Kembali

122 11 3
                                    

"Mateeee..." seorang gadis berlari kearahnya sambil menangis. "Jangan lakukan itu padanya.. Biarkan aku saja."

Bruugg ..

Sayang, kepala Mate sudah terpisah dengan tubuhnya. Darah memuncrat kemana-mana.

"Tidaaaaaaak..." gadis itu terkejut dan tak bisa kendalikan diri.

Mate terbangun, "Mimpi, ah tidak, rasa ini menyiksaku." Mate masih kacau, jaring yang memuat Mate bergerak karena Mate mengubah posisi tubuhnya.

Dibalik itu, Emma kembali menangis malam ini, ia bermimpi buruk.

"Mate.." suaranya purau.

***

Aroma embun mulai tercium sejuk, udara pagi yang bersih dan dingin juga menyegarkan berhasil membangunkan Mate dari tidurnya yang terasa seperti di neraka. Ia menggeliat, mencoba meregangkan ototnya.

Jaring yang memuat dirinya bergerak.

"Ah.. Siapapuuun.. Tolong aku." geram Mate. Ia tampak pucat, karena kedinginan dan juga kelaparan. "Tidak adakah seseorang yang melewat kearah sini?" dirabanya perutnya yang keroncongan. "Ah.. Konyol jika aku mati kelaparan disini." ia coba bergerak mengayunkan jaring perangkapnya, lebih keras dan keras. Jaring itu bergerak berayun-ayun.

Mate mencoba berdiri namun perangkap jaring itu menahan kepalanya. Ia kembali mencoba mengayun2 dirinya, ada ranting yang hendak ia raih. "Ah.." desahnya. "Ehmm." tangannya hampir saja mencapai ranting itu."argh!" ia kesulitan mencapainya. Perutnya semakin keroncongan, tubuhnya terasa lemas sekarang. "Oke..oke.. Aku menyerah!" erangnya kesal. Walaupun lemas ia masih tak mau menyerah, Mate masih mencari cara untuk dapat keluar dari perangkap itu.

Matahari perlahan muncul dan Mate masih tetap berada di dalam perangkap.

"Oke.. Sebentar lagi akan ada orang yang melihat hasil buruannya. Semoga saja orang itu tidak terlalu lama." Mate sibuk membujuk dirinya sendiri. "Baiklah, aku akan tidur disini." ia memejamkan mata namun dalam sekejap matanya kembali terbelalak. "Ahh.. Mimpi ituu .. Aku tidak ingin lagi." keluhnya. "Tunggu, aku mimpi? Di tempat seperti ini aku masih bisa bermimpi? Hahahaha." ia tertawa sendiri. Ia sepertinya sedikit frustasi.

***

Pagi mulai datang, matahari sudah di atas tombak, Mate bersemangat karena ia mendengar suara langkah kaki mendekat padanya.
Mate mengubah posisinya, ia tak sabar melihat siapa yang akan menyelamatkannya.

"Siapa kau?" Suara seseorang terkejut dibawah sana.

Mate menatap dingin orang itu lalu tertawa keras, ia terus menatap orang itu dari atas dan ia terus tertawa membuat orang itu kebingungan.

"Kenapa kau bisa berasa di dalam jaringku?"

Mate masih geli, "Haha.. oke oke, jadi begini..." kruuuk... Suara perutnya tiba-tiba terdengar. "Ah, bagaimana kalau kau turunkan aku dulu?"

Seseorang itu meruntuki nasib buruannya. "Enak saja! kau harus mengganti rugi. Karenamu, hari ini aku jadi tidak mendapat apa-apa selain tubuhmu yang tidak enak itu."

"Hey.. anak muda, aku akan mengganti 10x lipat dari kerugianmu, asal cepat kau turunkan aku dari sini." Kata Mate.

Dengan waktu berpikir yang panjang akhirnya pemuda itu menurunkan jaringnya dan mengeluarkan Mate dari perangkap.

"Bagaimana bisa kau berada di jaringku?" Pemuda itu kesulitan bicara saat memutus tali jaring.

Mate menggerakkan badan untuk melepaskan diri dari jaring. "Aku bilang nanti saja ceritanya, sekarang perutku terlalu lapar untuk banyak bicara. Nah.. anak muda apa kau punya persediaan makanan untuk kupinta?"

The Dolls GodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang