Brukkk...
Ia menabrak seseorang. Emma terjelembab ke lantai, Emma sedikit merintih, ia mendongak melihat siapa yang ia tabrak, ketika itu mata Emma seketika membundar, ia sangat kaget.
"Siapa kau?" Suara itu membuat tubuh Emma gemetar.
***
Tubuh Emma masih gemetaran.
"Apa yang sedang kau lakukan?" Suara itu kembali muncul.
Mate berlari menuju Emma lalu berjongkok. "Apa yang kau lakukan?" Bisiknya sambil membantu Emma berdiri.
"Mate?"
"Mr. Fredrick?" Mate menatap orang di depannya. "Apa yang sedang anda lakukan disini?"
Mr Fredrick melirik tas yang ia bawa. "Ayahmu mengundangku untuk memeriksa kesehatannya, apa dia ada di ruangan?"
Mate mengangguk. "Tentu." Ia menghela nafas lega "Di sebelah sana." Mate meninjuk arah ruangan ayahnya. Setelah Mr Frdrick pergi. Ia memalingkan pandangannya pada Emma. "Apa yang kau lakukan? Kau ini ceroboh sekali!" Bentaknya pada Emma.
Badan Emma masih lemas, begitu menatap mata Mate dengan tidak sengaja, ia tersadar sesuatu. "Kau! Siapa kau sebenarnya?" Emma melangkah mundur, menjauhi Mate, ucapannya terbata-bata. "Kau! Boneka-boneka itu!" Emma menunjuk kearah dapur nafasnya masih tak beraturan. "Me-mereka hidup." Emma masih gemetar.
Mate menarik tangan Emma menuju kamarnya, ia menarik Emma masuk dan menutup pintunya. "Shuut.. jangan keras-keras, nanti kau akan menarik perhatian mereka." Mate mulai serius, ia menghela nafas dalam-dalam. "Sebenarnya.." Mate mendongak ke atap mencoba mencari kata yang tepat untuk memberitahu siapa dirinya. Mate menelan ludah. "Aku adalah cucu dari Mr. Felix." Mate terlihat putus asa.
Hening seketika. Mate terlanjur basah untuk terus menyembunyikan identitasnya. Mate benar-benar takut kalau Emma berubah pikiran dan memilih pulang pada ibunya bahkan yang lebih parah Mate takut kalau Emma menyebarluaskan identitas ia yang sebenarnya. Pikiran Mate sudah merambat kemana-mana. Ia mulai terlihat kacau.
Emma hanya diam, menimbulkan keheningan sesaat, detik kemudian ia mulai angkat bicara. "Siapa itu Mr Felix? Pasti kakekmu ya?"
Mate hampir saja mati konyol, bagaimana mungkin Emma tidak tahu siapa Mr Felix, apa kakeknya tidak benar-benar terkenal sebagai legenda? Buktinya masih ada orang yang tidak tahu siapa Mr Felix. Mate sampai tidak habis pikir.
Mate mengacak rambutnya, ia menghela nafas pasrah. "Aku, lupa kalau kau bodoh." Ucapnya singkat lalu pergi keluar.
Emma mematung menatap punggung Mate yang menghilang dibalik pintu. Ia benar-benar tidak mengerti.
"Memangnya siapa Mr Felix? Tokoh sejarah? Oh.. atau ternyata Mate ini adalah keluarga kerajaan, kalau begitu Mr Felix itu adalah suami dari ratu Elisabeth, tapi, tapi dia bukan saudara pangeran carles. Iih bagaimana sih? Aku jadi bingung." Emma ikut-ikutan mengacak rambut.
***
Lorong panjang di istana Mate benar-benar gaduh saat suara hentakan kaki Mate terdengar mengetuk-ngetuk lantai. Ia berjalan tergesa-gesa menuju tempat yang di tunjuk Emma. Mate sampai di dapur, ia melihat para pelayannya sedang sibuk membuat makanan. Mate bergumam mencemooh Emma, Mate berpikir gadis itu adalah gadis paling polos di dunia ini, bahkan saking polosnya ia terkesan.. (kalian dapat menyimpulkannga sendiri) Mate berdehem, membuat semua pelayannya menoleh padanya.
"Tuaaan.."
"Tuan."
"Hai tuan.."
"Selamat pagi tuan."
![](https://img.wattpad.com/cover/52010670-288-k253532.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Dolls God
FantasyBagaimana jika seseorang memiliki hobi mengoleksi roh manusia? bagaimana hal itu bisa terjadi? Mr. Felix memiliki hobi gila itu, ia mulai menemukan hobinya pada tahun 1937, berawal dari tewasnya seorang gelandangan di depan rumahnya ia mulai merasa...