Chapter 3

6K 504 0
                                    

Tepat pada pukul 2 siang aku sudah selesai bersiap-siap. Apa kalian masih ingat tentang kejutan yang akan Arga berikan padaku? Pasti kalian masih ingat tentang hal itu bukan? Oh, aku sungguh tidak sabar menunggu kejutan itu. Apa jangan-jangan Arga akan melamarku nanti? Dengan nuansa yang romantis? Apa mungkin akan seperti drama-drama yang ada di televisi itu? Atau bahkan akan lebih spektakuler dari itu? Oh, Tuhan. Apa benar akan seperti itu? Oh, Grace.. Khayalanmu itu terlalu tinggi. Tapi, semoga saja benar. Haha.

Dengan sedikit berlari aku segera menuju dapur untuk meminta izin kepada mamaku tercinta. Kenapa di dapur? Karena pada jam seperti ini mama pasti sedang membuat kue. Itu adalah kebiasaannya, bahkan dapat dikatakan pula hobinya.

" Ma.. Grace pamit, ya.. Ada janji soalnya.."

" Kemana? Yah.. Padahal kuenya hampir selesai lho.." Mama mendesah kecewa. Aku tidak tega melihat mama kecewa seperti ini. Tapi waktunya sudah kepepet. Aku tidak boleh membuat pangeranku menunggu lama. Tapi aku juga tidak tega meninggalkan mama dalam keadaan yang seperti ini. Lalu aku harus bagaimana sekarang?

" Mm.. Ya udah.. Gini aja deh, Ma.. Gimana kalo kuenya yang bagian aku disimpan aja dulu.. Entar aku makan.. Soalnya waktunya udah kepepet.. Kan gak enak kalo aku telat.. Ya?" Aku mencoba menenangkan Mama. Aku melihat Mama menghela nafas pelan lalu mengangguk.

" Ya udah, deh.. Hati-hati ya, sayang.." Ucap Mama pelan. Aku tersenyum sumringah lalu memeluk dan mencium pipi Mamaku lembut berkali-kali.

" Iya.. Makasih, Mama.. Grace pergi dulu, ya... Dadah..." Ucapku girang lalu berlalu dari hadapan Mama setelah mencium punggung tangannya.

Apa kalian bertanya penampilanku kali ini? Baiklah. Ini bukanlah penampilan yang berlebihan. Sederhana. Aku hanya menggunakan kemeja putih lengan panjang yang kulipat hingga sikut. Lalu aku juga menggunakan celana jeans ketat berwarna putih. Yups. Serba putih. Dengan sentuhan make up tipis, kurasa penampilanku kini sudah sangat menawan. Ditambah lagi dengan kalung, gelang, cincin, dan jam tangan sebagai aksesoris serta tas selempangan kecil yang selalu menemaniku jalan-jalan setiap harinya.

Setelah beberapa menit berjalan, akhirnya aku tiba di depan gerbang taman tempat perjanjianku dengan Arga. Taman ini memang tidak terlalu jauh dari lokasi rumahku. Itulah mengapa aku berjalan kaki kesini. Bukankah kalian bertanya-tanya tentang hal itu dipikiran kalian?

Hei, ini aneh. Bagaimana bisa taman yang biasanya ramai sekarang bisa sangat sepi. Apa mungkin dugaanku tadi benar? Oh, kalau itu benar, bukankah pangeranku itu terlalu romantis? Menyewa taman hanya untukku? Ah, melting deh gue.

Sekarang tepat pada pukul setengah 3. Aku masih berada di seberang jalan menuju taman. Jalanan juga sangat sepi. Apa yang dilakukan Arga pada wilayah ini? Apa benar dia menyewa wilayah taman dan sekitarnya hanya untukku? Ah, so sweet.

Karena aku yakin bahwa tidak ada kendaraan yang akan lewat di jalan ini, maka aku memutuskan untuk segera menyeberang. Setelah 3 langkah..

Brrrmmm...

Aku mendengar suara tancapan gas dari sebuah mobil. Aku berhenti melangkah lalu menoleh ke asal suara.

BUKK!!

~~

Hayoo!! Kira kira kenapa tuh?? Haha... stay tune part slanjutnya kawan.. hihi.. btw,, thx yaa yg udah ngebaca dan ngevote jugakk.. hihi..
Aku masih minta vote dan commentnya ya manteman... kasih saran juga buat ceritanya.. biar aku bisa memperbaiki kesalahan2 di tulisanku ini.. terimakasihh.. :-)

My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang