7

5.6K 161 0
                                    

     Aku menunggu Zach yang belum pulang di sofa. Kenapa dia belum pulang? Jam sudah menunjukkan pukul 23.56 namun Zach belum datang juga dari kantornya. Ada apa? Aku langsung menghubungi Zach.

"Drrrtt.." Panggilan tersambung namun belum diangkat olehnya.

"Hallo Cara?" Aku langsung bahagia ketika dia menangkat telpon ku. Aku bahkan terlonjak dari posisi dudukku.

"Kok belum pulang?" Tanyaku dengan nada sangat khawatir.

"Sebentar lagi ya sayang. Di jalanan macet, mobilnya gak bergerak karena macet. Ini aku bawain kue kok nanti aku taro kulkas kalo kamu ketiduran," Jawabnya, huft.. untung aja. Kirain dia kemana.

"Oke, bye," Ucapku.

"Bye sayang," Ucapnya.

Aku benar-benar mengantuk. Hingga akhirnya Aku tertidur pulas di sofa. Rasa kantukku sudah tidak bisa ku tahan.

Ceklek.

Seketika, aku mendengar pintu kamar dibuka. Sepertinya Zach sudah datang. Aku langsung bangun dari tidurku dan menyambutnya. Dia terlihat berantakan. Kemeja yang sudah dilipat ke siku rambut acak-acakan dan dia membawa sekotak kue.

"Tas kamu mana?" Tanyaku sambil mencari tasnya. Dia menggeleng dan memijat keningnya frustasi

"Dikantor. Aku sengaja tinggalin," Jawabnya merespom pertanyaanku. Aku mengangguk mengerti.

"Ini ada kue tadi aku mampir sebentar," Ucapnyaz

"Jadi kue ini penyebab kamu dateng malem?" Tanyaku bercanda—awalnya.

"Bisa jadi," Jawabnya sambil tertawa lalu membuka kemeja kerjanya.

"Gak usah repot Zach," Ujarku kemudian berjalan menuju dapur dan menaruh kue itu di kulkas.

"Kalo suami pulang bukain dong kemejanya jangan diem aja," Ujar Zach.

Apa? Dia pede banget sih mentang-mentang udah jadi suami istri terus mesti kayak gitu? Kan aku belum srek sama keputusan ini.

Lagian nanti kalo dibukain kemejanya tu badan kan bisa keliatan—astaga. Kok aku jadi mesum.

"Apaann sih buka sendiri bisa kan?" Ujarku kesal, dia tertawa diaana.

"Bisa sih. Nanti kalo kamu gak nurut aku laporin mommy ya," ancamnya. Ih mainannya laporan! Yasudahlah aku menurut saja padanya.

Aku membuka kemejanya dan sudah tampaklah tubuh sixpack nya. Walaupun bukan eight pack tapi six pack nya sudah terlihat sexy. Tak tahu kenapa aku keringat dingin saat ini, aku cukup grogi. Aku langsung mengambilkan baju untuknya dan menyuruhnya mengganti bajunya

"Pakein dong," rengeknya. Ih kayak anak kecil banget sihz

"Selagi masih punya tangan kamu gunain lah. Jangan nyuruh aku nanti kamu mesum sama aku" Ujarku kesal.

"Kamu aku mesumin juga mau kan," Ucapnya vulgar dengan santai.

"Apaan sih," Aku melotot padanya dan mencubit perut kerasnya.

"Ih jangan dicubit nanti sisi liar aku bangun yang," Kata-kata vulgar itu keluar lagi. Dasar mesum,
mau digimanain juga gak bakalan bisa gak mesum.

"Ish!" Aku memutar bola mata ku dan menuju ranjang untuk tidur. Punya suami mesum banget sih.

Tak lama Zach terlihat menuju ranjang dan mulai merabahkan tubuhnya di kasur, ikut bergabung denganku. Aku memutuskan untuk membalikan badan ku untuk membelakanginya. Namun ada tangan yang memeluk ku dari belakang. Getaran aneh itu tiba lagi.

"Apaan sih Zach," ucapku berusaha melepaskan pelukannya.

Dia malah langsung membalikkan badannya hingga tubuhnya berada di atas tubuhku dan menatapku. Posisi ini lagi pas dia maksa aku buat ngomong.

Aku mengalihkan pandanganku dari wajahnya. Namun dia memegang daguku dan memaksa melihat dirinya.

Tiba-tiba dia mencium bibirku lama memangut lembut aku mengepal tangan ku dan berusaha tak membalas perlakuannya. Dia menggigit bibir bawahku berusaha membuka mulutku.

Aku bisa merasakan bahaa tangannya sudah menjelajah paha dalam ku. Membuat ku terbuai dan membalas perlakuannya. Tanganku sudah berada pada lehernya dia turun menjelajah leher dan tengkukku.

"Ah, Zach, Egh," Desahan tersebut akhirnya keluar. Aku menutup mulutku malu.

"Mendesahlah. Aku suka kamu mendesah," ucapnya dengan senyuman licik. Kemudian bibirnya menuju dadaku dan menciptakan kiss mark disana lalu dia mulai membuka piyama ku tampaklah bra yang membalut payudaraku.

Dia langsung melanjutkan ciumannya dan tangannya yang handal mencari-cari kait bra ku dan dalam sekejap dia sudah meloloskan braku. Bibirnya mulai menjelajah payudara ku dan menghisap kuat disana membuatku mengelinjang.

"Aghh," desahan itu keluar lagi dan aku tak peduli. Dadaku sudah membusung akibat perlakuannya. Tiba-tiba handphone ku berbunyi.

Drrtt drrrtt drrttt

Terpampang nama mommy disana. Aku segera mengambil telpon ku dan mengangkatnya

"Hallo mom?" Tanyaku dengan nafas tak teratur, Zach masih menciumi dadaku dan sesekali menghisap payudaraku. Sekuat mungkin aku tidak mendesah.

"Sorry ganggu yaaa sayang. Mommy mau kabarin besok kamu ke hotel tempat wedding nanti ya. Ada keperluan nih sayang," Ucap mommy.

Zach tersenyum licik dan dia menciumi dadaku kembali, lalu beralih ke leherku, aku ingin mendesah, tapi sambungan telfon masih tersambung.

"Yaudah Mom tutup ya," Ujarnya.

"Okay mom, bye," Ucapku lalu dengan cepat mematikkan sambungan telefon.

Zach bangkit dan membiarkanku diam ditempat.

Alarm kesadaranku berbunyi, aku langsung menutup bagian polosku dengan bantal dan mencari-cari bra dan piyamaku.

"Kamu kemanain piyama sama bra aku?" Tanyaku panik.

"Gak tau," dia mengangkat bahunya dan tersenyum mengejek.

Aku memutuskan untuk mencari piyamaku. Akhirnha ketemuz Aku langsung memakainya dan menaiki ranjang. Yah walaupun tanpa mengenakan bra yang hilang entah kemana.

"Tidurlah," ucapan Zach membuatku merona lalu dia mengecup keningku singkat.

-

Edited.

Crazy Feeling (EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang