Perasaan di pagi itu sangatlah berbeda. Takut, tidak tahu mengapa mendominasi. Apalagi aku takut sekali dengan berbicara yang terpeleset. Mungkin saja di dalam mobil ini Kelvin melakukan rem mendadak dan bisa saja aku latah mengeluarkan suatu kata yang membuat dirinya kaget, atau bisa saja langsung membunuhku. Wah, akan lebih baik sekarang aku diam dan berpikir hal – hal yang baik.
"Bapak yakin dia bisa menjadi asisten?" Kelvin membuat diriku semakin geram.
"Yakin, CV tidak bisa memutar balik fakta," Balas Maheswara dengan yakin.
"Coba saya tes, Rolan!" Kelvin memanggilku dengan keras.
Aku lepaskan earphone yang sebenarnya tidak aku colok ke ponsel, "Iya, kenapa?"
"Jelaskan kepadaku kenapa gempa di Aceh pada tahun 2004 berdurasi delapan menit?" Kelvin bertanya.
"Dari data yang diperoleh, lempeng yang meletus sepanjang 1300 kilometer dari lepas pantai Aceh bagian selatan ke arah Kepulauan Andaman, setelah diketahui bahwa gempa itu berdurasi sekitar delapan menit, maka kecepatan lempeng subduksi itu sekitar 2 – 2,8 kilometer per detik. Hanya sedikit permainan matematika sebenarnya," Jelasku secara perlahan.
Kelvin seperti mengangkat alis ke Maheswara, "Jelaskan secara detail dong, anak SMP juga bisa menjawab seperti itu."
Aku sedikit kaget saat Kelvin bertanya tentang mekanismenya, "Situ bisa menerima nggak? Nanti kalau sudah dijelaskan malah bingung."
"Tenang, asal kau tahu Lan, dia ini dahulu mahasiswa geofisika yang di-drop out," Seru Maheswara sambil menengok ke belakang.
"Wow, baiklah kalau begitu." Setidaknya pemahaman mahasiswa geofisika dan geologi sama.
"Sudah cepetan!" Kelvin menggalak.
"Oke, gempa Sumatra tahun 2004 berada di Sunda Megathrust yang memanjang dari Selat Sunda hingga ke Pesisir Utara Pulau Sumatra. Peneliti sudah lebih terfokus akan seismic gap yang berada di sekitar lepas pantai Kepulauan Mentawai, karena mereka meneliti siklus koral sejak dulu dan memiliki rekaman jelas akan gempa yang terjadi pada masa lalu, sebut saja Gempa Sumatra pada 1797 dan 1833 yang masing – masing berkekuatan 8,4 dan 8,8," Jelasku dengan mengulas sejarah kelam kegempaan di Pulau Sumatra.
"Aku bertanya tentang mekanisme, bukan sejarah." Sekarang aku mengerti, Kelvin adalah sosok yang kritis.
"Sebentar, saya merasa kurang pas kalau tidak menjelaskan sejarahnya," Tuturku. Kemudian aku mengambil nafas kembali, "Penelitian yang dilakukan benar dan sesuai fakta bahwa daerah Bengkulu hingga Pulau Siberut sangat berpotensi akan gempa dan tsunami besar hingga sekarang, namun mereka melupakan sisi utara dari Sunda Megathrust yang sama sekali belum diketahui jejak gempa besar di daerah itu. Pada 26 Desember 2004, pukul 07.58 WIB, Lempeng Euroasia yang berada di Pesisir Selatan Aceh hingga Kepulauan Andaman melepas semua tekanan hunjaman Lempeng Indo - Australia. Tekanan yang mungkin tersimpan selama ratusan atau bahkan rIbuan tahun terlepas pada saat itu dan menyebabkan getaran selama delapan menit." Buat seorang seismolog, penjelasan di atas seperti makanan sehari – hari.
"Apakah kamu tahu gempa terakhir di kawasan itu sebelum tahun 2004?" Tidak tahu mengapa sekarang Maheswara yang bertanya.
"Tentu, saya baca di laporan penelitian Bapak! Bapak menyatakan bahwa menemukan suatu goa yang ternyata merekam gempa historis daerah itu pada tahun 2011 bersama berbagai peneliti di Seluruh Dunia. Dan hasilnya terdapat 2 gempa besar pada tahun 1393 dan 1439 yang sangat mungkin sekali berkekuatan di atas delapan," Jelasku dengan excited saat menyadari bahwa dia adalah salah satu yang membantuku lulus, walaupun dia adalah musuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKENARIO JAWA
Science FictionKEMBALI KE WATTPAD! NASIONALISME MENGALIR DERAS. Tidak ada yang bisa menyelamatkan suatu hal tanpa mengenalnya terlebih dahulu. Tapi, bagaimana bila menyelamatkan suatu benda besar yang dihinggapi oleh berbagai macam bentuk hama? Dan, beberapa ham...