#11 - Momment

215K 4.4K 28
                                    

SIP.. AYO KITA LANJUT TAPI JANGAN LUPA SAMA VOMMENT NYA OKEEE


{[----------BROTHER!----------]}
11


 Ladie Cranklin Point Of View

Saat dibawah yang kutemui adalah Harry. Dia menyapaku dan menanyai kabarku bahkan dia memuji penampilanku sekarang. Ya, aku tahu aku sedikit terlihat 'nakal'.

Perjalanan ke sekolahku yang aku ingat dari jordan adalah tiga stasium dari stasiun daerah sini. Jawaban Harry saat aku menanyakan letak stasiun ternyata lumayan jauh. Jadi aku harus berjalan lebih lama dari kemarin.

Sesampainya distasiun, ternyata yang dimaksud disini kereta tengah jalan. Semua orang berangkat kerja dengan kereta ini. Jadi sekarang banyak juga yang akan naik kereta.

Aku langsung membeli tiket dan menunggu kereta. Tak lama kemudian, kereta datang. Langkahku langsung memasuki kereta itu. Menunggu sampai tiga stasiun dari sekarang.

Kalau kereta ada, pasti bus juga ada. Mungkin aku akan lebih sering bepergian dengan bus umum dari pada kereta jika pergi kemana-mana.


Ini langkah pertama ku menuju sekolah. Gerbang didepan mataku. Kakiku melangkah masuk dengan kaki jenjang yang halus dan mulus.

Beberapa mata memperhatikan langkahku. Mereka pasti belum mengenal siapa aku. Tentunya, karena aku juga belum mengenal siapa mereka semua.

Dengan angkuhnya aku berjalan membelah halaman luas sekolah ini. Kulihat mereka memakai baju yang sama sepertiku namun lebih rapih dan sopan-memakainya seperti seharusnya.

Tegap dan berusaha tidak senyum. Kukibaskan rambutku saat mulai memasuki gedung. Lalu kini, aku bingung mencari ruang guru berada dimana.

Sempat kulihat ada segerombolan anak laki-laki yang sedang bercanda. Saat kuperhatikan sedikit, wajah mereka semua menarik. Dan terlihat seperti incaran para gadis. Meski begitu itu hanya pandangan sekilasku saja. Kuhampiri mereka dan menatap salah-satu dari mereka yang berada ditengah. Wajahnya tampan.

"Hey, apa kau tahu letak kantor guru?" Aku bertanya pada salah satu murid laki-laki yang sedang duduk bersama temannya. Terlihat sedikit cupu.

Alisnya naik sebelah, sambil tersenyum miring. Pandangannya melihat kebadanku dari atas sampai bawah.

"Apa kau tahu?" Tanyaku lagi dan kini pandangannya berhasil sampai dimataku.

"Apa aku harus menjawabnya?" Nadanya mengejek. Sepertinya pemikiranku tepat, dia populer. Dia bertanya balik padaku membuatku terkekeh.

"Terserah jika kau mau berjalan bersama gadis sepertiku atau tidak" kukibaskan rambutku lagi dan menarik tas selempangku.

"Hah..." kekehnya "gadis sepertimu memang bisa apa?" Ucapnya menantangku. Tubuhku yang bagus dan wajahku juga yang cantik, aku tidak pesimis untuk menjadi gadis populer disekolah ini.


Aku melangkah lebih dekat dengannya yang sedang duduk di balcony. Kudekati wajahku dan kuraba dadanya. Sedikit membungkuk membuat bokongku naik. "Apa saja yang tidak kau ketahui" jawabku santai dan menaikan sebelah alisku.

Tangannya bergerak, dan kulihat dari ujung mataku dia ingin memegang bokongku. Langsung kuraba tangannya dan kutarik sebelum dia sampai.

"Don't you dare" godaku mengembalikan tangannya.

Brother! [REVISION]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang