"Ka !!" panggilan naura mengejutkan lamunan naufal, lalu dia menoleh ke arah naura.
"Kamar naura dimana??"
"Di atas, disebelah tempat baca" naufal menoleh mengikuti arah tangannya sebagai petunjuk dimana kamar naura berada.
Naura mengangguk, lalu berjalan mengikuti arah yang dtunjukkan oleh naufal. Meninggalkan naufal dan mbo darmi diruang keluarga.
"Mbo...makasih ya" ujar naufal setelah naura menjauh darinya dan sudah berada dilantai dua, dikamarnya.
"Makasih kenapa mas ?"
"Makasih...soalnya udah mau ngebantu naufal, udah mau ngejaga rahasia soal naura"
"Mas naufal ga usah khawatir, semuanya akan baik-baik aja kok...soal neng naura...mas naufal, suka ya sama neng naura ??"
"Ga kok...mana bisa suka, naufal aja ga tau siapa dia"
"Kalo ga suka, kenapa mas naufal bawa neng naura kesini ?? Kenapa mas naufal, ga bilang kalau mas naufal ga kenal dia ?" ujar mbo darmi sambil memberikan senyuman meledek kepadanya.
"Itu karena..."
"Kak naufaaaaaaallll"
Teriakan naura membuat naufal tidak melanjutkan ucapannya. Dia memutarkan kepalanya setengah ke belakang, mendongak keatas. Melihat naura yang berjalan terburu-buru dilantai dua. Naura berjalan menuruni anak tangga lalu berdiri disamping naufal.
"Kenapa?"
Naura terdiam, bingung mau bertanya apa.
"Kenapa?"
Naufal mengulangi pertanyaannya. Melihat wajah naura yang terlihat bingung.
"Kak...kok dikamar naura, ga da pakaian naura sih?? Ga ada baju, rok, celana, hmmmm..."
Celana dalam, HB...maksudnya, kacamata cewek...tau kan?? Masa sih aku juga harus nanya soal itu sama kak naufal?? Malu kannn... Batin naura
Ya ampppuuunnn...kok aku bisa lupa ya, soal pakaian-pakaian cewe ?? Haduuuuhhh gimana ni ?? Batin naufal.
Kini giliran wajah naufal yang terlihat bingung. Ia melirik mbo darmi seakan meminta bantuannya, tapi...mbo darmi yang mengerti isyarat majikannya, malah sengaja meninggalkan mereka berdua dengan senyuman meledek kepada majikannya, naufal.
Naufal lupa membeli pakaian-pakaian cewek untuk naura, padahal dia sudah merenovasi ruang kerjanya menjadi kamar naura dengan dinding bercat warna pink, meja rias, pernak-pernak untuk cewek dikamar, tumpukan boneka dikamarnya. Semuanya sudah dia sediakan, seakan kamar yang direnovasi itu benar-benar kamar milik naura. Tapi, kenapa dia bisa sampai lupa soal pakaian cewek??
"Kak??"
"Eh...iya iya..." kaget naufal.
"Kemarin kakak sudah bilang kan sama kamu, kalau ini pertama kalinya kamu datang ke jakarta. Jadi tidak ada pakaian kamu disini...dan soal pakaian kamu yang kamu bawa dari kampung...kakak tidak menemukannya waktu kamu kecelakaan" naufal memberikan penjelasannya kepada naura dengan setenang-tenangnya, berharap naura percaya kepadanya. Sesuai dugaannya, naura percaya kepadanya dan hanya mengangguk-angguk.
"Ya udah...ayo kita belanja buat beli pakaian kamu" naufal beranjak dari duduknya, naura menahan tangan naufal untuk tidak melanjutkan langkahnya.
"Aku aja deh yang beli"
Gimana mungkin, aku beli pakaian dengan kak naufal. Aku kan juga harus beli daleman-daleman aku. Meskipun dia kakakku, biar bagaimanapun dia tetap cowok !!

KAMU SEDANG MEMBACA
Naura [Complete]
Fiksi RemajaHai !!! Namaku Naura, Naura Reynand. Aku tidak tau itu nama asliku atau bukan. Yang pastinya seseorang memanggilku Naura, saat aku terbaring dirumah sakit satu bulan yang lalu. Dia adalah kakakku, Naufal Reynand.