#4 - Now?

245K 7.3K 13
                                    




----------

[[[[[BROTHER!]]]]]

----------

Part #4 - Now?



Aku naik ke kamarku masih basah dengan bikiniku yang mengharuskanku untuk mandi. Setelah mandi, sepertinya tamu yang entah siapa itu masih ada. Karena malas ke bawah lagi, akhirnya aku membaca novel sampai tertidur di rajang dengan buku di tanganku

-----

Tidak ada bau masakan mom pagi ini. Yang aku lihat hanya Kak Justin sedang memakan sandwich di ruang televisi. "Dimana sarapannya?" Aku menghampiri Kak Justin dengan memasang muka melas.

"Kakak tadi menghangatkan sandwich untukmu. Ambillah di meja makan."

Hari rabu ini aku sudah memakai pakaianku untuk sekolah, meski hanya dengan dress selutut yang sangat santai. Sandwich yang dikata Kak Justin, ternyata sudah sedikit dingin di atas meja. Entah kapan Dia  menghangatkannya. Selesai makan, dia mengantarkanku ke sekolah dan sepulangnya aku kembali dijemput.

Ada Kak Chloe saat aku masuk ke mobil untuk pulang ke Rumah. Kak Chloe selalu saja diantar oleh Kak Justin. Apa ini tidak berlebihan?

Di depan rumah yang berkesan elit namun tidak sebesar rumah keluargaku, Kak Chloe turun dari mobil dan dia masih sempat mencium Kak Justin. Aku memalingkan wajah saat itu terjadi.

"Apa kakak akan selalu melakukannya?" Aku mulai bertanya perbuatan Kak Justin itu apa pentingnya.

"Um, sepertinya, ya," jawabnya, "sebelum aku benar-benar akan kehilangannya." Dia tersenyum kecut namun tidak ke arahku, pandangannya fokus ke depan.

Seperti baru kali ini aku melihatnya murung. Apa ada yang salah dengan pertanyaanku? Mengapa sekarang Kak Justin malah diam. Matanya redup. Aku tidak melihat cahaya yang biasa memancar dari mata Kak Justin. Ini sedikit aneh.

-----

"Apa kamu tidak akan berhenti mengagumi ketampanan kakak?" Sial! Pipiku panas. Bagaimana Kak Justin tahu kalau aku sedang mengaguminya?

"K-kau terlalu percaya diri, kak." Aku berbohong dengan tergagap agar tidak malu di hadapannya.

Kak Justin terkekeh melihat tingkahku. Apa ada yang salah? "Kau terlihat manis saat tersipu, Baby."

Yups! Aku tambah menundukan kepalaku agar Kak Justin tidak tahu bahwa pipiku berubah warna menjadi merah padam. Mobilnya terhenti, aku sedikit heran dengan itu.

"Lihat aku." Suara Kak Justin teredengar lembut.

"Tidak."

"Lihat aku," mohonnya. Suaranya seperti anak kecil yang merengek minta dibelikan permen.

Karena tidak ada pilihan lain, aku menengok ke arahnya. Namun Kak Justin langsung menciumku. Tepatnya mencium bibirku. Dia menangkup kedua pipiku dengan tangannya, mengelus rambutku dan bermain di pahaku. Dia mengangkat dresku, namun hanya sebatas paha.

Ciumannya terasa hangat, tapi tak lama Kak Justin melepas ciumannya.

"Naik lah ke pangkuanku," ucapnya. Aku sedikit heran bagaimana, tapi tangan Kak Justin mengangkat bokongku sampai aku berhasil berada di pangkuannya.

"Me-mengapa harus ke pangkuan kakak?" Tanyaku gugup.

"Kau masih memerah, baby. I like that," ucapnya. Aku tidak tahu bagaimana menyembunyikan wajahku lagi.

Brother! [REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang