LAST CHAPTER !!!
Vote dulu, yuk! hihi..
Btw, baca chapter ini hati-hati, ya! Stay positive, jangan nethink dulu. Mikirnya yang bener-bener aja. Inget, lagi puasa! wkwk :D
HAPPY READING !!!!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"Gue... mau pergi."
"Per-gi?"
Ali terpaku akibat pernyataan Prilly. Bukankah kemarin Prilly mengatakan padanya bahwa masih ada misi yang belum terselesaikan? Lantas kenapa ia harus pergi secepat ini? Apa misinya telah selesai dalam waktu semalam tanpa bantuan Ali?
"Iya." Prilly mengangguk pelan.
"Tapi, kemarin lo bilang ke gue kalo--"
"Ya!" Potong Prilly cepat. "Misi gue emang belum selesai."
Tatapan Prilly melembut. Begitu pula dengan intonasi suaranya. "Dan gue sekarang harus pergi untuk menyelesaikan misi itu."
Sebenarnya Ali ingin protes dengan keputusan Prilly yang tiba-tiba ini. Ia merasa diperlakukan tidak adil, padahal hal itu sangat tidak pantas untuk ia rasakan. Namun kali ini lidahnya kelu. Ia bungkam dan memilih untuk tidak menyuarakan ketidak-setujuannya.
Ali menghela napas berat. Mau tidak mau ia harus dapat menerima kenyataan bahwa gadis hantu cantiknya akan pergi meninggalkan dirinya ke suatu tempat. Ali tidak boleh egois di sini. Mau bagaimana pun, Prilly memang butuh ketenangan yang abadi kelak.
"Lo... bakal balik, kan?" tanya Ali pelan dan ragu. Ia ragu menyampaikan pertanyaannya karena takut untuk mendapat jawaban yang tidak sesuai dengan harapan.
Mendengar pertanyaan Ali, senyuman tipis Prilly tercetak begitu saja di bibir pucatnya. Walau samar, Ali masih dapat melihat anggukan singkat yang Prilly berikan padanya.
Perasaan lega tentu tidak dapat terelakkan saat mendapat respon itu dari Prilly. Senyumannya merekah sempurna.
"Lo bakal balik kapan?" tanya Ali antusias.
"Balik ke mana?" Prilly balik bertanya dengan bingung.
Menyadari pertanyaannya yang ambigu, Ali kembali bertanya kepada Prilly, "Balik ke sini. Temuin gue lagi. Kapan?"
Prilly tersenyum simpul menanggapinya. "Gue masih belum tau bakal bisa balik kapan. Yang pasti, gue akan usahain untuk balik secepatnya."
Sontak Ali merentangkan kedua tangannya lebar. Saat gerakan tangannya hendak meraih tubuh Prilly untuk didekapnya, tiba-tiba Ali tersadar. Ia tersadar bahwa dunia antara dirinya dengan Prilly sangat berbeda. Ia tidak dapat menggapai Prilly begitu saja.
Seketika raut wajah Ali berubah murung kala menyadari hal itu. Dengan senyuman kecutnya, ia berkata lirih, "Gue lupa. Lagi."
Prilly membalas dengan senyuman tipisnya lalu menggeleng seolah tersirat makna di dalamnya bahwa itu tak masalah.
Ali menundukkan kepalanya dalam. Saat ia kembali mendongak, entah atas dasar apa, matanya langsung tertuju ke bibir mungil Prilly yang warnanya tidak lagi secerah saat ia masih hidup.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost
FanfictionOh, sial! Siapa yang melakukan ini padaku? Lihatlah betapa teganya ia melakukan ini padaku! Apa kesalahanku padanya? Kenapa ia bisa melakukan hal yang mengerikan itu padaku? Andai saja ada yang bisa membantuku mengatasi masalahku kini. Sungguh bahag...