Dua hari di jakarta membuatku sedikit melepas rindu dengan kota yang sudah aku tempati sejak kecil.
Hari pertama aku tiba di Jakarta, aku menghadiri pesta yang dibuat papa setiap tahunnya. Tapi aku sangat tidak menikmati malam kemarin.
Karna setiap ada yang berpapasan denganku, mama dan papa ada saja yang ingin menjodohkan ku dengan anak atau cucu mereka yang sudah terjamin masa depannya.
Untungnya papa dengan bijak mengatakan, "Urusan pasangan aku serahkan semua pada Keola. Biarkan dia bebas mencari pasangan yang dia cintai."
Dan juga aku tidak akan pernah menyetujui perjodohan itu apabila papa menerima. Sorry saja ya, hatiku sudah dibawa pergi sama orang disuatu daerah sana.
Dan malam ini, Aku sedang berdiri disamping Naura, saudara jauh dari mama yang sangat cantik memegang sebuket bunga menuju kursi yang sudah ada suami yang sah setelah ijab kabul tadi pagi.
Aku tersenyum memperhatikan para undangan yang hadir. Tema pernikahan mereka juga sangat indah yaitu light blue.
Semua sudut dilapisi cahaya berwarna biru bahkan diatas panggung seperti ada bintang jatuh dengan lampu berwarna biru muda.
"Kak, bahagia banget sih?" Tanyaku sembari jalan menuju suami Naura.
Naura semakin tersenyum, tanpa menoleh dia menjawab ucapanku. "Siapa yang tidak bahagia menikah dengan orang yang disayang?"
Kami sudah sampai dibangku khusus dua orang dan disana sudah diisi, lelaki dengan badan tinggi tegap tengah tersenyum kearah naura. Naura tersenyum kearah pria tadi hingga kedua pipinya merah padam, padahal ia sudah memakai blush on.
Setelah mengantarkan Naura ke suaminya, aku menuruni tangga sebelah kiri panggung. Kuedarkan mencari keberadaan keluargaku.
Ternyata mereka da dibagian pojong ballroom ini. Segera kuhampiri mereka dan duduk dibangku yang masih kosong disebelah Kak Niko, adik dari Naura.
Kak Niko langsung memberikanku segelas minuman berwarna merah dan segera ku tandas hingga habis.
"Pelan-pelan kali Kev" Sembur Nina yang duduk disebelah kak Niko, mereka kembar tidak identik.
Lihat saja Nina ini sangat bawel, gak bisa diam, tengil, jail dan segela macam kejelekan ada di dia. Sedangkan Kak Niko, dia baik, perhatian, pendiam, dan apa lagi ya? Pokoknya dia the best lah.
Tapi tetap saja hati gue udah ada yang punya. Haha.
"Apa lo liat gue?" Semprotku galak ke Nina.
"Kualat lo galak sama gue. Gue ini calon mahasiswi Oxford."
Aku hanya manggut-manggut. Memang benar Si Nina bobo ini mendapatkan beasiswa di Oxford, karna mencoba-coba memasukan data nya kesana.
Beruntung bener tuh bocah.
"Yang ada mending lo belajar, bentar lagi UN. Kalau nilai lo anjlok siap-siap aja tuh beasiswa ditarik." Ucapku sadis.
"Lo juga belajar lo, jangan beduaan mulu sama siapa tuh cowo yang dihape lo" Katanya sambil menatapku menggoda.
Aku membalas tatapannya. Pasti dia mau kerjain gue lagi.
"Dia Patra Nin"
Nina hanya membulatkan mulutnya kaya ikan koki sedangkan semua menatapku tak bergeming. Ada apa?.
"Lo pacaran sama orang sana Kev?" Tanya Niko setelah sadar menatapku lama.
"Kaga, siapa yang pacaran. Masih calon lah" Ujarku sambil terkikik geli.
KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Nusantara
Novela JuvenilAmazing cover by @snow-flurries ♡♡ Gadis ibukota yang pindah ke daerah Sulawesi Tenggara disana ia bertemu pemuda tunanetra yang mempunyai semangat hidup tinggi. Tanpa ia sadari ia telah jatuh kedalam pesona seorang Patra yang notaben baru saja ia...