I'm so sorry for the late update, bahkan ini udah telat banget, tapi sumpah author udah nyelesaiinnya dari kemarin-kemarin, cuma ga bisa update karna some error in wattpad yang gue ga ngerti. So enjoy this chap~~~
*********************
CHACA POV
"Akkhhhh!" gue mengerang penuh frustasi, menutup buku pelajaran yang ada di hadapan gue, lalu mengacak-acak rambut gue asal. Gila, kimia kampret, rasanya pingin gue bakar aja nih catetan, terus gue telen abunya biar bisa masuk ke otak gue langsung. Hffft.
"Kapan sih gue bisa hafal?!" gerutu gue sambil kembali membolak-balikan halaman catatan kimia yang ada di meja belajar gue. Sumpah, stress banget besok harus UAS semester genap. dan gue eneg banget sama yang namanya kimia. "Kalo gue ga inget nyokap..."
"Ga bakal mau gue nyentuh ni buku!" gue kembali mengoceh dan menggerutu dengan semua materi yang harus masuk ke dalam otak gue, sampai akhirnya terdengar ketukan dari balik pintu kamar gue.
Tokk tokk tokk
"Chantika sayang, Mama boleh masuk?" Suara wanita terhebat yang ada dalam hidup gue terdengar begitu lembut dari balik pintu sana.
"Masuk aja Mah, aku ga ngunci pintunya kok." jawab gue dengan sedikit membesarkan volume suara gue. Tak lama kemudian, Mama masuk dan membelai rambut gue dengan penuh cinta. Gue langsung membalik kursi belajar gue dan memeluk Mama. Hmm, gue kangen sama ketenangan ini. Dan mungkin gue terlalu sibuk dengan urusan gue sampai akhirnya udah lama ga menghabiskan waktu bersama Mama.
"Kamu masih belajar?" tanya Mama lembut dengan tangan yang masih mengusap pelan puncak kepala gue yang berada dalam pelukannya.
Gue mendengus. Kembali teringat dengan segala catatan yang ada di buku terkutuk itu, membuat gue mulai merasa frustasi lagi.
"Iya nih Mah, Chantika kesel banget sama pelajaran satu ini. Pingin Chantika remek-remek nih catetan." ucap gue sambil mengerucutkan bibir gue.
"Ga boleh gitu, ini kan buat nilai kamu sayang." ucap Mama lembut yang sekarang sudah melepaskan pelukannya dan duduk di pinggir kasur. Gue hanya kembali mendengus dan kembali menatap jengkel semua tulisan-tulisan cakar ayam yang ada di kertas itu. Nulis catetannya aja gue udah ga niat, apa lagi di suruh baca, terus harus ngafalin juga, ikhhhhh.
Gue meremas kasar halaman paling belakang dari buku ini. Bener-bener muak rasanya. Sedangkan Mama hanya terkekeh pelan saat melihat tingkah gue.
"Mm, sayang, Mama mau ngomongin sesuatu sama kamu." Gue berbalik, memutar kursi gue agar bisa berhadapan dengan Mama, lalu menatapnya dengan tatapan bertanya. Bukannya biasanya Mama selalu langsung nyampein apa pun yang ingin dia sampaikan ke gue tanpa perlu izin atau ngomong terlebih dahulu seperti sekarang ya?
"Ekhem," Mama berdaham sekilas, membetulkan posisi duduknya, lalu menggenggam tangan gue erat. Mama kenapa?
"Jadi, Ekhem..." gue mengernyitkan dahi gue, Mama terlihat sangat grogi saat ini. "Papah kamu, Mm..."
"Papa kenapa Ma?" tanya gue khawatir, takut sesuatu hal terjadi dengan bokap gue yang berada disana. Oh ya, bokap gue bekerja di Australia sekarang, tapi karna waktu itu gue mempertahankan kemauan gue untuk tetap berada disini, jadi bokap yang memutuskan untuk tinggal disana sendirian, dan pulang setiap lima bulan sekali kesini untuk melihat keadaan gue dan nyokap.
"Kata Papa, dia udah daftarin kamu di salah satu universitas terbaik disana. Dan katanya, disana juga ada beberapa klub musik yang lagi berkembang, dan kamu bisa bergabung disana, karna dia bilang, kalau kamu mau, Papa sendiri yang akan ngurusin pendaftaran untuk masuk ke salah satu club musik itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated Friend Zone
Novela JuvenilIni terlalu sakit. Gue terlalu lemah. Dan gue mulai lelah. Bayangin lo jatuh cinta sama sahabat cowo lo sendiri Dan gue tau itu lagi booming banget di kalangan anak muda jaman sekarang. Tapi yang bikin lebih sakit itu tuh doi jatuh cintanya bukan s...