25.

2.7K 135 27
                                    

Finally bisa update chapter ini guys! Sorry ya lama, tbh, chapter ini mengalami beberapa kali perombakan dan pengulangan. So enjoy now~~~

***************
AUTHOR POV

(H-5)

"Sorry banget ya Chan..." Chaca kembali mendengus sebal, entah sudah berapa kali kupingnya menangkap kalimat maaf yang keluar dari mulut Jo.

"Ya ampun Jo, lo udah ngomong 'maaf' berapa kali sih dari kemarin?" Ucap Chaca jengah.

"Ya gue kan ga enak sama lo Chan padahal lo kemaren udah semangat banget" kata Jo lesu membuat Chaca memutar bola matanya malas.

"Eh tapi hari ini jadi kok, janji!" Jo membentuk huruf 'v' dengan kedua jarinya, sambil menghadap Chaca dan berjalan menyamping disepanjang koridor.

"Iya Jo, iya, lo juga udah ngucapin itu berkali-kali juga"

"Iya, tapikan gue tetep ga enak, gue juga takut kalo taunya hari ini kita gagal lagi nyerahin itu semua, gue takut ngecewain lo Chan. Maa—— Chan??" Jo menengok ke kanan dan kiri, ia celingukan mencari keberadaan Chantikanya yang tadi berjalan bersisian dengannya. "Lah? Ko ilang sih? Chantika."

#

"Hahaha," Steve dan Sheila berjalan bersisian, tak lupa dengan tangan Steve yang sedari tadi merangkul Sheila.

"Gue kangen tauuu La sama lo," kata Steve menghentikan langkahnya.

"Apaan sih lo, kita kan ketemu tiap hari, Steve."

"Iya tiap hari, tapikan lo sibuk ngurusin cinta lo itu," sindir Steve sambil mencubit hidung Sheila gemas. Sheila mengaduh, dan Steve kembali tertawa karna hidung Sheila yang sudah mirip seperti badut, mereka kembali berjalan menuju ruang ujian mereka.

Gue kangen lo, La. Dan gue juga kangen sama lo, Cha. Kangen banget. Batin Steve.

Lo udah dapetin kebahagiaan lo Steve? Gue seneng ngeliat senyum lo. Gue seneng bisa ngedenger tawa lo. Walau disini hati gue perih karna bertahan sendiri, tapi gue rela, demi senyum yang terukir di bibir lo. Chaca menghela nafas berat. Apakah semuanya harus seperti ini? Apa takdir memang menggariskannya untuk selalu berkorban?

"Chan! Ya ampun gue kira lo kemana," oceh Jo seraya menepuk pundak Chaca. Chaca hanya membalas Jo dengan senyum getirnya, ia langsung melenggang pergi meninggalkan Jo yang kebingungan dengan perubahan sikapnya.

**********

Tetttttttttt....

"Oke anak-anak waktu habis, kalian bisa tinggalkan kertas kalian meja dan pulang." ujar Bu Nada yang hari ini menjadi pengawas kelas Chaca.

Chaca sedikit merenggangkan badannya, tapi seketika tatapan lega karna UAS hari ini sudah ia laksanakan kembali menjadi tatapan sendu. Di sebrang ruangan, terlihat Steve dan Sheila yang sudah asik bersenda gurau, Steve juga terlihat meledek Sheila sampai Sheila mencebik kesal dan memukul lengan Steve, tapi setelah itu pemandangan selanjutnya lebih membuat hati Chaca terasa nyeri. Steve kembali melingkarkan tangannya di bahu Sheila, dan berjalan bersisian.

"Apa gue bilang waktu itu? Harusnya kita kerjasama." Ucap Joseph yang tiba-tiba sudah berada di sebelah Chaca.

"Maks— Oh ya, gue sampe lupa. Gue tunggu lo nanti sore di taman Merpati. Jam 4. Lo wajib dateng, ini menyangkut cewe lo yang keterlaluan sama Sheila." Tak apa jika Chaca belum bisa menyerahkan bukti-bukti itu pada polisi, yang penting ia harus tetap menyingkirkan orang-orang yang ingin berniat jahat pada Sheila, sahabatnya.

"Chaca!!" Chaca merasakan seseorang memeluknya dari samping begitu erat. Chaca menolehkan wajahnya dan mendapati Sheila serta Steve yang membututinya. Mata Chaca terkunci ketika melihat mata Steve. Mata serta tatapan yang Chaca rindukan. Tapi, tidak. Ia tidak sanggup untuk terus-terusan melihat kemesraan diantara Steve dan Sheila.

Complicated Friend ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang