Melihat langit senja bareng Patra

312 21 0
                                    

"Salam kenal Keola ..."

Patra masih tersenyum kearahku dan kemudian menundukan kepalanya. "Boleh gue duduk?" Tanyaku sopan dan entah kenapa Patra terlihat sedikit kaget. Ada apa?

"Boleh kok boleh, silahkan" Dia segera menekukan kedua kakinya yang tadinya dia luruskan menjadi duduk bersila.

Aku duduk dibagian ujung tak jauh tempat dia duduk dan kembali melihatnya, dia sedang merabah buku ditangannya membuatku mengeryitkan dahi. "Kamu sedang apa?" Tanyaku penasaran

Patra sedikit kikuk lalu mengangkat wajahnya dari buku ditangannya, "Sedang membaca?."

"Maksudku kenapa kamu baca buku 'itu'?"

"Buku ini?" Tanyanya sembari mengangkat buku itu diudara, dan saat aku lihat judulnya aku terperangah kaget. Itu tulisan braille, kenapa dia membaca buku itu?

"Aku seorang tunanetra" katanya kemudian. Aku sedikit meringis saat mengetahui hal itu

"Tapi kenapa kamu bisa tau kalau aku ada dihadapanmu tadi?" Aku kembali bertanya, aku kepo sekali ya.

"Aku bisa merasakannya, walaupun aku tak dapat melihat apa yang orang dapat lihat tapi aku masih mempunyai kekuatan yang lainnya" Dia menjawab pertanyaanku dengan senyuman kecil yang tercetak dibibirnya membuatku kagum, aku pikir orang yang mempunyai kekurangan seperti dirinya akan depresi karna tak seperti remaja pada umumnya.

"Aku selalu melihatmu disini saat jam 13.30 siang, apa yang kau lakukan?"

"Menikmati angin dipesisir laut, aku bosan jika harus dirumah terus jadi aku baca saja disini sembari merasakan ombak yang bergantian menyapaku" katanya sedikit bercanda

Aku sedikit binggung, "tapi bukannya kamu tidak bisa ya melihat?" Aku tidak bermaksud untuk merendahkannya tapi aku sangat penasaran akan 'hidupnya'.

Dia mengambil sesuatu dibalik punggungnya ternyata sebuah tongkat berwarna Putih dan ada garis horizontal berwarna merah. "Aku mempunyainya" lagi lagi dia tersenyum sangat manis.

"Apakah aku boleh tanya?"

"Sedari tadi kamu sudah bertanya Keola" Dia tertawa kecil sedangkan aku meringis malu dan binggung apakah harus kembali bertanya atau diam saja.

Tapi aku benar-benar penasaran akan dirinya.

"Kamu buta...? Tanyaku sedikit takut-takut. "Aku bukan buta tapi Astigmatisme"

"Astigma.. Aduh itu penyakit apa?" Tanyaku kelabakan sendiri saat menyebutkan nama penyakit yang dideritannya.

"Hahaha... Kamu lucu keola. Astigmatisme adalah penyimpangan atau pengelihatan kabur yang disebabkan karna ketidak beresan lengkung kornea mata"

"Jadi kamu menggunakan kaca mata itu?" Kataku sambil menunjuk kacamata diatas hiding lancipnya walau aku tau dia tak akan melihatnya.

"Yap, kau pintar" dia menganguk kepalanya lucu. "Anyway kamu pernah lihat matahari terbenam disekitar sini?" Tanyanya padaku

Aku melihatnya antusias, "wah pasti keren deh sayang aku belum pernah." Kataku sedikit sedih

"Mau lihat bersamaku, hmm maksudku aku akan menunjukannya padamu." Dia mengusap tengkuknya malu dan aku melihat sedikit semburan merah dipipi kirinya. Dia sangat innoenct.

"Aku sangat mau!" Kataku semangat 45, "boleh juga gak aku menemanimu saat baca disini."

Dia tersenyum kembali, aduh dia kenapa senyum terus sih melting nih guenya ck. "Available for you keola, tapi seminggu kedepan aku tidak akan kesini dulu karna ya ada urusan sesuatu."

Asmara NusantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang