15

5.1K 100 1
                                        

     Setelah ritual makan kami selesai kami langsung balik ke kamar kami dan sudah mendapati mas-mas dan mbak mbak yang sudah duduk di kursi tamu menunggu kami.

"Posesif banget sih." bisikku ketika kedua pelayan itu memijat kaki kami. Aku diharuskan dilayani oleh perempuan, yah memang Zach terkesan posesif kalau aku sedikit dekat dengan 'cowok' lain.

"Ya biarin," jawabnya dengan muka cemberutnya. Aku mencuri satu kecupan di bibirnya.

-

Setelah pijat memijat sudah selesai para pemijat itu meninggalkan kami berdua di kamar. Mataku sudah berat mungkin terlalu banyak minum wine dan sudah malam juga. Aku memutuskan untuk langsung tidur di kasur.

"Sleep well my wife," bisik Zach sambil memelukku dari belakang dan sesekali menciumi tengkkuku.

"Sleep well too my hubby," balasku lalu kami berdua tertidur dalam pelukan.

-5

Pagi yang cerah, Bali sudah dipadati dengan bule-bule yang sudah berjemur di pantai. Aku melihat jam sudah menunjukkan pukul 10.17. Wajah tampan suamiku terlihat sedang tertidur pulas,ahh mukanya tampannn! Eh? Dasar Cara!

Aku mencium pipi Zach yang tertidur pulas dan aku melarikan diri ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

Setelah acara mandiku selesai, aku sudah mengikat rambutku ke atas. aku sudah mengenakan pakaian tangan pendek polos berwarna abu-abu berleher lebar dan celana polos pendek berwarna biru dongker.

"Morning honey," Tiba-tiba ada tangan besar yang memelukku dari belakang. Sekarang dia asik menciumi tengkukku membuatku menggigit bibir bawahku.

"Eghhh Zachh," lenguhku aku berusaha menjauhkan tubuhku dari tubuhnya.

"Morning kiss pleas honey," bisiknya dan asik menciumi tengkukku.

"Wh...why? You likeeh kiss my liph?" Tanyaku dengan nafas terengah engah karena perbuatannya.

"Because I like your lip. Soft and sweet," jawabnya sambil terus meciumi tengkukku hingga ke pundakku. Bibirnya menghampiri bibirku lagi dan kembali menuju leher hingga tengkukku.

"Egh.. Do you love me eghh?" Tanyaku dan dia asik dengan tengkukku hingga aku harus mendesah disela-sela menjawab pertanyaan nya.

"Of course honey," bisiknya dan melepaskan ciumannya pada leherku.

"Here you go I'll give you morning kiss," ucapku dan langsung membalikkan badan dan mencium bibirnya memanggut lembut bibirnya Zach sesekali menggigit bibir bawahku.

"Done," ucapku mengakhiri ciuman itu sambil tersenyum.

-

"Honey," panggil Zach, aku langsung menoleh dan mengangkat sebelah alisku

"Kenapa?" Tanyaku.

"Kapan mau beli oleh-oleh? Kita 3 hari lagi uda mau pulang loh yang. Denpasar ini padat hon, jadi kalo mau cari oleh-oleh sekarang aja hon," jelas Zach. Betul juga sih, tapi aku sedikit malas.

Karena tempat membeli oleh-oleh cukup jauh dan memakan waktu yang lama.

"Lagian, ini honeymoon hon. Masa mau bawa oleh-oleh? Mending kalo mau beli pie, atau apa gitu buat kita aja hon. Lagian mom and dad pasti ngerti lah," lanjutnya lagi dan menatapku.

"Yaudah deh terserah kamu. Aku nurut aja," aku mengiyakan perkataannya.

"Seriusan nih?" Tanyanya dengan senyum evil. Dia tidak yakin dengan jawabanku, mungkin dia merasakan percikan ketidak ikhlasan.

"Yaiyalah. Kenapa emang? Kamu pikir aku bilang terserah itu ada maunya?" Aku mengangkat bahuku sambil mengangkat alisku dan menatap nya tajam.

"Ya kan biasanya cewek tuh gitu. Terserah sih bilangnya, tapi padahal dia mau milih sendiri," ujarnya sambil asik dengan ipadnya dan tersenyum.

"Yah aku gak kayak gitu. Gimana dong?" Dia menoleh ke arah ku dan aku mengangkat bahuku sambil tersenyum licik.

"Iya-iya udah gausah debat," ujarnya dan langsung menghentikan perdebatan kami.

"Yauda jadinya gimana?" Tanyaku. Aku belum sempat menerima keputusannya.

"Ya beli pie atau apa gitu. Bawa pulang buat kita di apart hon," hah? Apart? Aku langsung mencengang mendengar perkataannya.

"By the way aku lupa. Kita akan tinggal di apart deket kantor aku sama rumah mommy and daddy di Jakarta. Mungkin kamu mau main kesana untuk menginap. Meskipun mom and dad di Seattle kamu bisa lepas kangen sama barang barang mereka," Jelas Zach panjang lebar seolah tau apa yang aku pikirkan aku mengangguk mengiyakan.

"Kenapa baru bilang sekarang?" Tanyaku lagi

"Lupa kabarin kamu dari kemaren hon," jawabnya.

"Lagian, di apart aku enak hon. Kantor kerja aku deket, terus rumah Mommy and Daddy kamu deket jadi bisa main kesana," lanjutnya lagi aku hanya diam dan tak berguming.

"Yaudah terserah kamu deh," Aku tak mau menlanjutkan perdebatan kami.

-

     Pagi yang cerah, 2 hari lagi kami akan kembali ke Jakarta. Setelah kemarin kami membeli makanan untuk dimakan di Jakarta aku merasa cukup lelah. Hari ini aku akan mencari merchendise ala Bali. Apa? Matre? Of course not! Big no! Justru Zach yang mengajakku kesini, dia ingin membeli merchendise untukku meskipun aku menolak 1000 kali.

"Hon, dream catcher nih. Mau?" Tawarnya sambil memperhatikan dream catcher berwarna abu-abu.

"Terserah kamu. Kamu beli juga dong, jangan aku doang." Ucapku.

"Jadi maksud kamu couple gitu?" Tanyanya iseng.

"Ya bisa jadi?" Jawabku ragu.

"Yaudah mbak ini 3 ya," hah? 3? Buat siapa coba? Dia mengajakku pulang menuju hotel. Perjalanan kami tidak membutuhkan waktu panjang,hanya 10-30 menit.

"Zach," panggilku pelan saat kami menuju hotel.

"Hm?" Tanyanya.

"Kok tadi beli dream catcher nya 3 sih? Buat siapa 1 lagi?" Tanyaku spontan karena teringat pesanan diatadi.

"Buat kamu lah hon. Buat little baby kita nanti juga" jawabnya. Hah? Hamil aja belom. Gimana mau dapet baby? Uda beli perhiasan segala buat anak.

-

Edited.

Crazy Feeling (EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang