Hay guys... akhirnya bisa gue update yah yg ke delapab beelas ini.
Oke deh sebelum baca mending klik VOTE nya dulu.. nanti diakhir cerita baru COMMENT dan jangan lupa buat FOLLOW gue yah... ;)
{[----------BROTHER!----------]}
18
Ladie Cranklin Point Of View
Jantungku berdebar hebat. Badanku terasa berat dan gemetar. Laki-laki ini, perasaan takut yang sama kurasakan pada orang yang menyentuhku dengan kasar. Menyiksaku.
Aku benci pada mereka, tapi aku tidak bisa melawan mereka. Aku terlalu takut. Perasaan takut selalu menghantuiku. Melihat ayah, aku selalu merasa takut.
Daddy? Aku menjadi sangat takut padanya setelah perlakuannya padaku. Aku takut dia memperlakukanku seperti itu lagi. Rasanya sakit. Sangat sakit.
Tubuhku hampir hancur ketika mereka menyiksaku seperti itu. Aku tidak suka.
Bahkan sekarang Justin. Seseorang yang aku jadikan kakak dan pelindungku sendiri. Tempat dimana aku bisa merasa tenang dan terlindungi. Dia juga mengikuti jejak mereka, menyiksaku. Bahkan lebih buruk. Hal yang paling berharga bagiku, dia yang merenggutnya.
Pelukannya erat sehingga aku tidak bisa lepas meski sudah berontak sebisaku. Aku lelah, dia tidak mau melepaskanku. Perutku semakin sakit saat pelukannya semakin erat, dadaku sesak. Dia menekan tubuhku, aku sulit bernafas. Pelukannya terlalu erat. Kucoba lagi untuk bergerak dan lepas dari pelukan ini.
Tapi ugh...
Dia tambah mengerat lagi. Bahkan sekarang aku tidak bisa bernafas. Suaraku tidak bisa keluar. Tanganku bergerak menariknya tapi aku tidak bisa. Aku bisa mati jika terus ditekan seperti ini.
"Kumohon, jangan menyuruhku untuk menjauh,"
Apa? apa yang dikatakannya tadi?
Suaranya tidak jelas, atau aku yang tidak bisa mendengarnya dengan jelas? Pandanganku redup seperti lampu di kamarku menggelap. Napasku sangat sesak. Sampai kapan dia menyiksaku lagi seperti ini? Aku ingin dia segera keluar sehingga aku bisa mengambil makanan dari dapur. Aku sangat lapar.
Kakiku sangat lemas sekarang. Entah sejak kapan aku tidak memusatkan kekuatanku pada kaki untuk tetap berdiri, tapi aku masih dalam posisi berdiri karena pelukan ini.
Benar. Ini menyiksaku. Napasku hampir habis, sesak rasanya tidak bisa menarik sedikitpun udara. Wajahku tertutup oleh dadanya.
Haaa....
Seketika dia melepaskan pelukannya. Tubuhku langsung lunglai di tangannya sambil menghirup udara yang sekarang bisa kugapai. Mataku terbuka sedikit saat masih menormalkan napasku. Dia berada di depanku. Matanya sembab. Apa dia menangis? Sepertinya iya.
Arh ... selangkanganku terasa sakit. Sangat sakit saat bergerak. Perih, panas, dan membuat kakiku lemas. Tubuhku tidak bisa kugerakan lagi. Kepalaku terasa sakit di bagian belakang, padahal baru saja aku bisa berdiri dengan kakiku sendiri. Sekarang bergerakpun kembali susah.
Badanku terasa diangkat, Justin membaringkanku di kasur. Berada di kasur ini membuat tubuhku sakit lagi, lebih baik aku kembali berdiri. Perutku terasa tercengkram lagi. Aku lapar. Sangat lapar. Aku ingin makan sesuatu, tapi laki-laki ini malah membawaku kembali ke ranjang. Padahal aku ingin keluar dari kamar ini dan menuju dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother! [REVISION]
Fanfiction[BAHASA INDONESIA] you must be 18+ for available to read this story. this about your brother start to make out with you. FOLLOW ME first for reading :) Don't forget to Comment and Like