Patra sedang duduk dikursi didepan komputer dan alat scan khusus tunanetra yang diberikan oleh orang tua angkatnya saat ia berumur tiga belas tahun.
Dia mendengarkan suara yang keluar dari komputer dengan seksama tapi baru beberapa menit dia sudah berkeliat tak nyama dikursi nya. Dia memikirkan Kevala. Gadis yang selalu menemaninya duduk di pembatas. Gadis yang selalu bercerita ini-itu kepadanya. Gadis yang selalu membuatnya tersenyum. Dan gadis yang akhir - akhir ini selalu hadir difikiran nya. Dia kembali fokus mendengarkan suara komputer kembali tapi semua nya gagal. Ia kembali memikirkan gadis itu. Bertanya - tanya sedang apa gadis itu sekarang. Sepertinya otaknya sedikit bergeser.
Patra mematikan komputer miliknya dan meletakan buku yang discan nya disamping komputer. Ia berdiri yang dan merebahkan dirinya dikasur yang sudah menemaninya selama di Panti ini. Ia melepaskan kacamata yang selalu membingkai mata nya dan mencoba segera tidur.
Didalam mimpi pun ia bertemu dengan Kevala.
***
Gadis yang memiliki rambut hitam panjang sedari tadi hanya menatap langit - langit kamarnya. Ia menutup mukanya dengan batal yang tidak digunakannya. Ia kembali memikirkan Patra. Pemuda yang dapat membuka kunci hatinya. Pemuda yang selalu dapat menggetarkan hatinya hanya karna senyuman manis pemuda itu. Oh tuhan dia benar - benar akan gila kalau terus - terusan memikirkan hal itu.
Kevala beranjak dari kasur dan duduk dipinggiran jendela. Tempat favorirnya untuk melihat gelapnya langit yang bertabur bintang dimana - mana.
Tangan nya mencoba untuk meraih salah satu bintang diatas sana tapi tak kunjung ia dapat kan. Ia berpikir Patra seperti bintang, seterus apa ia mencoba tangan nya tak mampu untuk menggapai dan mengengam erat bintang tersebut. Ia hanya dapat menganguminya dari jauh dan berdoa suatu saat ia dapat mengapai bintang itu.
Jemarinya masih mengambang diudara. Ia membuat suatu pola dari bintang diatas sana. Pola berbentuk hati yang hanya dia yang dapat melihatnya.
Setelah puas memandangi bintang dan menghayalkan wajah Patra ia beranjak untuk kembali tidur.
Good night, Patra.
***
"Pagi- pagi gini lo blom mandi Tra?" Tanyaku saat beberapa menit datang ke panti.
Patra hanya menggaruk rambut hitam nya dan menyengir. "Aku baru bangun Keo."
Aku langsung menatapnya tak percaya. Ini sudah jam sebelas pagi dan dia baru bangun. BARU BANGUN? Biar lebih keren lagi ....
BARU BANGUNNNNNNNN??????.
Oke abaikan kegajean gue tapi bener - bener deh si Patra ini. Jam segini baru bangun emang dia tidur jam berapa? Ah itu bukan urusanku.
"Mending mandi dulu deh Tra. Bau nih" kataku sedikit bercanda.
Patra terkekeh dan langsung ngacir ke kamarnya. Sedangkan aku ditinggal sendiri didalam rumah ini.
"Kak Eva!" Suara gadis kecil membuyarkan lamunanku. Aku langsung berjongkok didepan Nanda yang lebih pendek dariku.
Aku menatap mata coklat jernih miliknya yang dapat membuat siapa saja akan tenang jika melihat kedua bola mata ini.
"Ya ada apa Nand?"
Nanda diam sambil melihatku dan juga melirik arah kamar mandi khusus untuk patra. Gadis itu meletakkan jari telunjuk mungil nya didepan bibir berwarna merah muda itu. Syutt...
"Kita masuk kekamar kak Patra yuk kak. Kakak belum lihat kamarnya kan?"
Aku melihatnya ragu. Apa Patra tidak akan marah kalau dirinya masuk tanpa izin tapi kan dia diajak Nanda. Jadi gak salah kan?.

KAMU SEDANG MEMBACA
Asmara Nusantara
Novela JuvenilAmazing cover by @snow-flurries ♡♡ Gadis ibukota yang pindah ke daerah Sulawesi Tenggara disana ia bertemu pemuda tunanetra yang mempunyai semangat hidup tinggi. Tanpa ia sadari ia telah jatuh kedalam pesona seorang Patra yang notaben baru saja ia...