17

4.7K 102 0
                                    

AKU INGATKAN, CHAPTER INI KHUSUS 21 + JANGAN SALAHKAN AKU KALAU KALIAN MERASA GAK DIPERINGATI.

Pagi yang cerah, aku sudah memperhatikan sekelilingku namun Zach sudah tidak ada di kasur. Aku sudah melenatngakan tanganku ke udara karena pegal, sebaiknya aku mandi terlebih dahulu untuk menghilangkan badan lengket ku ini.

Tapi ada suara ciprak ciprakan air, Berarti dia sedang mandi, aku memutuskan untuk mandi di kamar mandi kamar mandi ke 2 saja.

-

Setelah bermandi ria ku selesai aku sudah mengenakan celana ketat pendek polos putih dan croptop hitam polos. Aku langsung menuju kamar untuk menghampiri Zach.

Aku sudah melihat Zach mengenakan jins polos hitam dan belum mengenakan pakaian atasnya. Perut kokoh nan sixpack nya membuat ku menelan ludah.

"Hon mana kemeja aku?" Tiba-tiba Zach berteriak dari sana sambil sibuk membongkar bongkar kemejanya. Sesibuk itu ya? Sampe gak sadar ada istrinya di belakang dia.

"Bentar ya." Teriakku balik dia terlihat kaget menatap ku tersenyum. Aku langsung mecarikan kemeja dan dasinya untuk kerja.

"Nih." ucapku sambil memberikan kemeja dan dasi kerjanya dia tersenyum padaku dAn langsung mencium bibirku singkat.

"Makasih hon," ucapnya setelah mencium bibirku singkat.

"Zach." panggilku. Aku meningat percakapanku dengan Mommy Linda, dia menginginkan cucu.

"Mom Linda telpon aku tadi. Dia minta cucu," Ucapku jujur dia menatapku yang sudah tertunduk. Dia memegang daguku dan menatapku namun aku memalingkan tatapanku darinya.

"Iya sayang. Aku akan berusaha. Tapi gak sekarang. Aku mau kerja dulu ya," dia mengecup keningku singkat dan menuju kantornya. Aku menghela nafas panjang, semenjak liburan kami Zach terkesan sangat sibuk.

Maksudku, sebagai istri aku menginginkan kasih sayang darinya. Aku hanya bisa menangisi nasibku. Aku harus membicarakan ini dengan Zach nanti malam.

-

Jam sudah menunjukkan pukul 6.10 aku dan Zach sudah selesai membersihkan diri. Aku memutuskan untuk membicarakan hal yang dibilang oleh Mom Linda.

"Kemaren Mom Linda telpon," Ucapku sambil naik keranjang kasur dan bersandar dikepala kasur.

"Bilang apa aja hon dia?" Zach langsung menaruh Ipadnya di meja laci kami lalu tangannya menggengam tanganku yang sudah dingin karena grogi.

"Dia minta cucu." tersentak aku menggengam tangannya kuat karena gugup.

"Kamu mau?" Tanyanya lagi dan menaikkan alisnya sambil memegang daguku dan menatapku penuh tanda tanya.

"Abisan aku juga pengen punya anak terus sekalian kasih cucu ke Mom Linda dan Dad Devan." ujarku dia sudah naik di atas tubuhku sambil menatap mataku penuh tanya.

"Aku takut mereka keburu tua duluan, baru punya cucu." Lanjutku, ia menghela nafasnya.

"Sayang, kalo mau main kuda-kudaan gausah sok nyari alesan gitu ah," Gumamnya tiba tiba mesum. Yaampun! Punya suami mesum banget.

"Eh?" aku mendorong tubuhnya untuk menjauh dariku. Namun dia menahan ku dengan jebakannya, dia mulai mengelus pipiku lalu turun ke leherku.

Aku hanya bisa memejamkan mata menikmati setiap sentuhan yang diberikkan nya. Dia mulai membenamkan kepalanya di leherku, menghisap kuat disana membuatku mendesah karena terasa perih bercampur nikmat.

Crazy Feeling (EDITED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang