Seminggu berlalu dengan cepat gadis itu selalu menggingat anak laki-laki yang selalu membaca dipembatas pantai. Bahkan setiap pulang sekolah dia selalu melihatnya kembali, karna jam pulang sekolah di SMAN 1 adalah 13.30 P.M dan lagi dia selalu melewati pantai kamali sehingga dia dapat melihat anak laki-laki itu dengan keseriusan saat membaca buku digenggamannya.
Hari ini hari sabtu, dia baru saja pulang dari sekolah. Oh ya sekolah disini hari sabtu tetap masuk dan pulang seperti biasa. Gadis itu merebahkan badannya disingle bed miliknya, rasanya lelah sekali hari ini ditambah besok ia harus datang kesekolah untuk kerja bakti membersihkan kelas bersama teman - teman sekelasnya. Sangat melelahkan bukan?.
"Kev makan siang dulu" Neneknya selalu saja menyuruhnya makan saat pulang sekolah seperti sekarang ini
"Sebentar dulu, masih capek" Ujar Kevala malas karna Semarang yang ia inginkan adalah tidur tapi-
"Sebentar sebentar, buruan makan!" Neneknya sudah memanggilnya lagi membuatnya frustasi karna dia tak bisa menolak semua keinginan neneknya. Pokoknya setiap suruhan yang keluar dari mulut neneknya adalah ultimatum yang tak terbantahkan.
Kevala duduk dengan menurunkan kedua kakinya sampai lantai lalu menguap tanda dia sangat mengantuk setelah hampir satu menit diam melamun akhirnya dia beranjak dari kasurnya dan menggikat asal rambut sepinggang nya yang berbentuk oval.
Dia duduk dikursi tengah karna kursi ditempat makan hanya ada tiga dan dibagian kanan Sudah duduk sang majikan yang tak terbantahkan, alias neneknya dan disebelah kirinya ada omnya yang baru saja pulang dari travelnya bersama komunitasnya yaitu Tukang jalan Buton.
Kevala mendengus kesal menatap adroit milik omnya yang sedang melihatkannya pemandangan hasil jalan-jalan mereka, selalu begitu membuatnya iri dengan melihat hasil jepretan kamera dihadapannya Sekarang ini.
"Liatin aja terus, kapan ngajaknya?!" Sindir Kevala membuat omnya tertawa dan memencet hidungnya, sakit!. Kebiasaan banget.
"Jangan mencet hidung kek, sakit tempe!" Ujar Kevala sembari menggosok hidungnya menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya.
"Nanti om ajakin" Kata omnya yang selalu janji membuat gadis itu berdecak lidah malas. "Janji mulu om kapan buktinya" Dia kembali menyindir om satu-satunya.
"Pas monyet lahirin anak gajah" Setelah meledek Kevala omnya pun tertawa dengan keras membuat gadis yang duduk disebelahnya mengeram kesal.
"Gak lucu!" Katanya kesal lalu mengendokan nasi beserta lauknya kedalam mulut.
Bener-bener sial punya om kaya gini, buat darah naik mulu kalau udah ketemu. Minta dibantai banget. Kau sangat menyebalkan om!.
***
Minggu yang cerah harusnya dipakai untuk tidur sampai siang tapi wali kelasnya menyuruh anak kelas X-7 untuk kerja bakti dari mengepel, menyapu, dan mengecat kursi serta bangku yang belum selesai dicat minggu lalu.
Kevala baru saja selesai mandi, disini air pagi sangatlah dingin apalagi kalau ia bangun subuh untuk mengambil air wudhu pasti penyakit bersin-bersinnya akan menguap sampi mukannya merah.Kevala menggunakan celana training dan baju lengan panjang bewarna coklat tua bergaris horizontal. Dia menyampirkan tas ranselnya dikedua pundaknya dan duduk disofa ruang tamu untuk memakai sepatu miliknya, setelah selesai mengikat kedua sepatunya ia berpamitan kepada sang majikan -neneknya-.
Dia sudah tiba disekolahnya, sekolah yang hanya bertingkat 2 ini sangatlah luas dia menelusuri Jalan setapak yang dibuat antara kelas bagian kanan dan bagian kiri dan setiap kelas memiliki halaman kecil didepannya yang ditumbuhi pohon dan rumput jepang. Dia melewati barisan anak marching band yang sedang latihan setiap hari jumat, sabtu dan minggu, telinganya setia mendengarkan dengtungan alat-alat musik seperti terompet, marching bell dan masih banyak lagi.
Tibanya didepan kelas yang Sudah lumayan banyak teman-teman sekelasnya sedang mengangkat kursi dan meja untuk dibawa keluar kelas, dia melewati mereka dan segera membatu mengangkat kursi dari dalam kelas tapi sebelumnya dia mencantelkan tasnya dipaku jendela dalam kelas.
Ini pertama kalinya selama ia bersekolah melakukan kerja bakti yang menurutnya sangat mengagumkan karna dulu setiap disuruh kerja bakti teman-temannya tidak akan hadir dan yang hadir hanya berfoto-foto dan mengobrol lain halnya disini mereka sangat mengerjakan tugasnya dengan sangat baik.
Didalam kelas yang sudah kosong dia bersama teman perempuan lainnya menyapu membersihkan lantai, lalu akan dipel dengan orang yang berbeda. Setiap orang memiliki tugas masing-masing dan khusus anak laki-laki mengecat Kursi dan meja. Setelah menyapu ia ingin ikut mengecat juga dan setelah mendapatkan cat yang dituang di gelas plastik bekas air mineral dan kuas kecil. Dia menggulung lengan bajunya hingga siku, dan segera mencat Tanpa sadar bajunya terkena cat dipinggir pingir meja membuatnya mendengus kesal.
"Bajumu kotor Kev" Seru teman laki-lakinya yang mengecat disebelahnya.
"Biarin" seru Kevala dengan menyunggingkan senyum tipis kearah teman disampingnya.
Sekarang sudah pukul 10 pagi mereka sudah diperbolehkan pulang dan akhirnya Kevala beranjak mengambil tasnya dan berjalan keluar pagar bersama teman-temannya yang lain.
"Sampai jumpa Kev, hati-hati ya!" Gadis keturunan Tiongkok melambaikan tangannya yang Putih kearahnya dan dibalas olehnya. "Sampai jumpa juga, siy"
Dia menelusuri jalan yang disebelah kiri berderet rumah-rumah pemerintah, dia menyunggingkan senyumnya saat melihat objek yang akhir-akhir ini selalu dilihatnya. Ya cowo itu dia duduk seperti biasa menghadap kearah barat dan membaca bukunya yang lumayan tebal, senyumnya makin mengembang bakaikan adonan yang ditambahkan baking soda tanpa sadar kakinya menghampiri cowo itu. Badannya menjulang didepan cowo itu, kevala memandangnya binggung karna cowo itu membaca buku braille.
Cowo yang dari tadi hanya fokus dengan buku ditangannya kini menutup bukunya mungkin dia merasa tak nyaman karna diperhatikan dari tadi oleh gadis ini. Kevala dapat melihat keseluruhan wajah cowo itu, kulitnya sawo matang tidak hitam seperti anak sulawesi pada umumnya dan lagi rambutnya tebal bewarna Hitam legam. Kevala sangat menyukai cowo yang mempunyai rambut tebal.
Dia kikuk sendiri karna wajah cowo itu mengarah kearahya dengan dahi mengkerut, dia malu sekali.
"Hai" sapanya basa basi untuk memulai percakapan.
"Iya?" Cowo itu membalasnya membuat hatinya tiba-tiba berdetuk, ada apa ini?
Kevala tersenyum malu, "Kenalin nama gue Kevala, Kevala keola parasmewari."
Cowo itu masih terlihat binggung tapi sedetik kemudian senyumnya melebar. "Hai, nama saya Aruna Patrajuangga kamu dapat memanggilku Patra"
Kevala sangat menyukai senyumannya terlihat sangat tulus dan sangat manis. Dalam hati dia menyebutkan nama cowo itu "Aruna Patrajuangga."
"Salam kenal Keola" kata patra masih dengan tersenyum.
***
Hello epribadeh! Wkwk I'm back :v
Disini tokoh cowonya sudah terungkap tinggal sedikit lagi sih wkwkwk. Anyway sebenarnya part ini khusus untuk sahabatku, teman curhatku yang super duper nyebelin!
HBD ya bro, doa gue yang terbaik pokonya!
Bye, please give me your vote or comment I'll wait *muah muah* ❤ ❤
~12 oktober 2015~ ✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Nusantara
Novela JuvenilAmazing cover by @snow-flurries ♡♡ Gadis ibukota yang pindah ke daerah Sulawesi Tenggara disana ia bertemu pemuda tunanetra yang mempunyai semangat hidup tinggi. Tanpa ia sadari ia telah jatuh kedalam pesona seorang Patra yang notaben baru saja ia...