Chapter 19

4.3K 422 75
                                    

Karena udah nyampe target,, yuk dilanjuttt!!! Haha... Cepet bgt nyampeknya... Terima kasihh...

btw, HAPPY READING !!!

--Maaf kalo hancur--

.

.

.

.

.

"WHAT?!?"

"Gak usah teriak-teriak juga kali!" balas Ali sembari mengelus pelan telinga kanannya yang terasa pengang akibat pekikan Prilly.

"Lo bohong, kan?" tanya Prilly yang tidak percaya akan penjelasan Ali.

"Apa untungnya kalo gue bohong?" ucap Ali balas bertanya dengan raut yang amat meyakinkan. "Lo gak percaya?"

"Gue cuma... gak nyangka."

"Lagian nih ya, penjelasan gue itu juga sesuai dengan apa yang lo liat," jelas Ali. "Sekarang tugas kita adalah menyelidiki mereka."

***

Prilly terus menatap Ali yang tengah sibuk dengan ponsel di telinganya. Ia menatap Ali dengan harap cemas. Berharap ada jawaban dari seberang sana dan cemas apabila ia tidak mendengar balasan dari orang yang ada di ujung telepon. Walaupun sebenarnya Prilly sedikit takut bila mendengar suara orang itu nanti.

"Halo?"

Tubuh Prilly mendadak kaku. Ia ingin mendekat ke arah Ali, tetapi ia terlalu takut.

"Gimana?" bisik Prilly tanpa suara.

Ali menjauhkan ponselnya dari telinga lalu menatapnya sekilas. "Belum gue telpon ternyata."

Prilly berdecak kesal. Ia dikerjai ternyata. "Dasar ya lo! Cepetan nelpon! Biar urusan gue ini cepet selesai!"

Pemuda itu menghela napas lelah. Lalu kembali menggerakkan jemarinya di atas layar ponsel.

Suara nada sambung terdengar begitu mengerikan di telinga Prilly. Gadis itu memang menyuruh Ali sebelumnya untuk mengaktifkan loudspeaker ponselnya agar Prilly juga dapat mendengar balasan dari ujung sana. Lebih tepatnya, ia tidak ingin dikelabui lagi oleh Ali.

"Halo?"

"Dijawab, Li! Dijawab!!" seru Prilly girang.

"Tau gue," balas Ali pelan.

"Halo?" Suara berat di ujung telepon kembali terdengar.

"Halo, Ga. Lo di mana?" tanya Ali membuka percakapan. Oh, lebih tepatnya membalas.

"Emang kenapa, Li?"

"Gak ada apa-apa, sih. Cuma nanya doang. Lo di mana?"

"Di rumah cewek gue nih."

"Oohh..." Ali mendongak menatap Prilly lalu menggerakkan mulutnya bertanya 'denger kan lo?' yang dibalas anggukan oleh Prilly.

"Halo? Li?"

"Eh, iya. Halo.."

"Lo beneran gak ada perlu sama gue?"

Ali menatap Prilly seolah memberi kode apa yang harus ia tanyakan. Gadis itu hanya menggeleng bertanda tidak ada lagi yang harus dipertanyakan.

"Oh, iya. Gak ada kok. Gue lagi suntuk aja. Jadi main nelpon orang aja. Hehe.. Maaf ya udah ganggu waktunya.."

"Ooh.. Ya udah kalo gitu. Gue tutup, ya? Bye!!"

My GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang