Fools

1.8K 98 0
                                    

Part 16

Only fools fall for you only fools
Only fools do what i do only fools fall
Troye Sivan - Fools

***

MINA

Seperti biasa, aku bangun pagi, memasak sarapan, lalu berangkat sekolah dengan pak guru. Ia menurunkanku di cafe, lalu aku menumpang motor Keynan.

Sesampainya dikelas, Niken sudah duduk manis ditempat duduknya. Niken tersenyum, namun aku tidak membalas senyumannya. Membuat gadis berkacamata itu mengernyitkan dahinya bingung

"Lo kenapa sih? Pagi-pagi udah badmood aja" tanya Niken

"Tau tuh, di motor gue tanya-tanya juga jawabnya cuma hm, iya, ga" kata Keynan

Aku menghela napas, membuat mereka berdua semakin bingung

"Gini, kemarin Bara nembak gue." kata ku, mereka berdua terkejut

"Terus terus?" tanya mereka serempak

"Ya gue tolak, gue suka orang lain. Terus gue bohong ke pak guru" mereka berdua menatapku dengan tatapan lanjutin-cepetan

"Gue bohong kalau gue belajar kelompok di rumah Niken, padahal gue jalan sama Bara. Semua gue lakuin buat ngehindarin dia" jelasku

"Kenapa lo ngehindarin pak guru?" tanya Keynan

Aku terdiam, enggan menjawab pertanyaan Keynan. Keynan dan Niken menampakkan raut wajah penasaran

"Dia ... Nyium gue pas gue pura-pura tidur" jawab ku. Keynan terbahak lalu dengan cepat Niken memukul pelan lengan Keynan, Niken menunjuk dengan dagunya kearahku. Aku menekuk wajahku, mood ku benar-benar buruk

"Maaf deh maaf, memangnya kenapa kalau pak guru nyium lo?" Keynan mengehentikan tawanya, lalu melipat kedua tangan didepan dada bidangnya

"Gue takut dia ngelakuin hal itu lagi, maksudnya kenapa harus diam-diam?" aku menunduk malu, sedangkan Keynan dan Niken mendelik

"Idih, jadi maunya pak guru nyium lo pas lo sadar gitu?" Niken menggelengkan kepalanya

"Lo mesum juga ya?" Keynan tertawa lagi, bahkan Niken ikut tertawa

"Ih bukan gitu, tapi maksudnya gitu juga sih. Kenapa harus diam-diam? Takutnya dia ngelakuin hal lebih dari sekedar ciuman" kataku

"Itumah lo aja yang mesum!" pekik mereka berdua lalu berdiri dan keluar kelas, meninggalkan ku sendiri yang menatap melongo kearah pasangan yang baru jadian itu.

Mereka membuat ku malu, bayangkan saja. Seluruh teman-teman kelasku melihat ku dengan tatapan penasaran, beberapa menatapku jenaka, dan beberapa lagi menatapku dengan tatapan menggoda

Bel jam pertama berbunyi, aku tidak benar-benar fokus. Aku mengetuk-ngetuk pelan pulpen yang berada di tangan kananku, aku bertopang dagu. Penjelasan Bu Ami di depan seperti burung yang bercicit, tidak enak didengar dan aku tidak tahu artinya

Bu Ami memberikan kertas kecil yang berisikan 10 soal, yah biasa tes kecil. Untuk saat ini, singkirkan dulu pak guru di pikiranku.

Handphone ku bergetar, membuatku terlonjak saat aku sedang mengerjakan soal yang Bu Ami berikan. Pesan baru dari bibi

Bibi: Mina! Dua hari lagi kami akan kembali ke Jakarta

Nafasku tercekat, oh astaga. Benarkah paman dan bibi akan kembali ke Jakarta dua hari lagi?

Jika begitu, aku tidak akan tinggal dengan pak guru lagi.

*****

"Pak guru?" panggilku di dalam mobil

"Apa?"

"Bibi bilang, dua hari lagi ia kembali ke Jakarta" kata ku

"Saya sudah tahu" ia masih menatap lurus ke arah jalanan

"Oh begitu"

Kami bungkam, tidak ada yang berniat untuk memulai pembicaraan lagi. Lagipula apa lagi yang ingin dibicarakan?

Kami akan berpisah, dan reaksinya hanya itu? Aku sudah tahu sih dari awal, pak guru tidak menyukai ku. Lalu ciuman itu apa?

Iseng? Betapa jahatnya dirimu pak guru

Kamu mencuri ciuman pertamaku, lalu kamu bersikap seperti awal kita bertemu. Kemana pak guru yang dulu? Kemana senyuman yang kamu tunjukkan padaku?

Karena hanya orang bodoh yang jatuh kepadamu, pak guru.


Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang