Eternal Love

Surat dan Kado!

"Apa ya? Ibu juga nggak tahu, Pril. Lebih baik Kamu buruan buka daripada kita jadi tanya-tanyaan hehehehehe." Prilly dan Zahra terkekeh karena saling bertanya-tanya mengenai paket tersebut, dengan langsung merobeknya, Prilly mendapatkan boneka favoritnya yang sangat lucu.

"Doraemon...! Yeay Aku dapet boneka, Aku dapet boneka, yeay...!" teriak Prilly benar-benar gembira, hingga ia melompat-lompat diatas kasurnya.

"Prilly, jangan lompat-lompat sayang, nanti Kamu jatuh!" ucap Zahra.

"Enggak Bu, Prilly nggak bakal jatuh. Yeay boneka Doraemon!" teriaknya lagi yang masih melompat-lompat.

Prilly tidak mau berhenti melompat juga, hingga beberapa detik kemudian ucapan Ibu angkatnya itu benar-benar terjadi.

Bruk!

"Argh! Ibu... hiks hiks." teriaknya yang terjatuh ke lantai, bungkus kado yang ia pegang itu jatuh ke lantai dengan memisahkan salah satu kertas, tunggu, itu bukan kertas, itu amplop!

"Tuh kan Ibu bilang apa, ayo bangun, jangan nangis." ucap Zahra sambil membantu Prilly bangun.

Kakinya terlihat sedikit biru akibat terbentur lantai, tapi tidak parah, tinggal dioleskan minyak angin atau minyak kayu putih pasti akan sembuh.

"Aduh, sakit Bu." eluh Prilly sambil mengelus lukanya.

"Biru kan, nanti Ibu olesi dengan minyak kayu putih biar nggak sakit, yaudah istirahat ya." kata Zahra. Prilly menganggukkan kepalanya.

Ketika Zahra ingin mengambil boneka Doraemon dan bungkus kado yang berserakan itu, ia tertuju dengan sebuah amplop yang berada di dekat meja cermin.

"Pril, kadonya ada amplopnya." ucap Zahra mengambil amplop itu.

"Masa sih, Bu?" tanya Prilly.

"Iya, nih dia!" jawab Zahra memberikan amplop itu.

Prilly membukanya, matanya terbelalak saat mendapatkan nama seseorang yang ia rindukan tertera sebagai pengirim paket tersebut.

From : Ali Al-Ghifari.
To : My Princess, Prilly.
Hai ii, ini Ali, masih ingat kan? Sahabat kecil ii. Kalau ii lupa, Ali jelasin lebih detail deh hehehe, ini Ali yang selalu jahil sama ii, ini Ali yang selalu jaga ii waktu ii digangguin sama orang yang berniat jahat sama ii, ini Ali yang selalu berduaan sama Kamu waktu di panti. Maafin Ali ya i, 5 tahun Ali nggak kasih kabar, 5 tahun Ali nggak pernah jenguk ii ke panti. Apa kabar i? Pasti ii sama Ibu baik-baik aja kan? Sebenarnya Ali bukannya nggak mau jenguk ii, tapi sekarang Ali tinggal di Singapore karena kedua orang tua Ali lagi menjalankan bisnis disini, sekali lagi Ali minta maaf ya, ini aja Ali maksa Papa supaya beli boneka kesukaan ii disini dan dikirim ke Indonesia, supaya ii nggak mengira kalau Ali lupa sama ii. Ali tinggal disini selama 10 tahun i, jadi kurang lebih Ali bakal pulang ke Indonesia 5 tahun lagi. Ingat ya i, Ali nggak akan pernah lupa sama ii, tungguin Ali pulang ke Indonesia, salam buat Ibu ya, i. See you, I'm gonna miss you!

Prilly meneteskan air matanya, apakah ia akan menunggu Ali lima tahun lagi? Itu adalah waktu yang cukup lama baginya.

"Lho Pril, kenapa menangis lagi?" tanya Zahra.

"Bu... Ali, Ali, Ali tinggal di luar negeri sekarang hiks hiks!" isak Prilly.

"Luar negeri? Dimana?" tanya Zahra terkejut.

"Di Singapore, Tante Anis dan Om Gerald lagi menjalankan bisnisnya disana, Ali bakal pulang ke Indonesia lima tahun lagi, Bu. Hiks hiks." ucapnya pilu.

Ya, bukankah memendam rindu sangat menyakitkan? Apalagi harus menunggu dalam jangka panjang lagi.

5 Tahun Kemudian

Prilly sudah terlihat sangat remaja, kini ia berusia 18 tahun, apalagi satu tahun mendatang ia akan lulus SMA.

Pagi-pagi buta, Ia terlihat murung, duduk di bangku depan ruang kelasnya sambil melamun. Tatapannya kosong, tapi dikabuti embun rindu. Hatinya juga kosong, tapi ditemani cinta yang terpendam. Selama ini rasa sayang dan rindunya pada Ali berkembang lebih, jauh dari kata sayang ataupun suka, sepertinya mulai tumbuh menjadi mula cinta yang belum tersampaikan.

"Udah 5 tahun, kenapa Ali belum juga kembali, apa Ali bohong?" batinnya.

...

Bersambung, jangan lupa vote dan comment yaa:)