"Maafin Tante Anis ya, sayang." ucap Anis ditengah ia memeluk tubuh mungil Prilly. Prilly pun menangis dipelukan itu.
"i-iya Tante. Tante Anis janji ya bakal ajak Ali main kesini terus, soalnya nanti ii kangen sama Ali hiks hiks. Jangan bawa Ali jauh ya Tante." kata Prilly.
Mata Zahra pun berbinar hingga menumpahkan air mata tanpa bersuara.
"Setelah ini Ibu tidak akan biarkan Kamu pergi, ii sayangnya Ibu. Ibu tidak tega melihatmu seperti itu hiks hiks. Ibu yakin Ali akan bahagia dengan keluarga barunya." batin Zahra.
"Prilly sayang, mari nak kesini. Nanti kita bantu membereskan pakaian Ali ya, sayang. Setelah itu kita antar Ali sampai berangkat." ujar Zahra.
Ali berlari memeluk Zahra dengan eratnya, terlihat sekali sendu dimata Ali, seperti berat untuk pergi.
"Ibu sayang kan sama Ali? Ibu jangan lupain Ali ya Bu... hiks hiks." ucap Ali.
Zahra mencium kening Ali dengan syahdu, rasanya juga berat untuk kehilangannya.
"Ali sayang, mulai sekarang Kamu manggil Om Gerald dan Tante Anis dengan panggilan Papa dan Mama ya," ucap Zahra. Ali menganggukan kepalanya.
Setelah itu Zahra, Ali dan Prilly membereskan pakaian-pakaian Ali ke dalam tas Thomas, serta Ali menyelipkan potretnya bersama Prilly saat pertama kali masuk sekolah Dasar.
Gerald sudah keluar untuk menyiapkan mobil terlebih dahulu dan diikuti oleh sang istri dibelakangnya.
Saat di depan pintu halaman rumah, sebelum Ali pergi ia memeluk sahabatnya itu dahulu dengan eratnya.
"Jangan nakal ya, i. Jangan lupain Ali juga hiks hiks." pinta Ali sambil melepaskan pelukannya berat.
"Iya, Ali. Ali juga ya jangan lupain ii. Jangan jahil sama orang lagi ya, Li." kata Prilly sambil tersenyum, tapi seperti terbebani karena menahan tangis.
Genggaman tangan mereka semakin renggang, renggang hingga berhenti terikat saat jemari telunjuk Prilly menahan jemari telunjuk Ali.
"Kenapa, i?" tanya Ali.
"Ali tunggu." kata Prilly.
Prilly berlari kencang masuk ke dalam rumah hingga ia berhenti di kamarnya dan mencari sesuatu di kasur. Ternyata ia meraih boneka kecil doraemon yang selalu ia peluk setiap malam, bahkan jika itu hilang ia tak akan bisa tidur seperti waktu terselip di bawah kasur Galuh, anak panti ini yang satu kamar dengannya.
Lalu ia kembali berlari menuju Ali dan Zahra ke depan rumah.
"ii abis ambil apa?" tanya Ali, karena bonekanya itu Prilly sembunyikan dibalik tubuh mungilnya.
Prilly memberitahu dan memberikan boneka doraemon kesayangannya itu pada Ali dengan tulusnya.
"Ini buat Ali, supaya Ali nggak lupa sama ii. Ali jagain emon kesayangan ii ya, Li." ucap Prilly.
"Nanti kalau ii nggak bisa tidur lagi gimana? Emon kan selalu ii peluk pas mau bobo." kata Ali sambil mengembalikan boneka doraemon itu.
"Enggak apa-apa, Ali. Ini buat Ali aja, ii bisa bobo nyenyak kok kalau Ali yang simpen emon kesayangan ii, jangan dibuang ya, Li." pesan Prilly.
"Yaudah makasih ya i, Ali sayang banget sama ii. Maafin Ali ya kalau Ali nggak temenin ii lagi." kata Ali. Prilly menganggukan kepalanya sambil meneteskan air matanya lagi. Lalu Ali mengusap kedua pipi Prilly yang basah karena air matanya itu.
Tiba-tiba saja Ali teringat sesuatu, ia segera menurunkan tasnya dan dibuka lalu tangannya merogoh ke dalam seperti sedang mencari sesuatu. Dan ia berhasil menemukannya.
"Nih Ali punya ini buat ii." ujar Ali sambil menggantungkan sebuah Gelang lucu bermotif doraemon dan juga terdapat tulisan ILI.
"Ini buat ii? Wahhh gelangnya bagus banget ada doraemonnya dan tulisan... ILI itu apa, Li?" tanya Prilly.
"ILI itu artinya ii dan Ali. Ali belinya kemarin pas pulang sekolah buat ii, untung Ali enggak lupa kasih ke ii," jelas Ali.
"Bagus banget yaa, makasih ya, Li." ucap Prilly. Ali menganggukan kepalanya.
¤¤¤
Gelangnya mau 1 boleh, Li? Wkwkwk.
PLEASE! Jangan jadi pembaca gelap😞 budayakan vote-comment yaa💕
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love
Fanfiction[THE END] Maaf, kita akan terpisah lagi, Aku tak bisa berada disampingmu lagi, bahkan kali ini untuk selamanya. - Prilly Putri Latuconsina - PU : Ali & Prilly.