Aku sudah bersiap siap untuk tidur. Aku sudah Mengenakan piyama dan celana panjang kelonggaran. Aku melihat Zach sibuk dengan ipad dan iphone nya. Dia gak tidur? Ini sudah jam 23.45 Malam. Dan mata dia masih segar menghadap ke dua layar monitor itu.
"Hey, kamu sibuk?" Tanyaku dan mengambil tempat duduk disebelahnya, dia menoleh ke arahku sesaat untuk menjawab pertanyaanku
"Hm.. Lumayan sih. Aku ada sedikit urusan dengan bisnis kantor. Kamu tidur aja dulu kalau ngantuk," Ujarnya dan mengecup keningku. Aku agak sedikit terpaku dan membeku sesaat saat dia mengecup keningku.
Argh, sudah lah. Lupakan saja. Tanpa basa-basi, aku langsung mengatur posisi tidur ku di ranjang. Lalu mulai memejamkan mata. Tapi, ngomong-ngomong, tadi dia kesambet apa dia? Nyium kening aku?
-
Aku membuka mataku perlahan mencoba beradaptasi dengan cahaya matahari yang menyerangku dari kaca. Aku melihat sekeliling ku mencari keberadaan Zach. rupanya Zach tertidur pulas di samping ku. Bahkan saat tidur dia terlihat tampan. HEY HEY CARA!
Aku beranjak dari kasurku secara perlahan dan melangkah kan kakiku menuju kamar mandi untuk berendam sejenak. Tubuhku masih terasa sangat lelah, karna aku melakukan kegiatan photoshoot prawedding kemarin yang sangat melelahkan.
Setelah selesai mandi, aku sudah mengenakan kaos polos berwarna putih dan celana hitam. Baju dan celana ini pemberian mommy, jadi kangen mommy deh.
Aku melihat Zach yang sudah berada di meja belajar lama ku. Sekarang meja itu menjadi meja kerjanya, mungkin dia sedang mengerjakan tugas bisnis? Aku melangkahkan kakiku untuk menghampirinya.
"Zach?" Tanyaku sambil menepuk pundaknya, dia tidak menoleh ataupun merespon. Matanya masih terpaku pada layar laptopnya.
"Eh? Sebentar ya aku lagi kerjain bisnis nih nanti aku kesana yaa makan sarapan," celotehnya tiba-tiba aku hanya berdecak kesal sambil memutar bola mataku. Segitu sibuknya dia?
"Nggak kok, aku juga belum bikin sarapan. Kamu kerjain aja dulu nnti kalo udah masak sarapannya aku panggil," Ucapku.
"Oke," dia hanya menjawab singkat dan matanya beralih dari laptop dan menatap layar ipadnya.
Aku mengecek kulkas kali ini hanya ada sayur-sayuran, daging, keju. Aku putuskan untuk membuatkan kami sandwich sebagai sarapan, dan minuman nya susu.
Setelah selesai membuat sandwich dan susu tadinya aku ingin menyuruhnya untuk turun. Tapi aku merasa kasihan dengan Zach. Dia sibuk, masa aku menyuruhnya ini itu. Kerjaan dia gak akan selesai. Jadi aku putuskan untuk mem bawakan saja deh.
"Nih," ucapku memberikan sandwich dan segelas susu di meja. Zach masih terus terfokus pada layar laptopnya.
"Makasih sayang," Jawabnya. Kenapa dia selalu menggunakan kata sayang? Ah sudahlah, lupakan saja.
"Eh? Iya," ujarku singkat dan langsung melahap sandwich ku.
Sudah lebih dari 3 jam, bahkan sekarang sudah pukul 10.00 pagi. Dia bekerja dari jam 7 pagi. Aku ingin bicara dengannya. Akhrnya aku menghilangkan rasa bosan dengan bermain hanphone atau membaca novel.
Tiba-tiba ada tangan besar yang merangkul pudakku. Aku langsung menengok. Rupanya Zach sudah merangkul pundakku sambil bermain dengan rambutku.
"Udah selesai tugasnya?" Tanyaku masih dengan mata yang terfokus pada novel yang kubaca.
"Udah kok," jawab nya.
"Oh gitu,"'Ucapku singkat.
"Aku mau main sama kamu. Kamu gak mau kan aku main sama yang lain?" Tanyanya vulgar. Dasar mesum.
"Ya nggak main apa-apaan dan gak sama siapa-siapa. Kan kerjaan udah selesai kenapa musti main. Gak capek?" Tanyaku.
"Ya ga dong. Kalo main sama kamu mah aku gak bakalan cape," Ucapnya sambil mengedip-ngedipkan sebelah matanya ke arahku.
"Apaan si-" dia langsung membekap mulutku dengan tanganny. Aku memberontak sambil memukul mukul dadanya. Tapi percuma, kekuatan dia jauh lebih berkali lipat daripada tenagaku. Aku bingung apa yang ingin dia lakukan?
Dia melepaskan bekapannya dan langsung mendaratkan bibirnya di bibirku. Aku awalnya memberontak lagi, tapi lama kelamaan Zach membuat ciuman ini semakin panas.
Tidak sadar aku sudah mengalungkan tanganku dilehernya dan dia sudah memegang tengkukku. Dia mulai menjelajah di leherku menghisap, menjilat, mengigit gigit kecil membuat ku mendesah.
"Ah, stop it Zach," aku tak mau ini berlanjut, aku belum siap dan hubungan ku dengannya belum betul-betul sah.
Kita belum sah Zach. Dia malah meneruskan ciuman itu ke dadaku hingga membusung akibat perbuatannya. Aku sudah meremas rambutnya karena tak tahan. Aku berusaha mendorong kepalanya dari dadaku.
"Ahh," aku mendesah untuk kedua kalinya. Akhirnya dia melepaskan ciumannya. Nafas ku belum teratur. Sedangkan Zach sudah membaringkan dirinya disampingku.
"Maafkan aku. Aku belum siap," Kataku tiba tiba dengan nafas yang terengah engah akibat ulahnya
"Tak apa," jawabnya.
"Maaf, aku udah nekat lakuin itu ke kamu," tiba tba Zach meminta maaf. Dia langsung memberi kecupan singkat di bibirku dan meninggalkanku.
-
Edited.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Feeling (EDITED)
Romantizm#854 IN ROMANCE Cara Delevingne sudah mengenal Zach Johnson sejak kecil. Di masa kecil, Cara bukan peminat para lelaki, hanya perempuan tomboi yang tidak terlalu suka bermain dengan perempuan feminim. Di masa dewasanya dia bertemu lagi dengan teman...