11

5.5K 126 0
                                    

      Kali ini adalah resepsi pernikahanku dengan Zach. Kami sudah mengenakan gaun dan tuksedo yang sudah dirancang oleh Kak Citra. Semua sudah berkumpul di hotel tempat pernikahan kami.

Aku mengenakan gaun putih yang indah tentu cocok di tubuhku. Sedangkan Zach sudah dengan tuksedo yang sangat pas pada tubuh kekarnya. Hari ini Zach terlihat sangat tampan—tunggu, ia selalu terlihat tampan kapanpun.

-

"Tangan kamu dingin banget sih yang," Ucap Zach ketika kami berdua digiring menuju tempat pelaminan. Aku hanya menggigit bibir bawahku untuk melampiaskan rasa gugupku.

"Eh—ya aku cukup gugup," Jelasku kemudian aku berusaha tidak mengeratkan genggaman ku pada Zach.

"'Kan ada aku, gak usah gugup," hiburnya aku hanya membalasnya dengan senyuman tipisku saja.

-

Setelah resepsi penikahan berjalan lancar aku bersama Zach kembali ke rumahku untuk membersihkan diri. Tulangku terasa diremukkan karena menyalami banyak tamu.

Karena undangan dari teman kantor Daddy,teman-teman Zach, teman teman ku, keluarga Zach, keluarga ku, dan lain-lain. Aku melihat Zach sudah selesai mandi mengenakan celana pendek hitam dan kaus polos merah. 

"Kenapa ngeliatin?" Tanyanya seolah dia sadar aku memperhatikannya. Aku memalingkan wajahku dan berusaha bersikap normal.

"Siapa juga coba yang ngeliatin?" Aku langsung berjalan menuju kamar mandi dengan pakaian yang sudah kubawa tanpa mempedulikkan wajah keheranan Zach.

-

Setelah ritual mandiku berlangsung aku terlalu exited untuk honeymoon. Ah! Pasti akan menyenangkan! Aku membayangkan pemandangan indah, kamar hotel yang modernhal-hal kecil yang membuatku tentu bahagia nantinya.

"Kenapa senyum senyum sayang?" Tanya Zach memperhatikanku senyum senyum sendiri. Aku spontan langsung menoleh ke arahnya dan berhenti tersenyum.

"Eh? Ga papa kok," jawabku spontan mengelak.

"Ngebayangin nanti honeymoon di ranjang ya?" Tanyanya mesum, aku menatapnya dengan tatapan jengkelku.

"Zach, mulut tuh mesum mulu," Ucapku mendorong bahunya.

"Yaelah, kan cowok sayang. Jadi wajar kalo mesum pikirannya atau gak mulutnya," sambarnya, aku hanya memutar bola mataku.

"Emang kamu mau aku maunya mesum diluar sama yang lain?" Godanya.

"Terserah," Jawabku demgan jengkel.

-

1 week later...

Hari ini adalah hari honeymoon ku dengan Zach. Aku sangat bersemangat. Membayangkan menikmati sunset sambil berciuman! Pasti sangat menyenangkan! Tunggu—Sepertinya otakku sudah tertular virus mesum Zach.

Pesawat kami berangkat pukul 9.25 pagi. Kami mengenakan kelas bisnis.

"Kamu capek?" Tanya Zach ketika kami berada di ruang tunggu.

"Hah? Nggak kok," jawabku. Aneh deh baru juga nyampe udah capek aja.

"Ohh yaudah," ucapnya. Tiba-tiba jaket besar menutup tubuhku membuat tubuhku terasa lebih hangat.

"Eh? Apaan nih," tanyaku spontan sambil menoleh ke arah Zach.

"Kamu kedinginan. Muka kamu pucet gitu terus bibir kamu kering," jawabnya, aku hanya diam.

"Hah?" Dia tak bergeming. Memang sih aku nerasa cukup kedinginan. Tapi aku kam tidak minta dibalutkan jaket?

"By the way makasih," ucapku.

"Urwell wifey," jawabnya sambil tersenyum padaku.

-

Akhirnya kami sudah tiba di Bali. Perjalanan dari bandara menuju Denpasar membutuhkan waktu 1-3 jam. Aku hanya bisa tertidur pulas di pelukan Zach sedari tadi memeluk tubuhku.

"Sayang, bangun," Zach menepuk-nepuk pelan pipiku. Aku perlahan membuka kedua kelopak mataku.

"Udah sampe ya?" Tanyaku, kemudian mulai bangkit dari posisiku. Merenganggkan otot-ototku yang lemas.

"Udah sayang. Kita udah di parkiran Hard Rock. Kamu turun yuk," ajaknya aku mengangguk.

Kami menaiki lift bersama orang yang membawakan barang kami. Nomor kamar kami adalah 1302 berarti di lantai 3 dari bawah. Kami sudah menuju ruangan kami.

"Ini ya mas mbak kunci nya nanti kalo gak bisa dibuka kebawah aja ke information center nanti dibantu," dia langsung meninggalkan kami diruangan ini sambil menutup pintu kamar.

"Yuk yang kita taro koper dulu," ajak Zach sambil menarik tanganku. Aku mengangguk mengiyakan.

-

Setelah mengatur pakaian dan koper aku memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Aku melihat terdapat 2 bathub disini, hah? Berarti?

Cklek

"Yang aku mau mandi," dia masuk sambil menggantung pakaiannya

"Zach! Sana lah, kan aku duluan yang mandi!" Usirku, walaupun di sini ada dua bathub tetap saja. Aku belum mau melihat tubuh full naked milik Zach.

"Kan ada 2 bathub sayang. Jadi kita gak satu bathub. Kenapa sih lagian?" Tanyanya cuek sambil membuka pakaiannya satu persatu.

"Yaakan aku gak mau diliat," Jawabku spontan berusaha membuatnya berhenti membuka pakaiannya.

"Yaelah yaudah deh aku gak liatttt tapi aku ikut mandi di bathub kedua," ujarnya.

"Yaudah deh," Ujarku kesal.

Kami mandi dalam diam tak ada yang mengajak bicara. Tiba-tiba Zach keluar dari bathub tanpa penutup. Gila yaa gak ditutup apa pake handuk?!

"Ih! Zach!!" teriakku sambil menutup mataku dengan telapak tanganku.

"Eh? Hehe sorry lupa," ujarnya dengan nada tanpa merasa bersalah sedikit pun.

"Yeuuu sanaahhh," usirku keluar.

-

Setelah dia keluar dari kamar mandi aku memutuskan untuk keluar juga. Kali ini aku mengenakan croptop merah dan celana jeans pendek biru dongker. Aku keluar dari kamar mandi dan memutuskan untuk melihat-lihat sekeliling ruangan hotel ini.

"Sayang," panggil Zach sambil memelukku dari belakang. Aku merasakan sensasi geli di leherku, membuat aku sedikit menggeliat.

"Apa?" Tanyaku sambil memegang tangan besarnya yang merangkul pada pinggangku.

"Nggak jadi deh," jawabnya. Dia menarik tanganku dan menuju pintu keluar. Mau ngapain?

"Ngapain Zach?" Tanyaku sedari dia sibuk memakaikan sepatu converse ku.

"Ya makein sepatu lah," jawabnya enteng.

Setelah sibuk dengan sepatuku dia menarikku keluar dari kamar. Dia membawaku ke sebrang pantai dekat hotel ini. Dia menghadapkan tubuhnya ke tubuhku.

"Mau ngapain sih?" Tangannya langsung merangkul pinggang ku.

Dia malah langsung menyambar bibirku. Memangut lembut dan sesekali menggigitnya membuatku menikmati perbuatannya. Tanganku sudah melingkar sempurna di lehernya.

"I love you my wifey," bisiknya dengan suara bergairah seraknya.

"I love you too my hubby," balasku dan mengecup bibirnya singkat.

-

Edited.

Crazy Feeling (EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang