"Tapi jangan cubit-cubit pipi ii lagi ya, Li!" pesan Prilly sambil mengacungkan jemari kelingkingnya.
"Iya ii ku sayang." kata Ali, lalu ia menggandeng Prilly menuju Zahra dan kedua orang asing baginya, yaitu Gerald dan Anis.
Ali dan Prilly berlari kecil sambil bergandengan tangan dengan lucunya ke arah mereka.
"Iya Bu ada apa panggil Ali?" tanya Ali pada Zahra.
"Sini, nak." kata Zahra memanggil Ali seorang diri, Prilly pun memandang Ibu angkatnya itu dengan heran, sebenarnya ada apa ya? Pikir Prilly.
Saat Ali telah berada di pegangan kedua tangan Zahra yang berjongkok, Zahra memperkenalkan terlebih dahulu siapa orang asing itu.
"Nih yang ada disebelah kita, namanya Om Gerald dan Tante Anis, mereka punya maksud baik sama Kamu." ucap Zahra sambil mengelus rambut Ali.
Ali menatap Gerald dan Anis secara bergantian dengan tatapan kebingungan.
"Ayo salim ke Om Gerald dan Tante Anis, sayang." suruh Zahra. Lalu Ali mencium tangan Gerald dan Anis secara bergantian.
Tiba-tiba saja Prilly menarik-narik baju Zahra entah ingin apa.
"Ibu... Ibu..." panggil Prilly sambil menarik-narik baju Zahra.
"Iya kenapa, ii sayang?" tanya Zahra.
"Aku juga mau salim." pinta Prilly dengan lucunya, sampai Gerald dan Anis melihatnya gemas dan tertawa kecil.
"Boleh, sayang. Mari sini." ujar Anis ramah.
Setelah itu, Ali kembali bertanya maksud dan tujuan mengapa Zahra memanggilnya.
"Ibu, sebenarnya ada apa Ibu manggil Ali?" tanya Ali memotong tawaan kecil itu.
"Kita bicarakan di dalam saja ya, kasihan Om dan Tante berdiri disini. Mari Tuan, Nyonya kita bicara di dalam saja." ucap Zahra mempersilahkan mereka masuk.
"Anak-anak mainnya lanjutkan saja ya, nak. Ibu sedang kedatangan tamu sebentar, jangan nakal ya." pesan Zahra pada anak-anak yang lainnya.
"Iya bu," jawab mereka semua dengan serentak.
Anis menggandeng Ali masuk diikuti Gerald, suaminya. Sedangkan Zahra tertahan karena Prilly memanggilnya.
"Ibu, ii ikut Ali ke dalam ya." pinta Prilly.
Zahra pun terdiam bisu. Ia berfikir bagaimana Prilly jika nanti tahu ia akan kehilangan Alinya, pasti ia akan sangat sedih.
"Kamu tidak main saja dengan saudara-saudaramu yang lainnya? Ali ada urusan sebentar, sayang." kata Zahra.
"Ali pernah bilang kalau urusan Ali juga urusan ii, Ibu. Soalnya ii janji sama Ali kalau ii bakal temenin Ali terus, Ali juga janji kok sama ii. Lagian kan yang lainnya tidak ada yang mau bermain sama ii, Bu." ucap Prilly. Zahra pun sedikit berkaca-kaca saat mendengar ucapan gadis tak berdosa itu, akan kah ia memisahkannya?
"Baiklah. Ayo ikut Ibu, nak." ucap Zahra sambil menggandeng si kecil Prilly yang tingginya masih sekitar ketinggian perutnya.
"Hore!" ujar Prilly girang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love
Fanfiction[THE END] Maaf, kita akan terpisah lagi, Aku tak bisa berada disampingmu lagi, bahkan kali ini untuk selamanya. - Prilly Putri Latuconsina - PU : Ali & Prilly.