"Atau Ali nggak akan balik ke Indonesia lagi?" pikirnya.
Prilly yang sedari tadi melamun tak sadar akan kedatangan sahabatnya, Mila. Mila yang melihat Prilly serius sekali melamun, berniat mengejutkannya.
"Woy!" teriak Mila tepat di telinga Prilly.
"Eh Ali!" latah Prilly karena terkejut dengan menyebut nama Ali.
"Ali? Siapa tuh? Cie ternyata Prilly bisa mikirin cowok juga hahaha, jatuh cinta sama siapa Lo?" tanya Mila sambil tertawa.
"A-apaan sih, Mil! Untung aja gue nggak sport jantung." omel Prilly.
Isabella Karmila Puspita, ia adalah sahabat dekat Prilly sejak Selolah Menengah Pertama (SMP), Mila orang yang baik, sabar dan asik, apalagi ia sangat cantik, wajar, ia blasteran Belanda-Sunda. Ada hal yang penting, semenjak Prilly mengenal Mila, Prilly diajak tinggal bersama Mila dirumahnya, sebab orang tua Mila tinggal di Eropa untuk memgembangkan bisnis disana. Awalnya Zahra sama sekali tak mengizinkannya, tapi karena Nenek yang mengurus Mila meninggal dunia dan Mila sendirian, dengan berat hati Zahra mengizinkannya dengan syarat Prilly harus bisa jaga diri sebaik mungkin.
"Ih, sewot aja. Nanti cepet tua lho. Uuu tayang tayang cahabat atu da boleh cembelut dong." rayu Mila dengan lagak bicara layaknya anak balita.
"Lebaynya mulai deh." ujar Prilly.
"Abisnya, Lo kenapa cemberut gitu? Oh iya, lagi patah hati ya sama si Ali Ali itu? Yang mana sih orangnya?" tanya Mila.
"Nggak kenapa-kenapa kok, Mil." ucap Prilly bohong sambil membuang pandangan ke arah lapangan sekolah.
"Kalo nggak pa-pa, terus ngapain muka Lo ditekuk gitu?" tanya Mila lagi.
"Nggak pa-pa Milaaa." ucap Prilly tak jujur.
"Yaudah kalau nggak mau cerita sama gue, Lo mah sekarang mainnya rahasia-rahasiaan sama gue!" oceh Mila sambil membuang muka.
"Dih apa sih, kok gitu aja ngambek." omel Prilly.
"Abisnya nggak mau cerita sama sahabatnya sendiri, malah gue kan udah kayak saudara Lo sendiri, jadi kalo Lo ada masalah harus cerita sama gue!" jawab Mila.
"Yaudah iya gue cerita ke Lo!" ucap Prilly.
"Lo tahu kan gue itu sebelum tinggal dirumah Lo, gue tinggal di panti asuhan. Dulu gue punya sahabat namanya Ali. Ali itu baik banget sama gue, dia selalu jagain gue, selalu marahin orang yang jahat sama gue, dia selalu main sama gue, gue sama dia berduaan terus udah kayak perangko sama amplop. Tapi pas umur kita delapan tahun, ada orang yang mengadopsi Ali. Ali janji sama gue bakal sering temuin gue di panti, tapi bertahun-tahun dia nggak ada kabar, dan akhirnya dia ngirim paket sama surat dan bilang bakal kembali ke Indonesia lima tahun lagi." jelas Prilly.
"Yakin Ali udah pulang? Terus tadi Lo ngelamun mikirin itu?" tanya Mila.
"Entah, Mil. Iya tadi gue mikirin itu, gue kangen Mil sama Ali, sepuluh tahun kita nggak ketemu, rasanya gue kayak kehilangan setengah kebahagiaan gue gitu." ceritanya setengah melamun.
"Alay deh bahasanya udah kayak kehilangan setengah kebahagiaan gue." ejek Mila dengan suara yang dilagak-lagakan.
"Lo kan gitu, tadi minta gue ceritain, tapi ngejek gue!" sewot Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Love
Fanfiction[THE END] Maaf, kita akan terpisah lagi, Aku tak bisa berada disampingmu lagi, bahkan kali ini untuk selamanya. - Prilly Putri Latuconsina - PU : Ali & Prilly.