----------[[[[[BROTHER!]]]]]
----------
Part #1 - Knowing Nothing
Sudah dua tahun ini aku diangkat keluarga miliuner untuk masuk menjadi anggota keluarganya. Aku pun tidak tahu apa alasannya, padahal mereka yang namanya Jeremy Bieber dan istrinya Patricia itu sudah mempunyai anak, Justin Bieber.
Namaku Ladie Crankline, nama yang sudah diberi sejak aku di panti asuhan. Sekarang aku baru 14 tahun, dan karena rumahku pindah dari panti, sekolahku juga pindah ke sekolah terkenal di New York. Aku diperlakukan seperti anak kecil. Mereka sangat baik padaku. Apalagi Justin yang sangat akrab denganku. Dia selalu mengajakku makan bersama, berangkat sekolah bersama, bahkan tidur bersama di ruang keluarga jika dia memintaku menemaninya.
Itu semua membuatku merasa seperti berada di rumah sendiri.
Sekarang aku akan berangkat ke sekolah bersamanya. Aku melihat Justin sudah siap di meja makan, sedangkan aku masih memakai jaket sambil menuruni tangga.
"Akhirnya kamu siap juga, baby." Suara Patricia yang pertama kali aku dengar.
"Hai, mom," jawabku semangat.
"Cepat makan, sayang. Kakakmu sudah menunggu sejak tadi," ucap Jeremy seraya aku duduk di hadapannya, di sebelah Justin.
"Iya, dad ..." jawabku sedikit jengah.
-----
"Bye, kak!" seruku keluar dari mobil.
"Hey, you forgot something," ucap Justin.
"What?" Tanyaku. Dia menunjuk pipinya. Ya, memang dari pertama kali aku diantar oleh Kak Justin, dia selalu memintaku untuk mecium pipinya.
Cup. Aku mencium pipinya sekali.
"Done. Bye, kak!" ucapku, namun ada sesuatu yang menahan tanganku. Kak Justin.
"Apa lagi?" Tanyaku.
"Here," dia menunjuk pipi satunya lagi.
Cup. Aku mencium pipi kirinya. Baru kali ini Kak Justin memintaku mencium kedua pipinya. Tapi mungkin, ini hal yang sangat normal.
Setelah aku mencium kedua pipi Kak Justin, segera aku meninggalkannya dan pergi masuk ke gedung sekolah dan belajar selayaknya anak kelas akhir di junior high school.
-----
Kak Justin selalu menjemputku saat pulang sekolah. Biasanya dia membawa pacarnya dan mengantarnya pulang sebelum kami pulang ke rumah.
Dan benar saja.
"Kakak!" Seruku saat Kak Justin menurunkan kaca mobil Bugattinya. Aku melihat ada Kak Chloe di kursi sebelahnya. Itu berarti aku berada di kursi belakang yang kecil itu.
"Bagaimana tadi di kelas? Kau tidak membuat masalah, kan?" Tanya Kak Justin semangat padaku.
"Perfect. I never make a mistake," jawabku tak kalah seru.
"Nah, itu yang namanya adik manis." Kak Justin mengusap kepalaku yang muncul di tengah-tengah mereka.
-----
Sesampainya di rumah Kak Chloe, dia langsung keluar tapi sempat aku melihatnya mencium bibir Kak Justin. Aku tak mengerti mengapa mereka melakukannya begitu lama. Dari belakang, aku hanya bisa memperhatikan mereka berdua dengan bibirnya yang saling berpagutan.
"I'll miss you," ucap Kak Justin saat Kak Chloe beranjak dari joknya.
"I'll call you, babe," jawabnya dan setelah itu dia keluar. Kini tinggal aku dan Kak Justin di dalam mobil.
Di perjalanan menuju rumah, aku memulai pembicaraan dengannya karena penasaran atas apa yang aku lihat tadi. "Kak, apa tadi yang kakak lakukan dengan Kak Chloe?" Tanyaku.
"French kiss," jawabnya.
"Maksudnya?"
"Kamu akan tahu sendiri nanti, sayang," jawabnya.
"Huh ... oke," jawabku jengah karena tidak mendapat jawaban.
Tak lama setelah pertanyaanku yang tidak terjawab, mobil yang kami tumpangi dengan cepat memasuki gerbang rumah yang terlihat sangat tinggi. Saat mobil ini berhenti, aku langsung berjalan keluar dan lari masuk ke dalam rumah.
"IM HOMEEE!" teriakku ke seisi rumah agar mereka tahu bahwa aku sudah pulang.
"Ssshht... don't be noise," ucap Kak Justin melarangku.
"Lagi pula di rumah tidak ada orang," balasku dengan jengah. Setelah itu aku langsung menuju kamar terbaikku untuk mandi dan beristirahat hanya mengenakan pakaian dalamku. Itu memang kebiasaanku jika tidur.
-----
Sampai sore tiba, aku tidak melihat mom juga dad di rumah. Apa mereka belum pulang? Bisa jadi. Apa itu berarti hanya ada aku dan Kak Justin di rumah ini?
"LADIEE!!!" Aku mendengar Kak Justin memanggilku dari bawah.
"YAA?" Aku juga teriak saat menjawabnya agar terdengar.
"DINER IS READY, BABYGIRL!"
"OKAY, I'LL BE THERE! JUST WAIT!" Aku harus memakai pakaianku dulu sebelum turun ke bawah untuk makan. Saat turun, aku hanya memakai hot pant dan kemeja panjang. Karena itu yang aku lihat pertama kali di dalam lemari.
"Dimana mom dan dad?" Tanyaku heran, "Mereka belum pulang?"
"Um, tadi mereka memberi tahuku kalau lusa mereka baru pulang," jelas Kak Justin. Dia menaruh piring di depanku yang sudah duduk di kursi meja makan.
"Loh? Kenapa?" Tanyaku lagi.
Dan kini Kak Justin menaruh macaroni di piringku sambil berkata, "Entahlah, lagi pula kamu sudah terbiasa seperti ini, kan?"
Aku hanya mengangguk kecil sambil mengambil sendok yang ada di depanku. Mereka memang selalu seperti ini. Tiba-tiba pergi lama. Saat pertama kali aku ditinggal, mereka menjelaskan bahwa itu adalah urusan perusahaan yang sangat penting dan aku harus bisa mengerti itu.
Kini aku siap untuk makan, namun ada yang menahan sendokku, Kak Justin.
"Apa kamu lupa untuk berdoa?" Ucapnya.
"Oh iya ... kakak yang memimpin," jawabku. Berdoa pun dimulai hanya kami berdua. Setelah itu aku melahap macaroni ini dengan semangat.
Setelah makan, aku kembali ke kamar untuk belajar pelajaran sekolah tadi. Agar aku tidak menjadi anak yang bodoh. Meja belajarku berada tepat di samping jendela, jadi selagi belajar aku bisa melihat ke luar. Namun tak lama, ada mobil masuk dari gerbang dan berhenti di depan rumah. Aku tahu itu mobil siapa.
Siapa lagi kalau bukan Kak Chloe?
Hanya bisa aku hiraukan dan setelah aku lelah belajar, aku langsung tidur dengan hanya memakai pakaian dalamku saja.
To Be Continued ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother! [REVISION]
Fanfiction[BAHASA INDONESIA] you must be 18+ for available to read this story. this about your brother start to make out with you. FOLLOW ME first for reading :) Don't forget to Comment and Like