First!

57.6K 1.8K 8
                                    

PS : Cerita dalam perbaikan, jangan heran kalau ada perubahan nama pemeran (Contoh nama Mamanya Ali), tapi PU tetap Ali Prilly.

     Dimulai dari sebuah kisah seorang anak perempuan cantik yang tinggal disebuah panti asuhan.

Ia bernama Prilly Putri Latuconsina, gadis berkulit putih yang selalu ceria. Namun, Prilly tak bisa merasakan kasih sayang dari kedua orang tua kandungnya, bukan karena dibuang ke panti ini, melainkan karena kedua orang tuanya telah pergi untuk selama-lamanya. Dulu, orang tua Prilly sangat kenal dekat dengan pemilik panti asuhan ini, sebelum kecelakaan itu terjadi, mereka sempat menitipkan amanah pada Zahra untuk merawat Prilly yang masih berusia tujuh bulan itu dipanti asuhan ini.

Disinilah Prilly hidup selama delapan tahun ini. Ia tumbuh menjadi gadis cantik berhati malaikat, karena itu ia sangat disayang dengan Zahra. Meskipun saudara-saudara angkatnya dipanti ini banyak yang tidak suka pada Prilly bahkan sampai dijauhi, Prilly tidak sama sekali merasa kesepian, karena ia memiliki sahabat terbaik, sahabat yang sangat mengerti, mengerti bahwa Zahra tidak pernah membeda-bedakan mereka dengan Prilly. Bahkan pagi, siang dan malam ia selalu menjaga, menjaga Prilly saat dibully, menjaga Prilly agar tidak menangis, menjaga Prilly saat main, dan menjaga Prilly dalam kejahatan apapun. Namanya Ali Al-Ghifari.

Ali tinggal dipanti ini sejak usianya menginjak 1 tahun, nasibnya buruk. Kedua orang tuanya bercerai, bahkan salah satu dari mereka tak ada satu pun yang ingin mengasuhnya. Tapi dipanti ini, Ali jauh lebih bahagia karena memiliki ibu angkat yang baik seperti Zahra, bahkan sahabat baik seperti Prilly. Usia Ali hanya lebih tua beberapa bulan dengan Prilly. Ali tinggal dipanti ini selama tujuh tahun lamanya.

Sekarang mereka sedang bermain dihalaman rumah, tepat di bawah pohon yang teduh, meskipun hanya berdua, mereka selalu terlihat sangat bahagia.

"Ali, ii mau main masak-masakan ya, nanti Ali beli masakan ii," ucap Prilly. Yang aneh disini, Prilly pun belum lancar menyebut nama depannya sendiri dengan total, akhirnya Prilly mempunyai nama panggilan yang simple dan sangat pendek, yaitu ii. Nama panggilan itu diberikan oleh Zahra ketika ia juga sedikit terbelit-belit saat memanggil Prilly.

"Masakannya yang enak ya, i. Nanti Ali beli deh," kata Ali.

Ditengah keasyikan bermain. Prilly diherankan dengan kedatangan mobil sedan yang berhenti tepat didepan panti ini.

"Ali itu siapa sih?" tanya Prilly polos.

"Ali juga enggak tahu, i. Lanjutin main masak-masakannya aja," jawab Ali yang juga tak tahu.

Dari dalam mobil itu keluar sepasang suami istri, penampilan mereka terlihat mewah, limitid edition dan tentunya sopan. Terang saja, ia adalah seorang pengusaha besar yang datang bersama istrinya untuk mengadopsi salah satu anak dari panti asuhan ini.

"Papa!" ucapnya.

"Iya, Ma?"

"Lihat disana deh," ucap istri pengusaha itu sambil menunjuk kearah Ali dan Prilly yang sedang bermain.

"Iya lihat Ma, yang perempuan atau yang laki-laki?" tanyanya.

"Yang laki-laki, Pa. Wajahnya tampan ya, kayak keturunan arab gitu,"

"Yang perempuan juga cantik, putih pula," ujarnya.

"Tapi Mama tertarik sama yang wajahnya arab itu, Pa!"

"Iya terserah Mama aja, yang penting anaknya baik dan cocok sama kita, sekarang kita temuin pemilik panti ini yuk!" ajaknya.

"Ayo!"

Mereka berjalan menghampiri pintu panti asuhan sambil bergandengan tangan mesra serta terlihat bahagia.

Tok tok tok

"Assalamualaikum, permisi!" ucapnya serentak.

"Assalamualaikum, bu..." panggil istri pengusaha itu sekali lagi.

Tak lama kemudian terdengar suara Zahra menjawab panggilan mereka.

"Walaikumsalam, iya sebentar,"

Ceklek

"Permisi bu!"

"Eh iya, ada yang bisa saya bantu, Tuan, Nyonya?" tanya Zahra ramah.

"Perkenalkan nama saya Anis dan ini suami saya Gerald," ucap istri pengusaha itu yang ternyata bernama Anis.

"Nama saya Zahra! Silahkan masuk tuan, nyonya, kita ngobrol di dalam aja," balas Zahra.

"Baiklah, terima kasih, Bu Zahra," ucapnya.

Zahra membuatkan teh untuk Anis dan Gerald supaya tidak terlihat hanya dianggurkan saja. Setelah itu Anis berbicara soal kedatangannya kemari.

"Jadi bu, kedatangan saya kesini ingin mengadopsi anak, karena sudah 8 tahun kita berumah tangga tapi belum juga memiliki seorang anak," jelas Anis yang terlihat murung.

"Saya ikut bersedih mendengarnya, saya harap nyonya benar-benar merawat anak yang akan nyonya ingin asuh nanti dengan penuh kasih sayang,"

"Saya janji, Bu Zahra. Ya kan, Pa?"

"Iya bu, saya dan istri saya berjanji untuk merawat dengan baik anak yang akan kami asuh," ucap Gerald.

"Kalau begitu, mari saya antar tuan dan nyonya untuk melihat anak-anak dihalaman rumah, kebetulan mereka sedang bermain," kata Zahra.

"Terima kasih, Bu Zahra!"

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang