"Kev, entar siang jadikan?"Tanya gadis berpipi chubby pada gadis yang sedang melamun dibangkunya.
Gadis itu mendongkak,"Jadi kok, kan gue yang ajakin."
Lagi-lagi gadis itu melamun, semenjak dia dipindahkan orang tuanya untuk bersekolah di luar ibukota ya, dia dipindahkan di rumah neneknya -Sulawesi Tenggara- daerah yang masih dibilang terpencil tapi jangan salah dia tinggal diperkotaannya kok.
Dia bersekolah di SMAN 1 Bau-bau, sekolah menengah atas yang terletak di kota bau-bau kabupaten Buton merupakan sekolah favorit didaerah tersebut. Sudah hampir 1 bulan dia bersekolah disana tanpa mau memberitahu alasan ia pindah dia hanya akan menjawab,"Disuruh mama."
Bel pelajaran terakhir berbunyi, seperti siswa pada umumnya mereka akan berhambur keluar mungkin seorang diri atau bersama temannya. Gadis itu keluar bersama kedua orang temannya, mereka adalah Salsa dan Belva.
Mereka bertiga janjian untuk mengerjakan tugas kliping Teknologi informasi dan Komunikasi bersama di tempat makan yang terletak tepat di Pantai Kamali.
Pantai kamali adalah salah satu tempat dikota Bau-bau yang ramai dikunjungi pada saat malam hari karna banyak yang berjualan disana, ditambah sepanjang jalan kalian bisa melihat laut yang berpantulan dengan sinar rembulan dan bintang-bintang dan dibatasi pembatas yang terbuat dari semen."Selamat siang, adek-adek ingin pesan apa?" Tanya waitress pada mereka bertiga dengan logat khas buton yang sangat kental.
"Aku pesan burger cheese and vanilla float, satu" Gadis yang rambutnya diriap memesan pesanannya lalu diikuti kedua temannya, Salsa dan Belva.
"Pesanan kalian akan segera diantar." Mereka pun memilih tempat dibangku panjang dan satu meja yang berhalangan dengan kaca besar, kita dapat melihat jalanan dan pantai kamali yang sepi.
"Saya tinggal sedikit lagi tugasku" Kata Belva yang baru menghubungkan kabel charger laptopnya di stok kontak dibawah kursi. Salsa yang notaben duduk dengan Belva pun menoleh dan mengganguk saat melihat hasil pekerjaan mereka.
"Kalau kamu Kev?" Tanya Belva gadis berpipi chubby
Gadis yang dipanggil pun langsung mengalihkan pandanganya dari laptop miliknya kearah temannya -Belva-."Tinggal 2 materi lagi nih wkwk" Gadis itu tertawa kecil membuat matanya sedikit menyipit dan akan terlihat lesung pipit dikedua tulang pipinya, manis. Ya gadis itu sangat manis dan cantik menurut teman-temannya dan seniornya disekolah, Gadis asal ibukota negara itu bernama Kevala Keola Parameswari. Dia memiliki wajah asli Indonesia, mamanya adalah asli Sulawesi dan papanya Jakarta Sunda benar-benar wajah yang sangat apik dengan kepribadinya yang pendiam.
Mereka menghabiskan makanannya yang sedari tadi sudah diantar karna terlu fokus mengerjakan tugas. Kevala mengerumpun vanilla floatnya saat burger cheese nya sudah berpindah kedalam mulutnya, sedangkan Belva dan Salsa mereka telah lebih dulu menghabiskan makanannya tinggal minuman mereka yang tersisa setengah gelas.
"Akhirnya selesai" Kevala merentangkan tangannya keudara untuk merenggangkan ototnya karna berkutat pada laptop hampir satu jam, kedua temannya Sudah selesai dari tadi.
"Pulang yuk" Ajak Salsa dan dibalas anggukan Belva dan Kevala.
Mereka membereskan laptop dan chargernya lalu keluar dari tempat makan tadi, Salsa dan Belva belok kiri karna Salsa menaruh motornya dirumah Belva sedangkan Kevala menunggu jemputannya. Dia duduk dibangku yang terbuat dari kayu, didepan toko yang tertutup.
Kevala memiliki kebiasaan yaitu memperhatikan sekitarnya, hingga dia melihat suatu objek diujung sana. Ada seorang anak laki-laki yang sedang menunduk dan memegang buku. Entah mengapa gadis itu senang melihat anak laki-laki yang duduk mengarah ke Barat, dari jarak yang tidak terlalu jauh Kevala dapat melihat kaca mata yang melorot dari hidungnya yang mancung dan mulutnya yang seperti mengucapkan sesuatu, dia sedang membaca.
Saat dia hanya terfokus pada anak laki-laki diujung sana, suara klakson motor menggagetkannya membuat gadis itu buyar dari obyek yang sedari tadi ia lihat. "Kagetin aja dah!" Kevala berjalan kearah omnya yang masih berumur 29 tahun. Orang yang dimarahi Kevala hanya terkekeh memandangi keponakan yang baru pindah didaerah yang jauh dari orang tuanya.
"Jalan!" Kevala memukul pundak omnya cukup keras saat dia sudah duduk dijok motor dan dibalas dengusan kesal dari balik helm.
Motor melaju dengan kecepatan normal dan Kevala masih 'tetap' memperhatikan anak laki-laki itu. Hingga saat motor berbelok arah Kevala memutuskan perhatiannya karna sudah jauh dengan anak laki-laki itu, Dia langsung menghembuskan nafas dan berfikir kenapa ia sangat senang sekaligus penasaran dengan laki-laki tadi?. Entahlah.
***
9 October 2015~
Alhamdulillah gue bisa biking cerita baru, bahk! Gue rasa kok kayanya lebih layak cerita ini yak buat dibaca wkwkw! Peace mamen :v .... Pokoknya gue bahagia lah
I'm happy if you ready give me your vote or comment :)
See you next chapter, Annisa Nurul Hidayat. ✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Nusantara
Teen FictionAmazing cover by @snow-flurries ♡♡ Gadis ibukota yang pindah ke daerah Sulawesi Tenggara disana ia bertemu pemuda tunanetra yang mempunyai semangat hidup tinggi. Tanpa ia sadari ia telah jatuh kedalam pesona seorang Patra yang notaben baru saja ia...