Banana -6

7.8K 729 9
                                    

Sumpah, ini demi apa Angkasa ngajakin aku nonton?

Segila-gilanya aku jatuh cinta sama Angkasa, tidak pernah sekalipun aku berharap dan menghayal bakal diajak nonton begini. Rasa-rasanya aku pengen salto, kalau perlu jejingkarakan deh.

Hihihi.

Bibirku sedari tadi tak henti-hentinya melengkung keatas. Angkasa benar-benar bikin aku jatuh cinta terlalu dalam.

Aku lebay? Biarin!

"Yuk," ujar Angkasa dengan tangan membawa cemilan.

Sweet banget sih...

Aku mengangguk riang dan mengikuti Angkasa masuk kedalam bioskop. Kita berdua duduk dibangku barisan kedua dari depan.

"Ini nggak apa-apa kan nonton pilem action?" tanyanya sebelum pilem diputar.

Aku menggeleng seraya tersenyum manis. "Nggak apa-apa kok"

Angkasa tertawa pelan. "Sip kalo gitu"

Lagi-lagi aku tersenyum manis. Dan Angkasa kembali menatap layar yang sudah menayangkan film—entah apa judulnya.

Suer deh. Mau pilem horor kek. Pilem action kek, nggak masalah. Asal nontonnya bareng Angkasa.

Hihihi.

Kalau dilihat-lihat dari dekat begini, kadar kegantengan Angkasa meluber-luber. Wajahnya yang putih bersih dihiasi sepasang mata yang teduh. Bikin cewek manapun klepek-klepek dan kelenger-kelenger.

Subhanallah bangetlah ciptaan Tuhan.

Ngomong-ngomong soal cewek, cewek yang kemarin itu siapa sih? Sampe sekarang rasa penasaran masih memghantuiku. Siapa sih cewek itu?

Apa aku harus nanya ke Angkasa? Ntar kalau dibilang kepo gimana? Mending dibilang kepo daripada rempong. Ih, emak-emak banget!

Sumpah, dari awal cerita diputar sampai berakhir sekarang, aku sama sekali nggak fokus. Padahal sudah dua bungkus popcorn yang kuhabiskan. Aih...

"Ceritanya seru, kan?" tanya Angkasa begitu keluar dari bioskop.

"Eh?" aku mengangguk cepat. "Iya, seru banget. Hehehe..."

Iya, seru. Seru banget melamunnya!

"Habis ini mau kemana?" tanyanya lagi.

Aku tidak menjawabnya. Mataku sekarang tertuju pada sebuah boneka monyet berukuran sedang yang dipajang dietalase sebuah toko. Tanpa sadar kakiku melangkah begitu saja mendekati boneka tersebut.

Tanganku tergerak menyentuh kaca etalase toko tersebut. "Lucu banget," gumamku.

"Lo suka?"

Aku mengangguk. "Suka,"

Eh. Lo? Kok Angkasa tumben manggil aku begitu?

Refleks aku menoleh. Detik itu juga mataku melotot lebar begitu melihat sosok disampingku sekarang. Sumpah demi apa si monyet sialan ada disini?

Jangan-jangan...

"Lo ngikutin gue ma Angkasa, ya?" tuduhku langsung.

Nimo mengangkat alisnya sebelah. "Ngikutin? Elo?" ia tertawa sebentar. "Nggak mungkinlah!"

"Terus lo kok bisa disini?" tanyaku curiga.

Bukannya menjawab pertanyaanku. Nimo malah mengajukan pertanyaannya sendiri. "Terus lo kok disini? Sendirian lagi"

Seketika aku menepuk jidat. Astaga, Angkasa kemana? Kok tiba-tiba ngilang begini?

Aku celingak-celinguk mencari keberadaan Angkasa. Sampai kemudian aku menangkap sosok Angkasa tengah tertawa bersama seorang... cewek.

BananaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang