Tinggal Bersama (II)

2.6K 140 0
                                    

Part 4

One day, someone will walk into your life and make you see why it never worked out with anyone else . . .

***

MINA

Jadi,

Maksudnya pak guru kemarin, aku menjadi pembantunya sementara menggantikan pembantu yang sebelumnya ia pecat

Dengan jengkel aku menyapu apartemen, mengepel, membersihkan kamar mandi, merapihkan kasur pak guru, memasak dan terakhir mencuci baju

Tidak apa-apa sih jika baju yang kucuci milikku sendiri. Tapi ini ada baju pak guru, celana dalam pak guru juga disini.

"Pak guru" teriakku

"Kenapa?" pak guru dengan jengkel menghampiriku

Dengan perlahan ku ambil celana dalam pak guru berwarna hitam dan kutunjukkan padanya. Seketika wajahnya memerah, lalu segera mengambil celana dalam warna hitamnya dan beberapa celana dalam yang tergeletak di lantai

Lalu pak guru berbalik dan meninggalkan ku, seperginya pak guru aku tertawa terbahak-bahak karena ekspresi pak guru tadi

Selesai mencuci baju dan mengeringkannya, aku lupa satu hal. Aku belum menyapu salah satu ruangan yang selalu tertutup di apartemen pak guru.

Perlahan aku meraih kenop pintu, namun sebelum aku membukanya sebuah tangan besar mencekal pergelangan tanganku. Dan saat kutengokkan kepalaku, wajah pak guru sudah dipenuhi amarah

"Mau ngapain kamu?" tanyanya

"Err ini pak, mau bersihin ruangan ini" aku melepaskan cekalan tanganku dari pak guru dan menunduk tak berani menatap balik pak guru

"Saya ga suruh kamu bersihin ruangan ini" celetuk pak guru. Kurasa sebentar lagi sapu yang berada di tanganku akan segera melayang kepada pak guru

"Mau apa lagi? Sudah sana" dengan geram kubalikkan badanku, pupus sudah harapanku untuk melempar sapu kepada pak guru

"Pirang, jangan sekali-kali kamu masuki ruang kerja saya" kata pak guru lalu masuk kedalam ruangan itu

Oh jadi itu ruang kerja pak guru? Lalu kenapa aku tak boleh memasukinya? Ada apa didalam sana? Apa ada majalah pria dewasa? Pak guru bukan tipe pria seperti itu kurasa

Omong-omong, apa pak guru punya pacar? Jika ia punya pacar apa reaksi pacarnya jika aku tinggal bersama dengannya?

***

Aku terbangun karena alarm di handphoneku yang berbunyi. Aku sengaja mengatur alarm lebih pagi tidak seperti biasanya, kata pak guru aku harus memasak sarapan. Tentu saja aku menyetujuinya, toh aku pandai memasak kata mami

Aku sudah rapih dengan seragam sekolah, memakai celemek dan membuka kulkas. Kuambil beberapa 2 butir telur dan susu cokelat, kurasa ini cukup

Selang beberapa menit, masakan ku sudah jadi. Dua omelet, satu untukku dan satu untuk pak guru

Kudengar pintu yang terbuka, sepertinya itu pintu kamar pak guru. Dan benar saja, iblis dengan wajah bak malaikat itu sudah siap dengan kemeja putih yang digulung sampai sikut dan dasi hitam

Pak guru duduk di kursi tepat didepanku. Dari tempat ku duduk, aroma parfume pak guru menyeruak memasuki indra penciuman ku. Aroma maskulin itu membuatku terlamun, astaga Mina sadar.

Aku berdiri untuk menuangkan susu cokelat ke gelas pak guru, ia hanya diam lalu meminumnya. Ia tidak bilang terima kasih? Menyebalkan.

"Terima kasih" kata pak guru saat sarapan miliknya telah habis, aku hanya mengangguk merespon ucapan terima kasihnya

Begin AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang