Naufal POV
Aku mondar-mandir didalam kamar ku sendiri, gelisah memikirkan kata-kata yang aku ucapkan tadi kepada Naura satu jam yang lalu. Apa Naura akan marah padaku, setelah apa yang aku ucapkan tadi ??!! Dasar bodoh !!! Tentu saja dia akan marah !!! Perempuan mana yang tidak marah jika seseorang menyebutnya perempuan murahan ??
Aaaaaaaaaaa
Aku mengacak-acak rambutku, kesal. Apa Naura akan mendiamiku selama beberapa hari seperti sebelum-sebelumnya dia marah kepadaku hanya karena komik ??
Aku membanting diriku keatas kasur, berusaha memejamkan mataku untuk tidur. Tapi, tetap saja aku tidak bisa tertidur. Meskipun rasa kantuk menyerangku dengan hebatnya.
Aku selalu teringat kata-kata yang tadi aku ucapkan kepada Naura.
Perempuan Murahan
Perempuan Murahan
Aku memiringkan posisi badanku ke kiri, bosan...aku kembali memiringkan ke kanan. Bosan...beberapa menit bosan dengan kerjaanku aku mengganti posisi badanku kekiri ke kanan.
Ckleeeekk !!
Aku menghentikan kegiatanku, melihat seseorang yang baru saja membuka pintu kamarku dari luar.
Degh !!!
Jantungku berdegup kencang, melihat Naura, adik tersayangku itu masuk kedalam kamarku dengan mata terpejam sambil memeluk bantal guling yang dia bawa dari kamarnya. Pasti dia tidur sambil jalan lagi....
Naura merebahkan tubuhnya dikasur disebelahku sambil memeluk bantal gulingnya, lalu tidur membelakangiku.
Aku tersenyum melihat punggungnya yang tidak begitu jauh dariku. Aku menunggu beberapa menit, hingga Naura benar-benar tertidur pulas.
Pelan-pelan aku mendekati punggung Naura dan membalikkan tubuh Naura menghadapku, kusingkirkan bantal guling kesayangannya. Membiarkan dirinya memelukku dan menganggapku seperti bantal gulingnya. Hanya ini yang bisa aku lakukan selama dia menjadi adikku, memperhatikannya selama dia tidur didekatku.
"Maafkan kakak, Naura... maafkan kakak" ucapku lembut sambil membelai wajahnya dan menepikan poninya yang berusaha menutupi wajah polosnya.
Jemari-jemariku menyentuh lembut bibir mungilnya, ada sedikit luka disudut bibirnya. Apa tadi aku menggigitnya, saat menciumnya dengan kasar ??
Hatiku terasa perih melihat luka kecil disudut bibir Naura, luka yang kubuat dengan kasar.
Perlahan-lahan aku mulai mendekatkan bibirku ke bibir mungilnya. Ku kecup bibir atas dan bawah secara lembut. Hanya ini yang bisa aku lakukan selama menjadi kakaknya, menciumnya secara diam-diam saat dia tertidur dikamarku. Tidak kuduga, Naura membalas ciumanku. Tapi...apa ini kenyataan saat dia membalas ciumanku ?? Atau...aku hanya bermimpi ?? Atau...Naura sedang bermimpi mencium seseorang ?? Tapi, terasa nyata bagiku...dapat kurasakan basah disekitar bibirku akibat permainan lidahnya.
Dia menggeliat, mengganti posisinya. Sehingga memaksaku untuk berhenti menciumnya. Yaaahhh...ternyata...sepertinya dia sedang bermimpi, bermimpi mencium seseorang. Siapa ? Siapa yang dia cium dalam mimpinya ?? Aku ?? Atau....
Akibat perkataanku semalam dan Naura yang membalas ciumanku tanpa kesadarannya, membuat ku tidak bisa tertidur seharian ini. Sampai paginya aku melihat Naura keluar dari kamarku dengan mata terpejam dan membawa bantal gulingnya. Wajah polosnya saat tertidur sama sekali tidak menunjukkan dia marah padaku, seakan-akan dia tidak ingat apa yang aku katakan semalam.
Perempuan Murahan ?? Oh No !! Tidak ada yang boleh mengatakan Naura perempuan murahan, termasuk diriku !! Ingat itu Naufal !!
Mungkin saja saat ini, Naura tidak marah dengan ucapanku semalam. Tapi, besok ?? Apa dia tidak akan marah saat aku mengatakannya lagi, perempuan murahan...tentu saja dia akan marah !! Dasar bodoh !! Anggap saja hari ini hari keberuntunganmu Naufal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naura [Complete]
Fiksi RemajaHai !!! Namaku Naura, Naura Reynand. Aku tidak tau itu nama asliku atau bukan. Yang pastinya seseorang memanggilku Naura, saat aku terbaring dirumah sakit satu bulan yang lalu. Dia adalah kakakku, Naufal Reynand.