Khawatir

20.5K 1.1K 1
                                    

Sesampai di sekolah ia bergegas menuju parkiran. Karena begitu panik, ia sampai lupa dengan keberadaan kunci mobilnya.

"Kunci! Mana kuncinya? Ya Tuhan..." ucap Ali, seingatnya ia menaruh kunci mobil di kantung celana belakang. Karena ia berada dalam keadaan mempobong tubuh Prilly, akhirnya ia mencari kursi untuk duduk sebentar dan memangku kepala Prilly diatas pahanya agar ia bisa mengambil kunci mobilnya.

Ali kembali membopong tubuh Prilly memasuki mobilnya.

"Pril Kamu sabar ya, ini Aku udah jalan anter Kamu." ucap Ali sambil mengusap rambut Prilly yang terlihat masih belum sadar juga.

"Alamatnya dimana lagi, sialan pake lupa!" lanjutnya.

"Komplek asri nomor 12 B, di jalan... aduh jalan apa ya?"

"Oh iya. Jalan anggrek 3." lanjutnya.

Disisi lain, Mila juga khawatir dengan Prilly sambil mondar-mandir diteras rumah, karena sejak tadi ia belum pulang juga. Padahal ia bilang hanya ingin rapat mengenai ulangan tengah semester, pikir Mila.

"Aduh si Prilly kok belum pulang juga ya. Gue jadi khawatir, kan dia lagi nggak enak badan, takutnya terjadi apa-apa sama tuh anak." ucapnya seraya melihat jarum jam ditangannya yang menunjukkan pukul 15:55.

"Mana gue telfon nggak diangkat, gue WhatsApp nggak dibaca." lanjutnya khawatir.

Ketika ia sudah sangat kelelahan menunggu Prilly yang tak kunjung pulang, ia memutuskan untuk menunggunya didalam.

"Lama banget sih Pril pulangnya, kaki gue pada pegel nih nungguin Lo, gue nunggu didalem aja deh, capek!" gumamnya.

Ketika ingin berbalik arah memasuki rumah, tiba-tiba saja ada mobil terhenti dengan memberi klakson tepat di depan rumahnya. Mila terlihat menaikkan satu alisnya heran sehingga menarik keinginannya untuk masuk ke dalam.

"Siapa tuh? Siang bolong gini kedatengan tamu naik mobil keren hahahahaha."

Lalu sang pemilik mobil pun keluar dengan gagahnya berjalan menuju pintu sebelah. Pria itu terlihat sedang membopong seseorang keluar dari mobilnya. Mata Mila terbelalak ketika mendapatkan Prilly dalam gendongan pria itu dengan tidak sadarkan diri. 

Pria itu yang sudah tentu adalah Ali, ia sempat melempar senyum ke arah Mila ditengah kekhawatirannya. Tapi Mila tak membalasnya karena khawatir dengan keadaan Prilly.

"Lo siapa? Dan ini sahabat gue kenapa? Lo apain sahabat gue?" tanya Mila begitu panik.

"Gue Ali. Prilly pingsan, tenang gue nggak apa-apain kok, orang Prilly juga sahabat gue, yakali gue apa-apain hehehe!" ucapnya seraya terkekeh.

"Ngg ngg Lo, Lo Ali? Sahabat kecilnya Prilly dipanti asuhan dulu? Yang diadopsi sama-" Mila belum sempat menyelesaikan ucapannya, tapi Ali menerobosnya.

"Ya semuanya bener. Tapi lebih baik bawa Prilly ke dalem yuk, kasihan nanti badannya pada sakit." kata Ali.

"Eh iya iya, taruh dikamar ya Li." suruh Mila.

"Kamarnya yang mana?" tanyanya.

"Yang sebelah kanan, disini cuma ada dua ruangan tapi yang satunya gudang." jelas Mila.

Eternal LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang