss," ucapnya dan mendaratkan bibirnya di bibirku lama.
"Zach," panggilku dan dia menoleh.
"What?" Tanyanya dan merangkup pipiku dan mengelus elusnya. Membuat bulu kudukku berdiri.
"Kenapa kamu gak nyatain rasa sayang kamu pake apa gitu? Bukan matre kok. Tapi biasanya cowok itu suka ngasih cewek bunga atau coklat gitu," Tanyaku dadakan.
"Jadi maunya gitu?" Tanyanya dan menaikkan alisnya.
"Ya nggak juga sih," jawabku.
"Aku bukan tipe orang kayak gitu hon. Aku sukanya memberikan 'sikap' langsung, bukan 'barang'," ucapnya dan dia tersenyum sambil meninggalkanku. Jadi begitu kenapa dia mesum?
"Zach," panggilku dia mnoleh aku langsung mencium bibirnya lama.
"Makasih atas semuanya ya," ucapku, ia menoleh.
"My hubby." tambahku sambil tersenyum.
"Sama sama hon,"'jawabnya dan mencium bibirku lama. Dia memegang pinggangku dengam sempurna aku mengalungkan tanganku ke lehernya.
"Makan yuk," ajaknya dan langsung mengganti baju lalu menuju lobby untuk dinner.
-
Edited.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Feeling (EDITED)
Romance#854 IN ROMANCE Cara Delevingne sudah mengenal Zach Johnson sejak kecil. Di masa kecil, Cara bukan peminat para lelaki, hanya perempuan tomboi yang tidak terlalu suka bermain dengan perempuan feminim. Di masa dewasanya dia bertemu lagi dengan teman...