26B

2.1K 137 3
                                        

Hola! Aku update cepet lho! Haha. Comment kalian selalu ditunggu yaa.

Enjoyyy ~~~


**************

Sheila mengikuti langkah Steve sambil bersenandung kecil, ia senang dapat meluangkan waktu bersama kedua sahabatnya. Tapi saat melihat dua pasang manusia yang sedang berpelukan, matanya kembali memancarkan cahaya sendu dan rasa kekecewaan. Sheila tetap berjalan mengikuti Steve, tapi matanya tak lepas memandangi dua sejoli yang sekarang seperti membicarakan hal serius. Sampai akhirnya sang lelaki kembali menarik sang gadis dalam pelukannya.

Dukkk (post – Chapter 26A)

"Ahh, sorry sorry, sorry Steve—Eh maaf bu, saya ga sengaja" Sheila tersenyum kikuk menyadari kebodohannya. Ia terlalu serius menonton kedua sejoli tersebut hingga tak menyadari keadaan di depannya.

"Lah? Lo kenapa deh Shei?" Steve menghampiri Sheila, memandangnya bingung. Ia baru menyadari bahwa Sheila tidak berada dibelakangnya lagi saat sampai dimeja mereka. "Ngg- Ngga, gue ga kenapa-napa. Ayo balik ke Chaca sama Jo."

"Nih pesenan lo," ucap Steve datar sambil memberikan pesanan Jo, rasa cemburu kembali menggerogoti hatinya tiap kali ia melihat Chaca tertawa lepas karna kata-kata atau cerita Jo. Ia ingin kembali menjadi alas an Chaca tersenyum dan tertawa, ia ingin menjadi satu-satunya lelaki yang berada disamping Chaca. Bukan melihat Chaca bahagia bersama lelaki lain. Tapi ketika ia teringat kata-kata Chaca untuk tidak menjadi egois, batinnya berbicara memohon.

Katakan gue ini egois Cha, tapi untuk kali ini, gue ingin ngerebut lo dari Jo dan menjadikan lo milik gue Cha. Ngebuat lo tersenyum, tertawa, dan bahagia selamanya. Tolong Cha, kali ini aja, biarin gue jadi orang yang egois.

"Cha, nih makanan lo, temenin gue ke toilet gue dulu yuk cha," ajak Sheila sambil mengisyaratkan sesuatu. Chaca mengangguk, mengiyakan ajakan Sheila, meninggalkan Jo dan Steve berdua di meja mereka.

"Apa lo sayang sama Chaca?" lontar Steve sepeninggalan Chaca dan Sheila. Jo tersedak, Kenapa dia nanya gitu?, batin Jo bingung.

"Jawab aja, gue Cuma pingin tau,"

"Buat apa?"

"Karna gue ga mau sahabat gue jatuh ke tangan orang yang salah. Chaca itu beda, dia ga gampang jatuh cinta, jadi gue ga mau cowo yang ngedapetin hatinya itu malah ngebuat dia nangis." Terang Steve sambil menahan rasa ngilu didadanya saat memikirkan jawaban yang Jo ucapkan.

"Dia memang berbeda Steve, dan itu yang ngebuat dia selalu berarti buat orang-orang disekitarnya. Makanya buat mereka yang sayang sama Chantika, mereka pasti ga akan mau bersikap egois, karna Chantika juga selalu begitu. Selalu berbuat apapun demi kebahagiaan orang-orang disekitarnya, bahkan walau dia ga diuntungin dengan perbuatannya sendiri." Balas Jo panjang dengan tatapan menerawang sendu. Ia kembali teringat akan setiap perlakuan Chantikanya untuk Sheila sedari dulu. Chantika memanglah Chantika, gadis supel, cuek, jutek, bahkan terkesan galak bagi orang-orang yang tak mengenal dirinya, tapi nyatanya memang tak begitu. 'Don't judge a book by it's cover' , ya, itulah Chantikanya.

#

"Lo kenapa La?"

Sheila menghentikan langkahnya, masih mempertahankan posisi menghadap kaca kamar mandi, membelakangi Chaca. Ia tak berani menatap Chaca secara langsung, karna ia tau ia tak bisa berbohong dengan tatapannya.

"Cerita sama gue," Chaca menatap pantulan diri mereka dikaca sambil merangkul Sheila. Ia tau sahabatnya ini sedang tidak baik-baik saja.

"Gue baik-ba—"

Complicated Friend ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang