Keheningan sempat terjadi. Aku berkontak mata dengannya melalui cermin depan dan aku memberanikan diri untuk berbicara, "Tidak, Pak Maheswara tidak pernah membahasnya."
"Tentu, mungkin karena kau baru," Balasnya dengan kembali fokus berkendara.
"Jadi, penyebab kita tidak pulang dengannya adalah seseorang bernama Daniel?" Tanyaku perlahan demi menghilangkan kecurigaan.
"Iya, sudah biasa seperti itu." Kelvin menjawabnya dengan dingin.
"Bisa lu jelasin lebih lanjut soal Daniel?" Tanyaku mendekat ke arahnya.
"Nanti saja kalau sudah sampai," Balasnya dengan suasana yang mencengangkan.
"Oke." Aku mundur dan mengusap tanganku yang dingin—terselubungi oleh kegugupan.
Mobil terus melaju dan mendekat dengan rumah Mahewara. Aku hanya bisa terdiam mengikuti suasana yang menjadi aneh di dalam mobil itu. Tapi, sepertinya hanya aku saja yang bisa merasakan semua ini.
"Jadi, siapa itu Daniel?" Aku langsung menembak Kelvin dengan pertanyaan saat dia baru keluar dari mobil.
Dia terdiam melihatku dan menekan tombol kunci mobil, "Ikut gue."
Aku mengikuti Daniel ke dalam rumah. Selama perjalanan menuju tempat yang ia ingin tunjukan selalu di selingi dengan menyalakan lampu setiap ruangan. Diriku hanya bisa berjalan sambil mengatur nafas—terasa sangat berdebar di dalam dada. Akhirnya dia berhenti di balkoni yang mengarah ke jalanan depan rumah.
"Di sini kayaknya enak," tuturnya sambil menyalan rokok alami.
"Yaudah," Balasku sambil duduk.
"Mau?" Kelvin menawari rokok.
Seharusnya aku mengurangi, namun dengan keadaan seperti ini, "Boleh satu."
"Daniel itu adalah teman seperjuangan Bapak," Balasnya sambil memberikan seputung rokok padaku.
"Satu kuliah?" Tanyaku dengan korek yang membakar rokok.
"Satu kampus, satu organisasi, namun beda fakultas," Tuturnya dengan asap yang menyembul perlahan.
"Kemudian?" Tanyaku kembali.
"Mereka berdua berkeja dalam satu perusahaan minyak, kemudian keluar dan melakukan kerja sama dalam membangunan satu kilang minyak di sekitar Kalimantan." Semburan asap keluar bersamaan dengan penjelasan yang diutarakan.
"Memang Daniel kuliah di fakultas apa?" Tanyaku.
"Dia Manajemen," Jawab Kelvin.
"Okay, gue mengerti sekarang," Balasku dengan perasaan senang mendapatkan informasi baru.
"Kemudian, mereka berdua menjadi pemuda yang sukses, namun semua berubah pada krisis 1998." Dia menjawab sambil menginjak rokok yang jatuh dari tangannya.
"Apa yang terjadi pada 1998?" Tanyaku dengan Kelvin.
"Semakin terpuruknya dollar, membuat pengembang meninggalkan kilang minyak di Kalimantan, kemudian mereka berdua ditipu habis – habisan bahkan dijebak hingga akhirnya mereka menjadi bangkrut," Jelas Kelvin dengan jelas.
"Mungkin dengan terpuruknya dollar para pengembang memang akan keluar, tapi apa yang membuat dia ditipu habis – habisan?" Tanyaku dengan spesifik agar mendapatkan informasi yang lengkap.
![](https://img.wattpad.com/cover/47617898-288-k420611.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SKENARIO JAWA
Научная фантастикаKEMBALI KE WATTPAD! NASIONALISME MENGALIR DERAS. Tidak ada yang bisa menyelamatkan suatu hal tanpa mengenalnya terlebih dahulu. Tapi, bagaimana bila menyelamatkan suatu benda besar yang dihinggapi oleh berbagai macam bentuk hama? Dan, beberapa ham...