Aku hanya memberikan peringatan.
Seratus juta orang tinggal dan bersama - sama menulis. Menulis sesuatu yang tidak bisa diraba. Menulis di atas kertas-ambang perasaan dan kenangan. Kertas itu diberi sebutan Pulau Jawa.
Pulau Jawa duduk di atas dua lempengan yang membentuk subduksi megathrust. Dua. Pertama Lempeng Indo - Australia dan kedua Lempeng Euroasia.
Duduk bagaikan jeli. Namun, apabila tempat yang ia duduki bergerak, maka ia ikut bergerak. Itulah dimana sebuah bencana Gempa Bumi terjadi.
Terdapat beberapa kota yang memang menjadi andalan alam untuk merasakan itu. Kurang lebih Sukabumi, Bogor, Bandung, Tasikmalaya, Ciamis, Cilacap, Kebumen, Purwerejo, DI. Yogyakarta, Malang, Pacitan, dan Banyuwangi.
Mengapa menjadi daerah andalan? Karena kota - kota itulah yang sangat dekat atau bahkan tepat di bawahnya dengan Seismic Gap. Apa Seismic Gap itu? Seismic Gap adalah daerah yang belum sama sekali terjadi 'The Big One' atau bahasa mudahnya Gempa Utama yang melepas semua tekanan energi subduksi yang ditahan selama ratusan atau bahkan ribuan tahun.
Jakarta? Tenang, Jakarta tidak memiliki Subduksi atau Patahan aktif di dekatnya. Tapi, Jakarta sangat rentan dengan kehancuran yang sangat luar biasa. Tokyo, Ibukota negara Jepang ini berada lebih dari 300 Kilometer dari pusat gempa Tohoku yang terjadi pada Sebelas Maret 2011. Gempa dengan kekuatan Sembilan dalam Magnitude Moment (Mw) ini mengguncang Tokyo dengan luar biasa. Kiranya seperti ini,
Kemudian apa kaitannya penjelasan Jakarta tadi dengan apa yang terjadi di Tokyo? Kaitannya dengan jarak. Jarak patahan terdekat dengan Jakarta adalah berkisar 60 km dari Pusat Kota. Patahan ini diberi nama Sesar Cimandiri yang memanjang dari Pelabuhan Ratu hingga sekitar daerah Puncak dan Sukabumi atau bahkan menyambung dengan Sesar Lembang di Bandung. Patahan ini memiliki potensi melepas gempa dengan kekuatan maksimal 7 (Tujuh) Mw. Kemudian, Jarak Jakarta dengan Lempeng Subduksi terdekat kurang lebih sekitar 150 - 200 km Tepatnya berada di Selat Sunda dan selatan pesisir jawa bagian barat. Dengan potensi menimbulkan gempa sebesar 9 (Sembilan) Mw.Dapat disimpulkan bahwa apabila Tokyo yang jaraknya kurang lebih tiga ratus kilometer dari pusat gempa masih merasakan guncangan yang sangat besar. Bagaimana dengan Jakarta yang jaraknya kurang dari seratus kilometer?
Saya sekarang adalah mahasiswa teknik geologi di salah satu universitas di Yogyakarta. Selama saya studi banyak hal yang dapat memengaruhi daya rusak gempa bumi. Memang benar semakin jauh suatu tempat dari pusat gempa, maka getaran yang dirasakan semakin melemah. Namun, beberapa kondisi tanah yang kita pijak dapat memperkuat getaran tersebut.
Bagi kalian yang tinggal di suatu tempat dengan lapisan tanah berupa hard bedrock, kalian cukup beruntung. Namun, apabila kalian tinggal di tanah yang berupa lapisan aluvium (dekat dengan pantai atau pinggiran badan air), sebaiknya pikirkan mitigasi bencana yang terbaik. Ingat Palu 2018?
Last word, Drop, Cover, and Hold on. This will rock your ass very hard.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKENARIO JAWA
Science FictionKEMBALI KE WATTPAD! NASIONALISME MENGALIR DERAS. Tidak ada yang bisa menyelamatkan suatu hal tanpa mengenalnya terlebih dahulu. Tapi, bagaimana bila menyelamatkan suatu benda besar yang dihinggapi oleh berbagai macam bentuk hama? Dan, beberapa ham...