Kembali pergi

92 6 0
                                    

Matahari pagi menyambut keluarnya Patra dari kamar Tamu. Malam ini dia memutuskan untuk menginap beberapa hari dirumah Patra. Bahkan dia sudah langsung meminta izin pada papa dan mama Kevala untuk menginap di rumah mereka.

Patra keluar dari rumah kehalaman yang berada dibelakang. Halaman itu hanya dipisahkan dengan pintu yang tinggal digeser kekanan.

Disana ada Kevala yang sedang duduk dikursi rodanya. Menatap kolam renang yang tak pernah dijajah lagi olehnya setelah pindah ke Sulawesi dan mengalami kecelakaan beberapa bulan silam.

Patra hanya diam beberapa langkah dibelakang Kevala. Patra mendekatkan dirinya hingga sampai disamping gadis itu.

Dia berjongkok, Kevala yang sadar ada Patra disampingnya lantas tersenyum.

Tanpa beberapa detik Patra membalas senyum itu dan memegang jemari Kevala erat. Seperti dia tahu perasaan gadis itu malam ini.

Kevala kesepian, gadis itu merindukan segala aktivitas yang dulu sangat disukainya. Tapi sekarang dia hanya bisa diam dan melihat.

"Blom tidur Keo?" Tanya Patra basa-basi.

Kevala menggeleng, "Gak, masih nyaman disini."

Kevala tertawa kecil, Patra mengelus poni samping kevala lembut.

"Tra lo nyaman gak gak pake kacamata?" Tanya Kevala tiba-tiba.

Patra menyergitkan dahinya tanda bingung sama pertanyaan Kevala.

"Maksudnya?"

"Maksudnya pas lo udah operasi lo kan gak pake kaca mata lagi, jadi menurut lo enakan gak pake kacamata atau pake?"

"Menurut gue enakan gak pake kacamata."

Kevala menatap Patra penasaran. "Kenapa?

"Karena gue udah biasa pake kacamata, dan juga semua orang pasti ingin terlihat normal bukan?"

"Emang kenapa sih Keo, ada masalah?" Sambung Patra bertanya pada Kevala yang diam dan menundukan kepalanya menatap tangannya yang disatukan menjadi satu.

Tak ada sautan dari Kevala, diamnya Kevala membuat Patra berpindah posisi menjadi dihadapan gadis itu.

Dia mengankat dagu Kevala sehingga wajah gadis itu berhadapan dengan wajahnya. Patra memberikan senyum untuk Kevala. Seperti ingin mengatakan bahwa dia akan baik-baik saja.

"Gue masih belom bisa terbiasa sama ini semua Tra, gue terlalu biasa dengan hidup mandiri gue, gue gak suka ngerpotin orang. Jadi sekarang ini gue kaya seperti belatu untuk orang-orang disekitar gue"

"Lo gak bisa terus-terusan kaya gini Kev. Semua orang gak pernah ngangep lo belatu dikehidupan mereka, ini tugas mereka, tugas gue juga, untuk ngejaga lo"

Kata-kata Patra mampu memohok hatinya. Dia masih mencerna apakah benar apa yang diomongin Patra.

"Percaya sama gue," Patra memegang peyanga kursi roda Kevala.

"Iya" ucap Kevala masih tak yakin.

Mereka diam dengan Patra yang melihat lurus kedepan dan Kevala yang menundukan kepalanya.

Semenjak Kevala tak dapat berjalan Kevala menjadi sangat pendiam, beda dengan Kevala yang dulu ada disamping Patra, yang selalu bercerita ini-itu padanya. Karena yang ada sekarang hanya Kevala dengan sikap diamnya dan semangat yang sudah terkikis kian mengecil.

"Tra" Kevala memanggil Patra membuat cowo itu menoleh kearahnya.

Kevala hanya diam, Patra pun diam menunggu apa yang akan Kevala ingin bicarakan padanya.

Asmara NusantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang